Selasa, 23 Desember, 2025

Hadiri Grand Launching SPPG BGN-PPUM Terintegrasi, Menag Ajak Warga Perkuat Syukur

MONITOR, Jakarta – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengajak seluruh elemen bangsa untuk memperkuat rasa syukur, empati, dan kepedulian sosial di tengah berbagai tantangan yang dihadapi masyarakat. Menag menegaskan bahwa syukur bukan sekadar ucapan di lisan, melainkan harus terwujud dalam tindakan nyata, terutama melalui kepedulian kepada sesama.

“Syukur itu bukan hanya mengucapkan Alhamdulillah. Seseorang baru disebut bersyukur ketika ia mau berbagi dari apa yang dimilikinya, meskipun sedikit bagi dirinya, tetapi besar artinya bagi orang lain,” ujar Menag saat memberikan tausiyah pada Grand Launching SPPG BGN–PPUM Terintegrasi di Jakarta, Selasa (23/12/2025).

Acara ini diselenggarakan Pemberdayaan Perempuan UMKM Indonesia (PPUMI) bersama Badan Gizi Nasional.

Menag menjelaskan, dalam ajaran agama, syukur memiliki tingkatan. Selain syukur atas nikmat, terdapat pula tingkat syakur, yakni kemampuan mensyukuri segala ketentuan Allah, termasuk musibah. “Allah itu Maha Baik. Tidak mungkin ada sesuatu yang benar-benar buruk dari-Nya. Musibah sering kali adalah cara Allah mendekatkan hamba-Nya agar kembali kepada-Nya,” tuturnya.

- Advertisement -

Menurut Menag, ukuran kebahagiaan tidak terletak pada besarnya harta atau kemewahan, melainkan pada keberkahan dan ketenangan batin. “Yang kita cari bukan yang paling besar atau paling mewah, tetapi yang paling berkah. Rumah sederhana bisa menjadi surga, sementara rumah megah belum tentu menghadirkan kebahagiaan,” katanya.

Menag juga mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan dalam hidup. Ia menilai agama hadir sebagai penuntun agar manusia tidak berlebihan dalam ambisi maupun larut dalam keputusasaan. “Yang terbaik adalah berada di tengah, proporsional dan profesional. Orang yang benar-benar profesional tidak pernah mabuk ambisi,” tegasnya.

Kegiatan ini sekaligus menjadi momentum peresmian tiga Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang berlokasi di Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Tiga SPPG tersebut berdiri atas kontribusi dan dukungan aktif pengurus Pemberdayaan Perempuan UMKM Indonesia (PPUMI) sebagai wujud kolaborasi nyata antara pemberdayaan ekonomi perempuan dan penguatan layanan pemenuhan gizi masyarakat. Kehadiran SPPG ini diharapkan dapat memperluas akses layanan gizi yang berkelanjutan, khususnya bagi anak-anak.

Dalam rangkaian acara, para siswa penerima Program Makan Bergizi Gratis (MBG) turut membacakan Deklarasi Generasi Emas 2045, sebagai simbol komitmen generasi muda untuk tumbuh sehat, cerdas, dan berkarakter demi menyongsong Indonesia Emas. Pembacaan deklarasi ini menjadi penegasan bahwa pemenuhan gizi dan pendidikan karakter merupakan fondasi penting dalam menyiapkan masa depan bangsa.

Dalam kesempatan tersebut, Menag turut mengajak masyarakat untuk bersyukur atas berbagai ikhtiar negara dalam menghadirkan kesejahteraan, termasuk melalui program pemenuhan gizi dan pelayanan sosial. Namun, ia menekankan bahwa rasa syukur harus dibarengi empati, terutama kepada saudara-saudara yang terdampak bencana.

“Saya baru kembali dari Aceh dan melihat langsung bagaimana masjid, gereja, dan rumah-rumah warga tertutup lumpur. Di tengah kenyamanan kita, jangan lupa bahwa ada saudara-saudara kita yang sedang berjuang untuk bangkit,” ungkapnya.

Menutup tausiyahnya, Menag mengajak seluruh hadirin untuk mendoakan para korban bencana, para pemimpin bangsa, orang tua, guru, dan semua pihak yang telah berjasa.

“Mari kita bersyukur dengan cara berbagi, memperkuat empati, dan menjaga kepekaan sosial. Itulah wujud syukur yang sejati,” pungkas Menag.

Acara tersebut dihadiri oleh Ketua Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana, Ketua Umum PPUMI Munifah Syanwani, serta perwakilan pimpinan pemerintah daerah, dan unsur kementerian dan lembaga terkait, yang bersama-sama menunjukkan dukungan lintas sektor terhadap penguatan program gizi nasional dan pemberdayaan masyarakat berbasis kolaborasi.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER