MONITOR, Jakarta – Dalam upaya peningkatan Sumber Daya Manusia di daerah tertinggal, Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Samsul Widodo mendorong peningkatan kualitas pendidikan di daerah tertinggal melalui asrama siswa dan rumah tinggal guru di daerah tertinggal.
Keadaan di daerah tertinggal dimana jarak sekolah jauh, infrastruktur belum sepenuhnya tersedia, jumlah pendidik belum mencukupi, maka diperlukan sekolah berasrama untuk menampung peserta didik yang tinggalnya jauh dari satuan pendidikan.
Samsul menekankan pentingnya pengelolaan asrama yang berstandarisasi, selain itu perlu penguatan management asrama supaya tidak sebatas bangunan saja tapi meningkatkan kualitas siswa.
“Bagaimana manajemen asrama ini bisa jadi lebih baik dan ada standar. Kedua, bagaimana DAK Transportasi Perdesaan bisa mendukung untuk kebutuhan transportasi sekolah/bus sekolah. Ketiga, bagaimana supya asrama sekolah lebih fungsional. Apakah jadi asetnya Pemda atau desa. Kalau aset desa bisa menggunakan dana desa,” ujarnya saat menjadi narasumber dalam acara Rapat Koordinasi Pengembangan Sumber Daya Manusia Bidang Pendidikan dalam Rangka Optimalisasi Pemanfaatan Asrama Siswa dan Rumah Tinggal Guru, di Manhattan Hotel Kuningan Jakarta pada Senin (2/12).
Samsul menjelaskan, sulitnya jangkauan siswa di daerah tertinggal untuk mencapai sekolahnya, maka perlunya DAK afirmasi untuk moda transportasi perdesaan itu digunakan untuk bus sekolah, beli truk, angkutan perdesaan, angkutan anak sekolah. Bagaimana bisa dikombinasikan, dan mendorong moda transportasi ini bisa diberikan pada desa-desa, harapannya bisa membantu anak-anak untuk mencapai sekolah dari rumahnya.
“Kedepan juga mendorong mahasiswa-mahasiswa KKN untuk melakukan pembinaan pada saat awal-awal asrama sekolah itu dibentuk. Universitas-universitas mengembangkan KKN Tematik sehingga mereka bisa melakukan pendampingan dalam pengembangan asrama sekolah,” terangnya.
Samsul melanjutkan, masalah kekurangan guru misalnya, pihaknya mengembangkan sistem pembelajaran bekerjasama dengan quipper dan zenius, supaya satu guru bisa hendle 3 kelas tapi dengan teknologi, walaupun tidak ada guru proses belajar mengajarnya tetap berlangsung. Tambahnya, kalau asrama sekolah tidak ada sinyal di sekolah itu, bisa koordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika.
“Perlunya kolaborasi lintas sektor bagaimana asrama sekolah ini bisa optimal dan berkembang. Bagaimana kebutuhan daerah tertinggal ini bisa terwujud,” pesannya.
Kedepan lebih intensif untuk kolaborasi sehingga kualitas pendidikan meningkat. Samsul mengatakan banyak potensi yang bisa dikembangkan dari dana desa. Tahun depan tiap desa mendapat Rp 1,5 Milyar dana desa yang bisa digunakan untuk tingkatkan kualitas pendidikan.
Dalam konten dana desa boleh bangun PAUD, boleh bayar guru PAUD, boleh mengirimkan guru PAUD supaya bisa ditraining. Dan dibantu sebagian insentif kepada sebagian guru PAUD untuk mengikuti pendidikan D1 dengan Universitas Terbuka, supaya mereka punya kompetensi untuk jadi guru PAUD.
“Dana desa 2020-2024 itu Rp 400 Triliun, yang dipilih masyarakat adalah pembangunan PAUD padahal sebenarnya mestinya asrama-asrama sekolah bisa menjadi pilihan,” ungkapnya.
Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal, melalui Direktorat Pengembangan Sumber Daya Manusia, dalam 4 tahun terakhir ini membangun asrama sekolah di daerah tertinggal.
Sejalan dengan hal tersebut, Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia, Yusran mengatakan daerah tertinggal sebagian besar berada di remote area jarak antara pemukiman dan sarana pendidikan terbilang cukup jauh, dengan membangun asrama siswa dan guru mendekatkan dengan sarana pendidikan untuk meningkatkan harapan sekolah, partisipasi sekolah serta meningkatkan indeks pembangunan manusia.
“Kemendes PDTT melalui Ditjen PDT telah melakukan pembangunan ruang kelas siswa di kabupaten tertinggal, pada tahun 2015 di 13 kab, 2016 di 9 kab, 2017 di 11 kab, 2018 di 15 kab, dan 2019 di 15 kab. Sedangkan untuk pembangunan asrama pada 2016 sebanyak 1 unit, 2017 ada 5 unit, pada 2018 terdapat 10 unit, dan 2019 sebanyak 4 unit,” terangnya.
Yusran menambahkan, upaya dalam rangka peningkatan SDM di bidang pendidukan telah dilakukan diantaranya workshop tenaga kerja bid pendidikan, pelatihan untuk guru PAUD yang bekerjasama dengan Universitas Terbuka, pelatihan guru SD kerjasama dengan surya institute, gedhe foundation, zenius education, dan qopper.
“Karena kami sudah bangun asrama dan ruang kelas siswa di daerah tertinggal mohon kerjasama dorongan motivasi dengan pemerintah daerah supaya benar-benar termanfaatkan dan bisa meningkatkan kualitas pendidikan di daerah tertinggal,” pesannya.