MONITOR, Jakarta – Ketua DPD Oesman Sapta (OSO) berpandangan bahwa sudah saatnya pemerintah membangun pembangkit listri tenaga nuklir (PLTN).
Alasannya, imbuh OSO kenaikan harga minyak delapan tahun terakhir telah menyadarkan tentang perlunya pemerintah mengembangkan energi alternatif.
“Dalam hal ini pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir,” kata OSO saat pidato pengantar dalam Sidang Bersama DPR dan DPD di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (16/8).
Dikatakan dia, rakyat gembira dengan langkah pemerintah yang berhasil mengambilalih 51 persen saham PT Freeport. DPD, sambung dia, juga bersyukur karena telah berhasil memfasilitasi pertemuan antara Pemerintahan Daerah Provinsi Papua dengan PT Freeport terkait pembayaran pajak air permukaan.
Karena itu, ia menegaskan ke depan, segala upaya dalam rangka membangun kedaulatan energi, pangan, hingga politik sebagai bangsa harus menjadi perhatian semua elemen bangsa.
Energi baru dan terbarukan, terang dia, bukan saja memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat dan industri saja. “Lebih dari itu, hal tersebut juga membuka peluang investasi jangka panjang di Indonesia,” ujar senator asal Kalimantan Barat (Kalbar) itu.
OSO juga menilai, pembangunan PLTN juga merupakan langkah strategis yang sejalan dengan upaya pemerintah melakukan ekspor sumber daya alam dalam bentuk semi-finishing product atau finishing product.
Sebagai contoh, rencana pengembangan bauksit menjadi alumunium di Kalimantan Barat memerlukan energi skala besar, stabil, murah, dan bebas polusi.
“Hal tersebut hanya akan dapat dipenuhi jika kita membangun energi baru dan terbarukan melalui Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir dan mengakhiri secara bertahap penggunaan energi fosil,” pungkasnya.