MONITOR, Cirebon – Upaya memperkuat kesejahteraan petani dan nelayan di Cirebon terus didorong Anggota Komisi IV DPR RI Rokhmin Dahuri melalui penyerapan aspirasi, pemberian bantuan alat produksi, serta penguatan nilai persatuan bagi generasi muda, sebagai bagian dari strategi pembangunan yang berangkat dari kebutuhan riil masyarakat.
Komitmen tersebut tercermin dalam rangkaian kegiatan reses dan sosialisasi yang digelar di sejumlah wilayah Kabupaten Cirebon pada 22–23 Desember 2025. Dalam agenda tersebut, Rokhmin berdialog langsung dengan petani, nelayan, serta generasi muda guna memastikan kebijakan pembangunan berjalan selaras dengan persoalan yang dihadapi masyarakat di tingkat akar rumput.
Aspirasi Petani: Bibit, Air, dan Irigasi
Saat mengunjungi Desa Losari Kidul, Rokhmin menyerap aspirasi petani yang mengeluhkan keterbatasan pasokan air irigasi serta kebutuhan bibit unggul dan pompa air tambahan. Kondisi tersebut dinilai berdampak langsung pada produktivitas pertanian, khususnya tanaman bawang merah yang menjadi salah satu komoditas andalan warga setempat.
“Saya memahami betul persoalan yang dihadapi petani. Aspirasi ini akan kami kawal dan perjuangkan agar bisa direalisasikan pada 2026 melalui kementerian dan lembaga terkait,” ujar Rokhmin di hadapan para petani.
Ia menegaskan bahwa ketahanan pangan nasional tidak bisa dilepaskan dari keberpihakan nyata terhadap petani kecil, mulai dari penyediaan sarana produksi hingga perbaikan infrastruktur irigasi.
Seorang petani Losari Kidul, Durahim, berharap pemerintah pusat dapat segera merespons kebutuhan tersebut. “Kami butuh pompa air tambahan agar lahan pertanian bisa digarap maksimal. Kehadiran Pak Rokhmin memberi harapan bagi kami,” katanya.

Dorong Produktivitas Nelayan
Selain sektor pertanian, Rokhmin juga menyalurkan bantuan sembilan unit mesin kapal kepada nelayan di Desa Gebang Mekar melalui Kelompok Usaha Bersama (KUB) Sri Wijaya Mandiri. Bantuan tersebut diharapkan mampu meningkatkan jangkauan melaut dan produktivitas tangkapan nelayan.
“Mesin kapal ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan ekonomi keluarga nelayan. Dirawat dengan baik dan digunakan secara bertanggung jawab,” kata Rokhmin.
Ia juga mendorong nelayan untuk mulai mengembangkan usaha budidaya perikanan sebagai alternatif sumber pendapatan, sehingga kesejahteraan tidak sepenuhnya bergantung pada musim tangkap.
Menurut Rokhmin, penguatan sektor perikanan rakyat memerlukan kombinasi antara dukungan teknologi, pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan, serta solidaritas antar kelompok nelayan.
Penguatan Nilai Kebangsaan
Di luar agenda ekonomi rakyat, Rokhmin turut memberikan sosialisasi Empat Pilar MPR RI kepada generasi muda di Cirebon. Ia menekankan pentingnya menjaga persatuan dan toleransi di tengah keberagaman, terutama di era perubahan sosial yang cepat.
“Pembangunan tidak hanya soal ekonomi, tetapi juga soal karakter dan nilai kebangsaan. Generasi muda harus menjadi perekat persatuan, bukan sebaliknya,” ujarnya.
Ia menilai penguatan nilai Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika menjadi fondasi penting agar pembangunan berjalan seimbang antara kemajuan material dan kohesi sosial.

Pendekatan Pembangunan dari Bawah
Rangkaian kegiatan tersebut menunjukkan pendekatan pembangunan yang menempatkan masyarakat sebagai subjek utama. Dengan mendengar langsung aspirasi petani, nelayan, dan generasi muda, kebijakan yang dihasilkan diharapkan lebih tepat sasaran dan berkelanjutan.
Rokhmin menegaskan bahwa aspirasi rakyat bukan sekadar catatan reses, melainkan mandat yang harus diperjuangkan secara konsisten di tingkat kebijakan nasional. “Pembangunan yang kuat harus berangkat dari desa, dari sawah, dari laut, dan dari generasi mudanya,” kata Rokhmin.
Melalui sinergi sektor pertanian, perikanan, dan penguatan nilai kebangsaan, ia berharap kesejahteraan masyarakat Cirebon dapat tumbuh secara lebih merata dan berkelanjutan.