Selasa, 23 Desember, 2025

Inilah Pemenang SANFFEST Perdana, 125 Film Karya Santri dari Pesantren

MONITOR, Jakarta – Kementerian Agama menggelar Santri Film Festival (SANFFEST) 2025. Total ada 125 karya film yang ikut ambil bagian dalam ajang perdana ini. Ratusan film itu merupakan karya santri dari 115 pesantren yang tersebar di 20 provinsi.

SANFFEST 2025 menjadi upaya Kemenag dalam mendorong penguatan ekosistem kreativitas santri. Festival ini juga menjadi bagian dari transformasi dakwah dan budaya pesantren yang adaptif terhadap perkembangan zaman, sekaligus membuka ruang ekspresi santri di ranah industri kreatif berbasis nilai.

Malam Anugerah SANFFEST 2025 digelar di Sasono Langgen Budoyo, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Minggu (21/12/2025). Capaian ini menunjukkan potensi besar para santri sebagai subjek kebudayaan yang mampu memproduksi karya sinematik bermutu, meskipun dengan keterbatasan sarana.

Direktur Pesantren Kemenag, Basnang Said menyatakan bahwa SANFFEST sejalan dengan agenda penguatan moderasi beragama, transformasi dakwah, serta pengembangan sumber daya manusia santri yang tidak hanya unggul dalam keilmuan keagamaan, tetapi juga kreatif, adaptif, dan berdaya saing di ruang publik.

- Advertisement -

“Ke depan, SANFFEST akan dikembangkan sebagai wahana pendidikan perfilman santri yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Perluasan kategori lomba, pendampingan produksi, hingga rencana distribusi karya santri melalui platform streaming nasional dan kanal khusus SANFFEST diharapkan dapat membuka akses ekonomi kreatif bagi pesantren.” tegas Basnang Said.

Ketua Komite SANFFEST 2025, Neno Warisman, dalam sambutannya menyampaikan bahwa film-film karya santri lahir dari kesederhanaan, tetapi sarat dengan ketulusan, daya juang, dan pesan moral yang kuat. Ia menekankan bahwa nilai-nilai Al-Qur’an yang kaya akan kisah dan hikmah menjadi fondasi utama karya-karya tersebut.

“Kami menyaksikan bagaimana keterbatasan justru melahirkan kejujuran artistik. Inilah karakter khas santri: mandiri, bersungguh-sungguh, dan tidak mudah menyerah,” ujarnya.

Kementerian Agama menilai SANFFEST bukan sekadar ajang kompetisi, melainkan gerakan kebudayaan pesantren yang strategis. Film dipandang sebagai medium dakwah kultural yang efektif untuk menyampaikan pesan keislaman yang ramah, reflektif, dan relevan dengan realitas sosial masyarakat.

Partisipasi santri dari berbagai daerah, termasuk luar Pulau Jawa, menjadi bukti kuat bahwa pesantren memiliki energi kultural yang besar. Banyak santri hadir secara mandiri dengan keterbatasan ekonomi, bahkan memilih beristirahat di masjid demi dapat mengikuti malam puncak SANFFEST 2025. Hal ini mempertegas nilai kemandirian dan kesungguhan yang melekat dalam tradisi pesantren.

Kementerian Agama juga mengapresiasi kolaborasi lintas sektor dalam penyelenggaraan SANFFEST 2025, termasuk dukungan dari Kementerian Kebudayaan, yang memberikan hadiah kepada Juara Terbaik. Sementara Kemenag memberikan apresiasi kepada para pemenang juara 2 dan 3 di sepuluh kategori yang dipertandingkan.

Melalui SANFFEST, Kemenag menegaskan bahwa pesantren bukan hanya pusat tafaqquh fi al-din, tetapi juga ruang tumbuh kebudayaan dan kreativitas. Dari pesantren, sinema Indonesia mendapatkan perspektif baru: sederhana, jujur, dan berpihak pada nilai-nilai kemanusiaan serta kebajikan universal.

Berikut daftar pemenang terbaik SANFFEST 2025 :

Penata Busana & Rias Terbaik

Iman dan Imam (Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo, Jawa Timur)

Pengarah Artistik Terbaik

Zahra (MA Zainul Hasan Genggong, Jawa Timur)

Penata Suara Terbaik

Raja(h) Terakhir (Pondok Pesantren Al Hidayah Karangploso, Jawa Timur)

Penyunting Gambar Terbaik

Kesempatan (Pesantren Modern Khalifah, Jawa Barat)

Sinematografi Terbaik

Tujuh Hari Setelah Bapak Berpulang (Pondok Pesantren Bahrul Huda, Bangka Belitung)

Skenario Terbaik

Sampaikanlah (Pondok Pesantren Lirboyo, Jawa Timur)

Penyutradaraan Terbaik dan Film Cerita Terbaik

Iman dan Imam (Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo, Jawa Timur)

Pemeran Putra Terbaik

Tujuh Hari Setelah Bapak Berpulang (Pondok Pesantren Bahrul Huda, Bangka Belitung)

Pemeran Putri Terbaik

Iqob (Hukuman) (Darul Arqam Gombara Makassar, Sulawesi Selatan)

Sedangkan Kategori Apresiasi Juara 2 dan 3 adalah:

Nominasi FIlm Cerita Terbaik

– Juara 2: Tujuh Hari Setelah Bapak Berpulang – Ponpes Bahrul Huda, Bangka Belitung

– Juara 3: Raja(h) Terakhir – Ponpes Al Hidayah Karangploso, Malang

Nominasi Penyutradaraan Terbaik

– Juara 2: Tujuh Hari Setelah Bapak Berpulang – Ponpes Bahrul Huda, Bangka Belitung

– Juara 3: Raja(h) Terakhir – Ponpes Al Hidayah Karangploso, Malang

Skenario Terbaik

– Juara 2: Ghoshob – Ponpes Abdul Djamil Tebuireng 17, Banyumas, Jawa Tengah

– Juara 3: Cermin Yang Retak – Ponpes An-Nur 1 Bululawang Malang

Sinematografi Terbaik

– Juara 2: Zahra – Ponpes MA Zainul Hasan 1 Genggong,

– Juara 3: Kesempatan – Pesantren modern khalifah, Sukabumi

Penyunting Gambar Terbaik

– Juara 2:  Tujuh Hari Setelah Bapak Berpulang – Ponpes Bahrul Huda, Bangka Belitung

– Juara 3: Kartu Memori – Pondok Pesanten Modern Islam Assalaam, Sukoharjo, Jawa Tengah

Pengarah Artistik Terbaik

– Juara 2: Tujuh Hari Setelah Bapak Berpulang – Ponpes Bahrul Huda, Bangka Belitung

– Juara 3: Iman dan Imam – Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo

Penata Suara Terbaik

– Juara 2: Memoar Gemintang – Ponpes Darullughah Wadda’wah, Pasuruan, Jawa Timur

– Juara 3: Iman dan Imam – Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo

Penata Busana dan Rias Terbaik

– Juara 2: Tujuh Hari Setelah Bapak Berpulang – Ponpes Bahrul Huda, Bangka Belitung

– Juara 3: Syukur – Ponpes Putri Tahfizhil Qur-an Lirboyo

Pemeran Terbaik Putra

– Juara 2: Lontrong – Ponpes As-Salam, Wonosobo, Jawa Tengah

– Juara 3: Sampaikanlah – Ponpes Lirboyo

Pemeran Terbaik Putri

– Juara 2: Kesempatan – Pesantren modern khalifah, Sukabumi

– Juara 3: Cermin yang Retak –  Ponpes An-Nur 1 Bululawang Malang

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER