MONITOR, Jakarta – Masyarakat Indonesia berduka. Menyusul wafatnya ulama besar Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Maimun Zubair, di Makkah pada Selasa (5/8/2019) pukul 04.17 waktu setempat.
Melalui Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU, A Helmy Faishal Zaini, PBNU mengucapkan belasungkawa yang mendalam.
“PBNU menyampaikan Innalillahi wainna ilaihi rojiun. Berduka yang sangat mendalam,” ungkap Helmy.
Menurut Helmy, sepeninggalnya ulama senior dari PBNU tentunya dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia. Sosok Mbah Maimoen atau Mbah Moen merupakan salah satu tokoh yang dijadikan panutan seluruh masyarakat Indonesia.
“Indonesia kehilangan tokoh panutan, pemimpin & pengayom umat, bangsa Indonesia kehilangan tokoh yang penuh sikap kebersahajaan,” tuturnya.
Helmy berharap agar keteladan Mbah Moen terus diamalkan oleh masyrakat Indonesia khususnya warga NU.
“Mbah Maimun Zubair merupakan sosok yang gigih untuk memperjuangkan nilai-nilai ke-Islaman dan ke-Indonesia-an,” ujar dia.
“Salah satu upaya penting yang dilakukan oleh KH Maimun Zubair adalah menegaskan bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan sebuah anugerah yang diberikan oleh Allah SWT atas perjuangan yang penuh dengan kesungguhan dan menghapuskan penjajahan. Semoga jejak keteladanan yang diwariskan oleh KH. Maimoen Zubair bisa kita serap sebagai pelajaran untuk menghadapi tantangan zaman di masa yang akan datang,” sambungnya.
Untuk itu, Helmy meminta kesedian waktu kepada masyrakat agar melaksanakan surat gaib dan mendoakan untuk sang kiai.
“Mari bersama-sama melaksanakan Salat gaib dan membacakan surat Al-Fatihah untuk KH. Maimun Zubair. Semoga senantiasa ditempatkan di tempat yang paling mulia di sisi Allah SWT,” pungkasnya.