Selasa, 26 November, 2024

Mendikbud Ajak Masyarakat Hadiri PKN 2019

MONITOR, Jakarta – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengajak masyarakat untuk turut serta mendukung Pemajuan Kebudayaan Indonesia. Salah satunya dengan turut menghadiri Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2019.

“Saya menyerukan kepada warga dan masyarakat khususnya warga DKI Jakarta dan sekitarnya agar meramaikan Pekan Kebudayaan Nasional tahun ini,” ujar Menteri Muhadjir, saat menghadiri acara sosialisasi penyelenggaraan PKN 2019. Senin (7/10).

PKN berlangsung selama seminggu, yaitu 7-13 Oktober 2019, di Istora Senayan, Jakarta. Acara ini terbuka untuk umum dan gratis. Masyarakat cukup mendaftarkan diri ke laman pkn.kebudayaan.id untuk mendapatkan tiket masuk.

Menurut Mendikbud, PKN merupakan perwujudan amanah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Perhelatan ini menjadi rangkaian dari perwujudan strategi kebudayaan, yaitu memfasilitasi ruang ekspresi keberagaman budaya dan mendorong interaksi budaya guna memperkuat kebudayaan yang inklusif.

- Advertisement -

Menteri Muhadjir menjelaskan PKN akan menjadi perhelatan kebudayaan tahunan.

“Ini akan kita selenggarakan tiap tahun. Jadi kegiatan kebudayaan tahunan,” ujarnya.

Sehingga, lanjut Menteri Muhadjir, pemerintah daerah akan turut dilibatkan secara berjenjang. “Nanti akan dilaksanakan secara berjenjang dari mulai kabupaten/kota. Yang bagus naik di tingkat provinsi. Yang bagus di tingkat nasional,” jelasnya.

Menurutnya, ke depan, ajang PKN akan kita jadikan bagian dari wisata budaya nasional. “Nanti akan menjadi event setingkat festival Pasadena, dan juga di beberapa negara Eropa yang sudah membangun tradisi ini, sementara (diselenggarakan) di Jakarta dahulu,” ujarnya.

Oleh karena itu, Menteri Muhadjir berharap keterlibatan dari pihak masyarakat, khususnya agen-agen biro perjalanan untuk turut serta meramaikan PKN. “Saya mohon agen biro perjalanan supaya sudah mengagendakan kegiatan ini sebagai bagian dari tujuan destinasi Indonesia yang ditawarkan pada turis mancanegara,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjenbud Kemendikbud), Hilmar Farid, mengungkapkan, keterlibatan aktif dari berbagai pemangku kepentingan menjadi kunci dari penyelenggaraan PKN 2019.

Menurutnya, PKN menjadi ajang yang tepat untuk menghimpun keterlibatan dari masing-masing stakeholder, diantaranya pemerintah daerah, dan komunitas di bidang kebudayaan.

“Sekarang yang paling penting keterlibatan dari banyak pihak karena stakeholder-nya dari pemerintah daerah, komunitas. Jadi, ini momen untuk mengumpulkan semuanya. Jadi berharap di tahun ini merumuskan akan seperti apa kelembagaannya,” jelas Hilmar Farid.

Dana Perwalian Kebudayaan

Alokasi anggaran turut mempengaruhi kegiatan Pemajuan Kebudayaan. Dirjenbud Hilmar menjelaskan sebanyak Rp25 miliar telah dialokasikan untuk penyelenggaraan PKN tahun 2019. “Tahun ini sebanyak Rp 25 M untuk PKN 2019,” ujar Dirjen Hilmar.

Menteri Muhadjir menambahkan, Kemendikbud telah mulai mengumpulkan Dana Abadi Kebudayaan tahun ini dengan target sebanyak Rp 10 triliun untuk lima tahun ke depan.

“Kita mulai mengumpulkan dana perwalian Dana Abadi Kebudayaan yang target kita lima tahun ke depan bisa mencapai Rp10 triliun, sehingga tiap tahun kita masukkan APBN paling tidak Rp 1 triliun, tahun ini baru dimulai,” jelas Menteri Muhadjir.

Alokasi dana abadi kebudayaan bertujuan untuk menyelesaikan kendala mekanisme pengelolaan keuangan untuk kegiatan komunitas budaya. Harapannya, lanjut Muhadjir, para seniman, budayawan, dan para pegiat kebudayaan akan mendapatkan dukungan dari Pemerintah dalam aspek pembiayaannya untuk berkontribusi pada perhelatan kebudayaan.

Permainan tradisional yang akan turut meramaikan PKN 2019. Di antaranya permainan gobak sodor, egrang, dan terompah panjang (bakiak).

Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan (Sesditjen Kebudayaan Kemendikbud), Sri Hartini, menjelaskan, tampilan permainan tradisional tidak sekedar kompetisi antar peserta. Menurutnya, permainan tradisional sangat sarat dengan pendidikan karakter.

“Kompetisi permainan tradisional tidak hanya hanya kita mencari juara. tetapi bagaimana memaknai, memahami tentang permainan tradisional,” jelas Sri Hartini.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER