Minggu, 21 Desember, 2025

Kemenperin Perkuat SDM Cybersecurity Industri 4.0

MONITOR, Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong percepatan transformasi digital sebagai fondasi penguatan daya saing dan ketahanan industri nasional. Transformasi ini dilakukan melalui peningkatan produktivitas, penguatan teknologi proses, serta digitalisasi sistem industri yang terintegrasi.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa digitalisasi dan penerapan industri 4.0 merupakan kunci dalam mewujudkan sektor manufaktur yang cerdas, berkelanjutan, dan tangguh menghadapi dinamika global.

“Kesiapan digital akan menjadi stimulus penting bagi dunia usaha untuk meningkatkan produktivitas, mempercepat inovasi, sekaligus memperkuat daya saing produk Indonesia di pasar global,” kata Menperin dalam keterangannya, Minggu (21/12).

Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2025, pemanfaatan sistem informasi berbasis internet telah menjangkau sekitar 229 juta pengguna atau 80,66 persen dari total penduduk Indonesia. Capaian ini menunjukkan tingginya tingkat penetrasi digital masyarakat, sekaligus menjadi indikator kesiapan nasional dalam menghadapi era transformasi digital, termasuk di sektor industri.

- Advertisement -

Sebagai wujud nyata penguatan transformasi industri 4.0, Kemenperin melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) secara konsisten menyelenggarakan berbagai program peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) industri, khususnya di bidang teknologi digital dan keamanan siber.

Pada akhir November lalu, BPSDMI berkolaborasi dengan PT Elmecon Multikencana, PT Riasarana Electrindo, dan Data Garda menyelenggarakan Seminar Kolaborasi PIDI 4.0 bertajuk “Essential Backbone for Industrial Efficiency, Connectivity, and Cybersecurity” yang digelar di Gedung Pusat Industri Digital Indonesia 4.0 (PIDI 4.0), Jakarta.

Kepala BPSDMI Doddy Rahadi menyampaikan, transformasi industri saat ini bergerak menuju lingkungan produksi yang semakin terotomatisasi, terkoneksi, dan berbasis data. Oleh karena itu, keseimbangan antara efisiensi operasional, konektivitas yang andal, serta keamanan siber menjadi fondasi utama dalam meningkatkan daya saing industri nasional.

“Efisiensi energi, konektivitas sistem, dan keamanan siber bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan strategis bagi industri yang ingin bertahan dan berkembang di era digital,” jelas Doddy.

Melalui seminar tersebut, pemerintah dan pelaku industri bersinergi untuk mempercepat transformasi industri 4.0 dengan berfokus pada tiga aspek utama, yakni peningkatan efisiensi energi, optimalisasi produktivitas mesin, serta penguatan keamanan siber operasional. Kolaborasi strategis ini bertujuan untuk berbagi pengetahuan praktis guna menekan risiko downtime, mengendalikan biaya energi, serta mengurangi kerentanan terhadap ancaman siber di lingkungan industri.

Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan SDM Industri, Sidik Herman menambahkan, tantangan global seperti tekanan efisiensi, kenaikan biaya energi, keterbatasan tenaga teknis terampil, hingga meningkatnya frekuensi gangguan siber di sektor manufaktur menjadikan tema seminar ini sangat relevan dan strategis.

“Efisiensi energi, keandalan mesin berbasis predictive maintenance, integrasi Internet of Things (IoT) untuk pemantauan real time, hingga perlindungan sistem industri dari ancaman siber kini menjadi prasyarat utama bagi industri yang ingin tetap kompetitif,” ungkap Sidik.

Selain pemaparan materi, seminar ini juga dilengkapi dengan sesi diskusi interaktif yang memungkinkan peserta mendalami berbagai tantangan nyata di lapangan. Peserta juga mendapatkan kesempatan menyaksikan demo perangkat industri yang menampilkan penerapan langsung solusi berbasis Industri 4.0.

Direktur PT Elmecon Multikencana, Ridwan Djuhari, menyatakan bahwa kolaborasi ini menjadi wadah strategis bagi pemerintah, integrator, dan pelaku industri dalam menghadirkan solusi nyata untuk peningkatan efisiensi energi, produktivitas mesin, serta keamanan sistem operasional industri.

“Kami mendukung agar kolaborasi seperti ini terus digalakkan, sehingga industri nasional mampu menghadapi persaingan global dan tidak tertinggal dari negara-negara kawasan seperti Vietnam dan Thailand,” ujarnya. Melalui sinergi ini, diharapkan perusahaan industri nasional dapat memperoleh referensi dan solusi konkret untuk mempercepat transformasi menuju Industri 4.0 secara berkelanjutan.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER