MONITOR, Jakarta – Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Amien Suyitno, menyampaikan laporan kinerja dan arah pengembangan Pendidikan Islam dalam kegiatan Review and Design on Islamic Education Tahun 2025. Kegiatan ini sekaligus dirangkai dengan peluncuran Peta Jalan Pendidikan Islam 2023–2045 bersama Menteri Agama RI.
Dirjen Pendis menjelaskan bahwa forum Review and Design menjadi ruang refleksi strategis untuk menilai capaian Direktorat Jenderal Pendidikan Islam sepanjang satu tahun terakhir, sekaligus merancang langkah ke depan dalam menyiapkan pendidikan Islam yang adaptif, relevan, dan berdaya saing menuju Indonesia Emas 2045.
“Para direktur kami minta mempresentasikan langsung capaian dan rencana kerjanya di hadapan Menteri Agama. Ini bukan sekadar laporan, tetapi proses pengujian pemahaman terhadap tugas dan fungsi masing-masing,” ujar Suyitno.
Ia menyampaikan bahwa transformasi pendidikan Islam mencakup seluruh jenjang, mulai dari madrasah, pendidikan diniyah dan pesantren, hingga perguruan tinggi keagamaan Islam (PTKI). Transformasi tersebut diarahkan untuk melahirkan khairu ummah, umat terbaik yang unggul secara spiritual, moral, intelektual, dan sosial.
Menurutnya, pendidikan Islam ke depan dituntut mampu menjawab tantangan global, seperti digitalisasi, pemerataan akses pendidikan, serta dinamika perubahan sosial, tanpa meninggalkan nilai-nilai keislaman dan kemanusiaan.
“Pendidikan Islam harus mampu menjaga harmoni antara kemajuan teknologi dan nilai kemanusiaan, serta berkontribusi nyata bagi peradaban bangsa,” tegasnya.
Acara ini turut dihadiri oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar, Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Kamaruddin Amin, pejabat tinggi madya di lingkungan Kementerian Agama, juga siswa-siswi dari madrasah dan juga pondok pesantren.

Suyitno juga menekankan pentingnya pendekatan future studies dalam pengembangan pendidikan Islam. Kajian masa depan ini dinilai perlu menjadi bagian dari konsentrasi akademik di PTKI agar mampu memprediksi kebutuhan umat dan bangsa di masa mendatang.
“Kajian masa depan bukan hal baru secara global, namun sudah saatnya menjadi perhatian serius dalam pengembangan pendidikan Islam kita,” jelasnya.
Selain sesi review and design, kegiatan ini juga menampilkan mini tur “Pendidikan Islam Masa Depan” serta pelibatan siswa madrasah dan dosen PTKI dalam penampilan seni dan kreativitas, sebagai penegasan bahwa produk pendidikan Islam memiliki talenta multidimensional, baik akademik maupun nonakademik.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Agama, Sekjen Kemenag bersama dengan Dirjen Pendis meresmikan Peta Jalan Pendidikan Islam 2023–2045 melalui prosesi penempelan access card secara simbolis. Peta jalan ini menjadi dokumen strategis yang memuat arah kebijakan, transformasi kurikulum, penguatan kelembagaan, serta pengembangan sumber daya manusia pendidikan Islam hingga dua dekade ke depan.
Rangkaian acara juga diisi dengan penyerahan donasi kemanusiaan bagi korban bencana di Sumatra yang berasal dari mitra perbankan Kementerian Agama, antara lain BSI, Bank Mandiri, BTN, BNI, dan BSN, sebagai wujud kolaborasi dan kepedulian sosial.
Menutup laporannya, Dirjen Pendis menyampaikan apresiasi kepada seluruh jajaran, mitra, dan pemangku kepentingan yang telah mengorkestrasi kegiatan ini, seraya berharap Peta Jalan Pendidikan Islam menjadi pijakan kuat dalam menyongsong masa depan pendidikan Islam yang lebih baik.
“Semoga ini menjadi penutup tahun yang bermakna dan awal langkah yang lebih kuat untuk masa depan pendidikan Islam Indonesia,” pungkasnya.