Senin, 25 November, 2024

Survei ETOS: Kepemimpinan Jadi Faktor Utama Melorotnya Suara Golkar di Pemilu 2019

MONITOR, Jakarta – Direktur Eksekutif Lembaga Survei Etos Indonesia Institute Iskandarsyah menggelar survei terhadap kepuasan perolehan hasil pemilihan umum (Pemilu) 2019 Partai Golkar.

Pasalnya, jika dibandingkan dengan 2014 lalu, justru perolehan suara Pemilu 2019 kemarin Partai Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga Hartanto selaku ketua umum (Ketum) mengalami penurunan yang cukup signifikan.

“Dalam dua pemilu, yaitu 2014 dan 2019 terjadi penurunan signifikan terhadap perolehan suara Partai Golkar, termasuk (padaakhirnya) turunnya juga perolehan kursi Partai Golkar di DPR-RI,” kata Iskandarsyah kepada wartawan, Senin (15/7).

“Dalam perolehan suara, terjadi penurunan suara sebesar 1.202.523 suara atau setara dengan 2,44%, dengan jumlah 91 kursi yangkemudian hanya tersisa 85 kursi(kehilangan 6 kursi),” tambahnya. 

- Advertisement -

Sementara itu, survei yang dilakukan rentang waktu 1 Juli hingga 14 Juli 2019 terhadap responden seluruh warga negara Indonesia yang merupakan simpatisan, anggota dan fungsionaris Partai Golkar, Iskandar mengatakan bahwa sebesar 42 persen akibat faktor kepemimpinan yang menyebabkan terjadinya penurunan perolehan suara partai di Pemilu 2019. 

“Penurunan perolehan suara dan kursi DPR-RI partai dimaknai disebabkan oleh beberapa sebab,Yang tertinggi diantaranya adalah karena faktor Kepemimpinan sebesar 42 persen, Tidak memiliki Isue Strategis sebesar 14 persen, Tidak Terlaksananya konsolidasi yang baik sebesar 11 persen,”ujarnya.

“Dan varian penyebab lainnya berada dibawah 10 persen, diantaranya dikarenakan persaingan antar partai, kasus korupsi kaderpartai dan kehadiran partai lain yang berbasis pemilih yang sama,” pungkasnya.

Untuk diketahui, jumlah sampel survei dilakuan sekitar 1.000 responden dengan perkiraan margin of error sebesar sekitar 3% dengantingkat kepercayaan 90%. Survei juga dilakukan melalui wawancara tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.

Sementara itu, pengamatan kualitatif terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar20% dari total sampel olehsupervisor dengan kembali mendatangiresponden terpilih (spot check). Dalampengamatan kualitatif ini tidak ditemukankesalahan berarti.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER