Anggota Komisi IV DPR RI, Prof. Rokhmin Dahuri (dok: dpr)
MONITOR, Jakarta – Peringatan Hari Nusantara setiap 13 Desember kembali menjadi momentum refleksi kebangsaan. Hari ini bukan sekadar perayaan tanggal, tetapi pengingat tentang peran strategis laut, pangan, dan energi dalam menjaga kedaulatan nasional dan kesejahteraan rakyat.
Anggota Komisi IV DPR RI, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS, menegaskan bahwa Nusantara bukan sekadar istilah geografis; melainkan simbol identitas kolektif, kedaulatan negara, dan landasan masa depan Indonesia. Pandangan ini ia sampaikan dalam pernyataannya kepada media, Sabtu (13/12/2025) di Jakarta.
“Laut terjaga, pangan dan energi berdaulat, rakyat sejahtera — itulah Nusantara yang kita cita-citakan bersama,” ujar Rokhmin, yang juga dikenal sebagai akademisi di bidang kelautan dan perikanan, saat memperingati Hari Nusantara.
Penguatan Identitas Maritim Bangsa
Makna Hari Nusantara berakar pada Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957, ketika Indonesia menegaskan bahwa laut di sekitar, di antara, dan di dalam kepulauan menjadi satu kesatuan wilayah Republik. Deklarasi ini kemudian diakui secara internasional melalui United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) pada 1982, yang memperluas batas kedaulatan laut Indonesia dan meningkatkan peran maritim nasional.
Peringatan ini resmi ditetapkan sebagai hari nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 126 Tahun 2001, yang setiap tahunnya menjadi pengingat pentingnya wawasan Nusantara sebagai perekat wilayah, budaya, dan ekonomi nasional.
Laut: Simbol Persatuan dan Kekuatan Ekonomi
Menurut Rokhmin, laut Indonesia tidak hanya batas geografi; ia adalah jantung negara kepulauan terbesar di dunia yang menyatukan lebih dari 17.000 pulau dan memegang peran vital dalam ekonomi, kedaulatan, serta hubungan internasional.
Potensi laut Indonesia mencakup sumber daya biologis, energi, serta jasa lingkungan yang strategis. Negara dengan garis pantai panjang ini juga memegang peranan penting dalam arus perdagangan global dan menjadi basis ekonomi biru yang semakin penting di era modern.
“Laut bukan sekadar pemisah antar pulau, tetapi menjadi sumber kehidupan, konektor budaya, dan pilar ekonomi bangsa,” kata Rokhmin. Ia menekankan bahwa pemanfaatan sumber daya ini harus dilakukan secara berkelanjutan dan berbasis teknologi, agar dapat memberikan nilai tambah dan kesejahteraan bagi masyarakat pesisir maupun nasional.
Pangan dan Energi: Pilar Ketahanan Nasional
Tak cukup dengan kedaulatan laut, Rokhmin juga menyoroti isu kedaulatan pangan dan energi sebagai bagian tak terpisahkan dari visi Nusantara. Indonesia, dengan kekayaan alamnya, memiliki tantangan sekaligus peluang besar dalam menjaga ketahanan pangan nasional — dari produksi pertanian hingga perikanan — serta mengurangi ketergantungan impor.
Kedaulatan energi juga menjadi kunci bagi Indonesia untuk tetap mandiri di era transisi energi global. Pemanfaatan sumber energi terbarukan, optimalisasi produksi domestik, dan pengembangan kapasitas teknologi menjadi fokus yang ditekankan untuk mendukung ketahanan nasional di abad kedua Indonesia merdeka.
Generasi Muda dan Masa Depan Nusantara
Rokhmin juga memandang bahwa keberlanjutan visi Nusantara menuntut peran aktif generasi muda. Ia menilai bahwa pemahaman terhadap identitas maritim, teknologi, dan kemampuan inovatif generasi muda harus dikembangkan agar Indonesia mampu memanfaatkan potensi laut serta sumber daya alam secara optimal, adil, dan berkelanjutan.
“Generasi muda bukan sekadar pewaris laut Nusantara, tetapi arsitek masa depan maritim Indonesia,” tegasnya dalam berbagai kesempatan sebelumnya. Komitmen ini berkaitan langsung dengan upaya memperkuat ketahanan nasional sekaligus membangun daya saing di kancah global.
Hari Nusantara: Titik Kritis Kedaulatan dan Kesejahteraan
Momentum Hari Nusantara ke-24 ini menjadi pengingat akan makna luas dari wawasan Nusantara: pengakuan atas identitas bangsa sebagai negara kepulauan, penegasan kedaulatan wilayah laut yang strategis, serta upaya nyata memanfaatkan kekuatan laut dan sumber daya alam untuk kesejahteraan rakyat.
Dengan menggabungkan perlindungan laut, ketahanan pangan, dan kedaulatan energi, Indonesia diharapkan dapat meraih visi besar sebagai bangsa yang tidak hanya bersatu secara geografis, tetapi juga mandiri, sejahtera, dan berdaya saing di panggung dunia.
MONITOR, Sulsel - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memberikan arahan penuh motivasi di hadapan…
MONITOR, Pandeglang - Kementerian Agama (Kemenag) RI melalui Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kementerian Agama…
MONITOR, Jakarta - Menjelang peringatan satu abad kedua Nahdlatul Ulama (NU), wacana transformasi organisasi kembali…
MONITOR, Jakarta - Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa kerja sama industri antara…
MONITOR, Jakarta - Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama bersama Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah…
MONITOR, Jakarta - Wakil Kepala Pusat Penerangan (Wakapuspen) TNI Brigjen TNI Osmar Silalahi, didampingi Kadispenal…