MONITOR, Jakarta – Ketua Fraksi MPR dari Partai Gerindra Fary Djemi Francis menegaskan bahwa siapapun yang akhirnya menduduki kursi ketua MPR haruslah orang yang mampu menjalankan visi besar negara berdasarkan atas cita-cita pendiri bangsa ini.
“Tidak penting siapa dan dari partai apa yang menjadi pimpinan MPR nanti. Yang jelas, visi besar dalam bernegara harus berjalan sesuai cita-cita pendiri bangsa” kata Fary Djemi dalam diskusi Empat Pilar MPR bertajuk ‘Musyawarah Mufakat untuk Pimpinan MPR’, di Media Center, Komplek Parlemen, Senayan, Senin (22/7).
Menurut dia, MPR sebagai lembaga terhormat sebagai penjaga marwah negara ini, maka harus memposisikan diri di atas kepentingan bangsa dan negara, ketimbang kepentingan politik kelompok tertentu.
“Bagi saya kurang etis berbicara bagi-bagi kursi pimpinan MPR. MPR tidak boleh berdiri hanya untuk satu golongan saja tapi harus menaungi semua unsur masyarakat,” terangnya.
Menurut Fary Djemi, kontestasi Pilpres 2019 menawarkan gagasan baik dari calon presiden Joko Widodo dan calon presiden Prabowo Subianto. Gagasan dan pemikiran keduanya jangan dipertentangan tetapi harus dikolaborasikan untuk kepentingan bangsa dan negara.
“Alangkah lebih baik bila pemikiran Pak Jokowi tertuang di pemerintah, sementara pemikiran Pak Prabowo terjewantahkan di Parlemen, dalam hal ini MPR. Sehingga, ke depan, MPR amat strategis untuk melihat persoalan bangsa akibat dari kontestasi Pilpres kemarin yang membuat masyarakat terbelah.”
“Kita perlu pimpinan MPR yang (mampu) menyatukan negara, menyatukan program strategis Pak Jokowi dan Pak Prabowo,” pungkasnya.