MONITOR, Kuala Lumpur – Student Mobility Program (SMP) Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Ditjen Pendidikan Islam Kemenag RI yang dikuti oleh sejumlah Pimpinan Organisasi Kemahasiswaan (ORMAWA) ke tiga negara, Singapura, Malaysia dan Thailand sejak tanggal 24-30 November 2019 selesai. Program tersebut dinilai berhasil menguatkan PTKIN di kancah internasional.
Kasubdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan Direktorat PTKI, Ruchman Basori mengatakan Student Mobility Program (SMP) merupakan ikhtiar Kemenag agar mahasiswa mengenal tradisi dan budaya akademik serta studi lintas budaya antar bangsa.
Menurutnya, melalui program tersebut mahasiswa PTKIN akan tambah percaya diri (Pede) bergaul dengan komunitas akademik di luar negeri.
“Pergaulan lintas bangsa dan lintas negara menjadi keniscayaan ditengah tantangan global yang komplek membutuhkan kehadiran komunitas PTKIN,” kata Ruchman melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta (1/12).
Sementara itu, Wan Jamal Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN Raden Intan Lampung mengatakan nilai plus SMP tahun ini dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu kemahasiswaan, dosen dan tenaga kependidikan dan aspek pimpinan PTKIN.
Dari aspek kemahasiswaan, papar Wan Jamal, para aktivis lewat cross culture diperkenalkan langsung dengan budaya akademik dan atmosfer kampus-kampus terbaik di Singapura, Thailan dan Singapura.
“Para dosen dan tenaga kependidikan PTKIN diberi kesempatan saling bertukar pikiran dan pengalaman lewat forum seminar internasional dan guest lecturer dengan kolega seprofesi dari beberapa kampus ternama di negara-negara Asean”, terang Doktor Lulusan Rusia ini.
Guru Besar UIN Lampung menambahkan dari aspek Pimpinan PTKIN, kita dapat melihat dan berdialog langsung tentang tata kelola kampus menuju international recognition. “Kampus Al-Zuhri Singapore dapat menginspirasi kita tentang model pengembangan masyarakat Islam berbasis masjid dengan lembaga pendidikan dan keuangan serta bisnis yang dikelolanya”, katanya.
Sementara dari Kolej Universiti Islam Antarbangsa Selangor (KUIS), lanjut Jamal, merepresentasikan secara nyata geliat transformasi kelembagaan tengah berlangsung dalam platform internasionalisasi perguruan tinggi. “International Islamic University of Malaysia (IIUM) memberikan lesson learn secara praktis tentang keberhasilannya bertengger di reputasi dunia”, ungkap Jamal dalam perjalanan Thailan-Kuala Lumpur.
Selain itu, Ida Umami Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Metro yang juga koordinator SMP mengatakan kita bertandang ke Universitas Fatoni untuk bertemu dengan Rektor Prof. Ismail Luthfi Jabakiya guna mendapatkan siraman ruhani.
Universitas Fatoni Thailand Selatan telah memberi pelajaran berharga di tengah himpitan sebagai minoritas, namun mereka berhasil tumbuh secara meyakinkan sebagai PT internasional dengan banyaknya mahasiswa asing berasal dari 30 negara dan keberhasilannya menjalin funding di banyak negara, lanjut Ida Umami.
Sementara Sumper Mulia Harahap Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Padangsidimpuan mengatakan Student Mobility Program sangat penting dan strategis bagi mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan PTKIN, di tengah usahanya melakukan internasionalisasi PT dan menjawab tantangan dunia global.
Kegiatan SMP diikuti oleh 68 Pimpinan Ormawa, 36 WR/WK III PTKIN se-Indonesia dan 13 dosen serta tenaga kependidikan. Para civitas akademika kampus yang dituju rata-rata merasa bangga dan memberikan apresiasi kepada mahasiswa dan dosen UIN, IAIN dan STAIN. (RB)