MONITOR, Jakarta- Pengamat Kebijakan Publik Trubus Rahardiansyah menilai jika Partai Golkar menyegerakan musyawarah nasional (Munas) terkait pemilihan ketua umum (Ketum) sebelum pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih, setidaknya akan memberikan keuntungan tersendiri.
Salah satunya, sambung dia, memberi kepastian terhadap rencana pembangunan dan stabilitas politik ke depan.
“Karena kalau setelah pelantikan-red diselenggarakan Munas, pasti terjadi ketidakpastian yang bisa mengguncangkan situasi,” kata Trubus kepada wartawan, Jumat (5/7).
Masih dikatakan dia, keuntungan diprediksi muncul karena Jokowi bisa langsung dapat berkoordinasi dengan Ketum Golkar terpilih sebelum dilantik. Sehingga, sambung dia, koordinasi itu dianggap bisa maksimal dan menghasilkan penyusunan kabinet serta program kerja yang selaras antara pemerintah dengan partai beringin tersebut.
“Jika Munas Golkar diselenggarakan sebelum pelantikan Jokowi-Ma’ruf, bisa membuat Ketum terpilih melakukan konsolidasi internal lebih kuat untuk mengukuhkan dukungan bagi pemerintahan Jokowi-Ma’ruf hingga 2024,” paparnya.
Akan tetapi, jika Munas Golkar dilaksanakan sesudah Jokowi dilantik, ia mengkhawatirkan dampak negatif justru yang akan timbul. Salah satunya yakni kemungkinan adanya kebingungan dalam diri Jokowi saat memilih anggota kabinet dari partai tersebut.
“Pak Jokowi kan tidak tahu ketua partainya siapa sehingga Pak Jokowi akan bingung siapa calon menteri yang akan dipilih dari partai itu, untuk di kabinet,” pungkasnya.