MONITOR, Jakarta – Kegiatan Pemilihan Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi merupakan kegiatan rutin tahunan Ditjen GTK Kemendikbud. Kegiatan berlangsung di Jakarta pada 13 s.d. 18 Agustus 2019.
Pada tahun ini mata lomba dibagi menjadi 28 kategori. Kategori tersebut memisahkan tiap jabatan fungsional dan jenjang pendidikan. Terdapat pemenang juara I, II, dan III untuk semua kategori lomba.
Setiap juara I, II, dan III masing-masing memperoleh hadiah Rp 20 juta, Rp 15 juta, dan Rp 10 juta. Bagi seluruh peserta yang tidak memperoleh juara akan diberikan apresiasi berupa imbalan prestasi senilai Rp 3 juta.
Dalam penilaian guru berprestasi, Kemendikbud tidak hanya berfokus pada kompetensi teknis dan akademis. Tiga kompetensi lain yaitu sosial, profesionalitas, dan wawasan kependidikan juga dinilai.
Uji kemampuan tersebut juga tak hanya dilakukan monoton melalui tes tertulis. Dalam beberapa rangkaian kegiatan para guru dan tenaga kependidikan juga diminta membuat video aktivitasnya selama mengajar di sekolah untuk diunggah secara daring. Selain itu, ada juga aktivitas permainan dan tugas kelompok.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kemendikbud, Supriano berpesan agar para peserta dapat terus melakukan inovasi.
“Bapak, ibu sudah melakukan perubahan, inovasi, inilah yang kami dukung. Tolong sampaikan kepada teman-teman GTK yang lain segeralah melakukan inovasi. Tahun ini para pemenang 2015, 2016, 2017, 2018 hampir totalnya kalau kita tambah dengan tendik totalnya hampir 1.200 orang. Alhamdulillah ada program langsung dari bapak Presiden untuk meningkatkan kompetensi para GTK kita kirim ke luar negeri selama 3 minggu, ini sudah berjalan. Itu alumni-alumni guru berprestasi dan berdedikasi. Bapak, ibu jangan tanya dulu dikirim ke mana. Berdoalah, kita nggak tahu. Kemarin kita kirim ke 12 negara,” kata Dirjen GTK Kemendikbud, Supriano saat pembukaan Pemilihan Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional Tahun 2019 di Mercure Convention Centre Ancol, Jakarta, Selasa (13/8/2019).
Supriano juga menginformasikan bahwa ruang bagi guru untuk meningkatkan kompetensinya semakin terbuka lebar.
“Saya nggak tahu apakah tahun ini. Karena ada keinginan dari bapak Presiden melalui bapak Menteri, guru ini kalau bisa jangan dikirim cuma 3 minggu, minimal 3 bulan,” ujar Supriano yang disambut tepuk tangan para peserta Pemilihan GTK Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional Tahun 2019.
“Bahkan tahun ini pemerintah sudah dibuka kepada guru-guru yang mempunyai kompetensi yang bagus, boleh mengambil S2 di dalam negeri, boleh mengambil S2, S3 di luar negeri, melalui dana LPDB. Itu sudah dibuka untuk guru. Ini silakan untuk guru ambillah kesempatan ini. Mudah-mudahan dari ruangan ini akan timbul guru-guru yang mempunyai kompetensi yang baik, guru-guru yang ingin belajar lebih baik, dan tentunya Bahasa Inggrisnya pun diperkuat. Karena ini salah satu tesnya adalah Bahasa Inggris. Tetapi bisa juga di dalam negeri. Ini prosesnya cukup ketat juga. Ini artinya guru dibuka,” tambah Supriano.
Dalam kesempatan tersebut, Supriano juga menjelaskan tentang guru yang bisa mengajar multisubjek dan multigrade.
“Sudah ada Permendikbud Nomor 16 Tahun 2019, pemerintah membuka guru yang linearitasnya agak susah, sekarang guru bisa multisubjek, bisa multigrade. Tidak perlu lagi mengejar-ngejar jam pelajaran. Tidak perlu lagi mengejar-ngejar 24 jam karena sekarang ada Permendikbud guru boleh mengajar 12 jam, guru boleh mengajar 18 jam, guru boleh mengajar 24 jam, tapi dipenuhi kalau belum 24 jam dengan tugas-tugas lain. Bahkan sekarang ada Permendikbud Nomor 16 Tahun 2019 guru boleh mengajar multisubjek, multigrade. Guru IPA bisa mengajar Matematika. Guru IPS bisa mengajar mata pelajaran yang ada di rumpunnya IPS. Kalau tidak cukup jam mengajarnya di SMA, dia bisa mengajar juga di SMP. Jadi guru sekarang diberikan kemudahan,” tutur Dirjen GTK Kemendikbud, Supriano.
Supriano pun berharap agar para guru tidak lagi direpotkan dengan administrasi dan dapat fokus mengajar.
“Kita harapkan guru lebih fokus mengajar, tidak perlu lagi mencari-cari jam mengajar agar nanti peserta didik kualitasnya lebih baik lagi. Inilah perubahan-perubahan yang kita lakukan terus. Intinya kita perbaiki terus tentang proses pembelajaran, kuncinya adalah guru. Guru tidak mau kita repotkan lagi dengan administrasi. Ke depan guru harus fokus mengajar, fokus mengajar, fokus mengajar. Gajian lancar, tunjangan lancar. Tetapi kalau mutunya tidak bagus, tanggung jawab bapak, ibu guru,” ungkap Supriano.
Ia pun menutup sambutannya dengan mengungkap peran guru.
“Guru bukan hanya mengajar, guru juga menjadi tutor, menuntun anak-anak; fasilitator, memfasilitasi anak-anak; guru menjadi motivator, memberi motivasi; guru menjadi penjaga gawang, mana yang baik dan yang tidak; guru harus menjadi resource linker, penghubung kalau anak butuh A, butuh B, guru punya tanggung jawab lebih luas lagi agar anak-anak lebih baik lagi,” tutup Dirjen GTK Kemendikbud, Supriano.