MONITOR, Pati – Layanan pendidikan tinggi pada Kementerian Agama, terbuka untuk semua sebagai implementasi dari education for all, dari berbagai latar belakang sosial, ekonomi dan politik. Karena menjadi mandat undang-undang dan komitmen kementerian.
Pernyataan itu ditegaskan oleh Kepala Pusat Pembiayaan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (Puspenma) Sekretariat Jenderal, Kementerian Agama, Ruchman Basori, pada Stadium General sekolah Tinggi Agama Islam Pati (STAIP), pada pada Sabtu (6/12/25).
Lebih lanjut dikatakan oleh Alumni IAIN Walisongo ini bahwa pemerintah telah menyiapkan skema untuk pembiayaan pendidikan untuk semua warga, agar tercipta keadilan sosial. “Yang pinter-pinter dan memenuhi kualifikasi diberikan beasiswa indonesia bangkit, yang kurang mampu secara ekonomi namun berpotensi untuk studi diberikan layanan Kartu Indonesia Pintar Kuliah untuk jenjang pendidikan tinggi dan PIP untuk jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah Keagamaan”, kata Ruchman.
Ruchman didaulat menjadi nara sumber stadium general STAIP, yang diberi tajuk: “Biaya Pendidikan dan Keadilan Sosial: Tantangan Pendidikan Untuk Semua”. Diikuti oleh kurang lebih 400-san mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan.
Disadari oleh Ruchman, rasio Master-Doktor di Indonesia masih cukup sangat rendah jika dibandingkan Populasi Usia Produktif. Saat ini jumlah Master-Doktor di Indonesia hanya 0,53% dibandingkan Populasi Usia Produktif. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia, Vietnam, dan Thailand yang memiliki Rasio Master-Doktor di kisaran angka 2,43 persen. Dibandingkan negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea, Selandia Baru, Kanada, dan Jerman, selisihnya semakin besar. Rasio Master-Doktor di negara-negara maju tadi berkisar di angka 9,80 persen.
Stadium General dipandu oleh Ahmad Jukari, Dosen STAIP yang juga aktivis lembaga swadaya masyarakat. Mantan KPU Pati dua periode dan aktif dalam kegiatan-kegiatan demokrasi, pemilu dan social lainnya. Hadir unsur pimpinan lengkap, Ketua STAIP Abd. Aziz, mantan Ketua Aida Husna, Sekrataris Yayasan Pendididikan Islam yang menaungi STAIP Dr. Muhammad Dhofir, M.A, para Wakil Kedtua, Kaprodi, dan segenap dosen.
Kepada para mahasiswa Ruchman yang juga Doktor Manajemen Kependidikan Universitas Negeri Semarang ini menyampaikan pelbagai peluang beasiswa yang ada di Kemenag mulai dari S1, S2 dan S3 Dalam Negeri dan Luar Negeri dengan full funding. “Jangan lama-lama lulusnya di S1, segera lulus, 4 tahun atau bahkan 3,5 tahun lalu ambil beasiswa S2 ke Luar Negeri”, demikian himbau Ruchman.
“Perguruan Tinggi di Luar Negeri melambai-lambai untuk kalian masuki, dan tugas Puspenma membiayainya”, kata Ruchman sambail senyum-senyum.
Bagi para dosen STAIP dan PTKIS lainnya, Ruchman mempersilahkan untuk memanfaatkan layanan beasiswa S3, tentu disesuaikan dengan tugas fungsional yang saat ini di embannya. Kecuali mau balik kanan keilmuannya.
“Meningkat jenjang S3 bagi para dosen adalah keharusan untuk menambah modal bagi tercapainya akreditasi kelembagaan dan program studi, termasuk berusaha mengurus jabatan fungsioanl dari Lektor hingga Guru Besar” harap Ruchman dihadapan puluhan para dosen STAIP.
Sementara itu Ketua STAI Pati Abdul Aziz menyampaikan apresiasinya kepada Kemenag yang telah menyapa STAIP dengan program-program layanan Pendidikan seperti KIP Kuliah, Bantuan Penyelesaian Pendidikan (BPP) dan juga bantuan sarpras.
Hal itu di amini oleh Sekretaris Yayasan Muhammad Dhofir mengatakan bahwa perhatian pemerintah tidak kurang-kurang, sekarang tinggal kita yang ada di STAI Pati. “Puspenma di bawah Pak Ruchman telah menawarkan pelbagai program peningkatan capacitas tinggal para dosen dan mahasiswa untuk memanfaatkannya”, katanya.