MONITOR, Jakarta – Direktur Eksekutif Lembaga Survei ETOS Institute Indonesia Iskandarsyah mengatakan merosotnya suara Partai Golkar tidak hanya menjadi tanggung jawab dari Airlangga Hartanto saja selaku ketua umum (Ketum) saat ini. Melainkan, menjadi perhatian bagi para Ketum partai beringin sebelumnya.
“Merosotnya suara partai Golkar dari pemilu ke pemilu paska reformasi adalah peran serta dan tanggung jawab para Ketum, bukan saja Mas Airlangga saja tapi juga sebelum-sebelumnya, harus diakui itu, supaya kita sama-sama melihat persoalan ini secara objektif,”kata Iskandar melalui pesan singkatnya, Minggu (21/7).
Namun demikian, sambung Iskandar, terkait dengan isu-isu dan kebijakan strategis partai, Airlangga justru dinilai gagal melakukan konsolidasi secara kolektif di internal terutama kepada para calon legislatif untuk menuju Senayan.
“Saya melihat Mas Airlangga bukan cuma gagal mengkonsolidasikan partainya, tapi juga gagal menjalankan perannya sebagai pembantu presiden, dalam hal ini menterinya Pak Jokowi. Industri baja rontok, industri semen juga terancam gulung tikar,”ujarnya.
“Masalah di dalam Krakatau Stell juga semen import dari China juga menjadi tanggung jawabnya. Ini bukan perkara mudah menyelesaikan perkara ini, jelas pastinya berkorelasi dengan kebijakan/regulasi dari sang menteri,” ucapnya.
Oleh karena itu, ia menyarankan agar Airlangga Hartanto untuk legowo dan mengakui jika perannya sebagai Ketum Golkar dalam menjalankan agenda partai berjalan gagal.
“Jadi saya simpulkan bahwa Mas Airlangga harus legowo apabila memang merasa gagal, pertama gagal menjadi Ketum partai Golkar dan gagal mengatur institusi nya yaitu sebagai menteri di Departemen yang dia pimpinnya,” pungkas Iskandar.