Minggu, 24 November, 2024

Kisruh Pembangunan Hotel di TIM, Pemprov dan DPRD DKI Tak Kompak

MONITOR, Jakarta – Rencana Pemprov DKI Jakarta merevitalisasi dan membangun hotel di kawasan Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki (PKJ TIM), Cikini, Jakarta Pusat, masih menjadi perdebatan. Pasalnya, rencana tersebut dikuatirkan akan menghilangkan aktivitas seni dan budaya disana.

Terkait hal ini, Pemprov DKI Jakarta memastikan PKJ TIM, akan tetap menjadi pusat kesenian di Jakarta. Hal itu dikatakan Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Budaya dan Pariwisata, Dadang Solihin.

Menurut Dadang mengatakan, revitalisasi dilakukan untuk merealisasikan PKJ TIM sebagai bench mark pusat seni dan budaya berkelas dunia.

“Ini menjadi visi yang jauh ke depan. PKJ TIM akan dilengkapi berbagai sarana dan prasarana untuk mendukung aktivitas seniman,” kata Dadang, Rabu (27/11).

- Advertisement -

Ia menjelaskan, sesuai rencana PKJ TIM akan dilengkapi dengan fasilitas hotel. Tujuannya, untuk memfasilitasi seniman baik dari luar daerah maupun luar negeri yang akan beraktivitas atau menjalani misi seni budaya di PKJ TIM.

“Kalau mereka menginap di kawasan TIM, mereka tentu juga akan lebih mudah berinteraksi dengan seniman-seniman lain di situ,” ujarnya.

Menurutnya, saat diskusi beberapa waktu, para seniman menyampaikan aspirasi agar PT Jakarta Propertindo (Jakpro) melibatkan mereka dalam tahapan revitalisasi PKJ TIM.

“Saya kira ini menjadi masukan, termasuk dari Legislatif. Kita akan melakukan evaluasi dan mencari solusi terbaik,” ungkap Dadang, yang pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Riset Daerah DKI Jakarta.

Ia menambahkan, Pemprov DKI akan tetap membangun komunikasi dengan seniman di TIM agar proyek revitalisasi yang visioner ini bisa diterima semua pihak.

“Sekali lagi, melalui revitalisasi ini kita akan meningkatkan harkat dan martabat seniman, khususnya di Ibukota,” tandasnya.

Terpisah, kalangan DPRD DKI melalui Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, tetap akan menolak pembangunan hotel dikawasan TIM.

“Revitalisasi kawasan TIM dan membangun Hotel di TIM itu sesuatu yang beda loh. Kami di dewan setuju kalau kawasan TIM direvitalisasi dan itu dibuktikan anggaran 200 miliar lebih sudah disetujui dewan di APBD Perubahan 2019,” terang Taufik.

Namun kalau untuk membangun Hotel di TIM, disebutkan Taufik, dewan belum mengatakan setuju dan sepertinya tidak akan pernah setuju. Karena sejarahnya TIM adalah tempat berkumpulnya para seniman, bukan untuk dijadikan tempat komersil.

“Saya pastikan kami di dewan akan mencoret usulan pembangunan hotel di TIM kalau anggarannya diusulkan melalui APBD 2020,” tegasnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER