MONITOR, Jakarta – Musim kemarau panjang datang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat ada sekitar 21 wilayah di Ibukota akan terancam kekeringan.
Kepala UPT Pusat Data dan Informasi Kebencanaan (Pusdatin) BPBD DKI M Ridwan mengatakan, persebaran itu terdapat di Jakarta Timur; Halim dan Pulogadung, Jakarta Selatan; Ciganjur, Lebak Bulus, Manggarai, Pasar Minggu, Pesanggrahan, Pakubuwono, Setiabudi, Karet dan Ragunan.
Sementara, di Jakarta Utara; Tanjung Priok, Sunter, dan Teluk Gong, Jakarta Barat; Kembangan, Kedoya Selatan, Tomang Barat dan Cengkareng, Jakarta Pusat; Cideng, Kemayoran, dan Waduk Melati.
“Jadi ini akibat cuaca ekstrim hari tanpa hujan,” kata Ridwan.
Ia menyatakan telah melakukan pemantauan ke seluruh kawasan yang berpotensi terjadi kekeringan maupun tidak. Namun, hingga kini belum ada laporan perihal terjadinya kekeringan.
“Melakukan monitoring ke wilayah, istilahnya mencari informasi apakah ada dampak dari kemarau. Tapi sampai hari ini belum ada laporan dan tidak ada temuan,” ujarnya.
Ridwan meminta kepada seluruh masyarakat untuk melapor ke Siaga Jakarta 112 bila di lingkungan sekitarnya terjadi kekeringan. Ia mengaku sudah menginstruksikan Palyja dan Aetra untuk bersiaga ketika mendapat laporan adanya kekeringan.
“Kami memantau Palyja dan Aetra untuk memantau semua ketersediaan air,” katanya.
Ia menyarankan kepada warga agar menjaga kesehatan karena di musim kemarau ini setiap manusia rentan terjangkit berbagai penyakit.
“Antisipasi penyakit seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), batuk, pilek, diare, penyakit mata, dan kulit kering. Itu penyakit yang mungkin datang,” pungkasnya.