HUMANIORA

Gelar Kemah Lintas Agama, Kemenag Perkuat Infrastruktur Sosial Lewat Peran Pemuda

MONITOR, Bogor – Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Kamaruddin Amin, mengatakan, generasi muda merupakan infrastruktur sosial kerukunan bangsa yang harus dipupuk dan diperkuat secara sistematis.

Hal itu disampaikannya dalam kegiatan Interfaith Harmony Camp yang berlangsung 21-22 November di Camp Hulu Cai, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Toleransi Internasional yang bertajuk The Wonder of Harmony.

Menurutnya, pemuda memiliki kemampuan alami untuk berinteraksi, berkolaborasi, dan membangun jejaring lintas budaya maupun agama sehingga menjadi modal penting dalam menjaga kohesi sosial Indonesia.

Kamaruddin menekankan bahwa Pancasila tidak pernah memandang mayoritas maupun minoritas, melainkan mengedepankan nilai kemanusiaan, persatuan, dan keadilan sosial yang bersumber dari ketuhanan. Oleh karena itu, penguatan kapasitas pemuda lintas agama menjadi langkah strategis untuk memastikan nilai-nilai dasar bangsa tetap hidup dan relevan dalam menghadapi dinamika global.

Ia menilai bahwa ruang-ruang perjumpaan seperti Interfaith Harmony Camp menjadi wahana yang efektif untuk menumbuhkan keberanian berdialog, membangun empati, sekaligus memperkuat kemampuan generasi muda dalam mengelola keberagaman.

“Kerukunan bukan hanya konsep, tetapi cara hidup yang harus dipraktikkan setiap hari,” katanya, Sabtu (22/11/2025) di hadapan 400 peserta.

Sekjen juga mengapresiasi hadirnya ratusan peserta dari berbagai agama, ormas keagamaan, kampus, dan komunitas pemuda. Kehadiran mereka menunjukkan bahwa kolaborasi lintas iman semakin menguat dan menjadi tren positif di kalangan generasi baru. Ia berharap The Wonder of Harmony 2025 menjadi momentum untuk mendorong Indonesia sebagai ruang harmoni dunia.

Menutup paparannya, Kamaruddin mengajak seluruh peserta untuk membawa pengalaman ini ke lingkungan masing-masing dan menjadi agen kerukunan yang aktif, kreatif, serta mampu menjawab tantangan zaman. “Masa depan kerukunan Indonesia berada di tangan kalian,” ujarnya.

Sementara itu, Plt. Direktur Penerangan Agama Islam, Ahmad Zayadi, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari 18 agenda nasional The Wonder of Harmony 2025 yang digelar Ditjen Bimas Islam hingga awal Desember. Seluruh rangkaian dirancang untuk memperkuat toleransi, kerukunan, dan wawasan kebangsaan, terutama di kalangan generasi muda lintas agama.

Menurut Zayadi, Indonesia adalah bangsa besar yang dibangun dari keberagaman suku, bahasa, adat, dan agama. Luas wilayah yang membentang dari Aceh hingga Papua menggambarkan tantangan sekaligus kekuatan bangsa yang mampu hidup berdampingan. Para pendiri bangsa, katanya, sangat memahami realitas ini sehingga merumuskan dasar bernegara yang tidak menjadikan satu agama sebagai fondasi negara, tetapi tetap menjadikan nilai ketuhanan sebagai inti moral kehidupan berbangsa.

Zayadi mengungkapkan, Indonesia merupakan negara yang sangat religius, tercermin dari penempatan sila Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai dasar yang melandasi sila-sila lainnya. Perspektif ini, menurutnya, harus terus ditanamkan kepada generasi muda agar mereka memaknai keberagamaan secara dewasa, beradab, dan selaras dengan cita-cita kebangsaan.

Ia menjelaskan, Interfaith Harmony Camp tidak hanya menjadi ruang dialog, tetapi juga sarana memperkuat infrastruktur sosial keagamaan, yaitu kepercayaan, jejaring sosial, kolaborasi lintas identitas, serta nilai-nilai gotong royong. Kegiatan seperti diskusi kebangsaan, fun game, aksi lingkungan berkonsep ekoteologi, hingga pentas seni lintas agama menjadi bagian dari proses membangun kohesi sosial yang konkret.

Zayadi juga menyampaikan bahwa kegiatan ini sengaja digelar berdekatan dengan peringatan Hari Toleransi Internasional, 16 November, sebagai bentuk komitmen Kemenag dalam meneguhkan moderasi beragama. “Kami ingin anak muda merasakan langsung bagaimana kerukunan dibangun melalui perjumpaan, bukan hanya melalui teori,” ujarnya.

Ia berharap rangkaian The Wonder of Harmony 2025 dapat melahirkan generasi muda lintas agama yang mampu menjaga ruang publik tetap damai, sejuk, dan produktif. “Ketika infrastruktur sosial keagamaan kuat, maka pembangunan nasional dapat berjalan lebih mantap,” tutup Zayadi.

Recent Posts

Buka The 5th INCOILS 2025, Sekjen Kemenag Dorong Pascasarjana PTKIN Lahirkan Alumni Otoritatif

MONITOR, Yogyakarta - Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, bersama Forum Direktur Pascasarjana…

21 menit yang lalu

Realisasi KMA Integrasi, Rektor UIN Jakarta Serahkan SK Pegawai Satuan Pendidikan

MONITOR, Jakarta - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Asep Saepudin Jahar,…

39 menit yang lalu

Kemenag Cetak Kader Penggerak Moderasi Beragama dan Ekoteologi

MONITOR, Jakarta - Pusat Pembiayaan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (Puspenma) Sekretariat Jenderal berkomitmen mencetak…

3 jam yang lalu

UIN Ar-Raniry Konsolidasikan Gerak Cepat Pimpinan

MONITOR, Jakarta - Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh menggelar Retret Kepemimpinan 2025 pada…

6 jam yang lalu

Bambu Jadi Harapan Baru Industri Furnitur Nasional

MONITOR, Jakarta - Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan bambu terbesar di dunia, dengan…

9 jam yang lalu

Menag Dorong Kajian Ontologi Pendidikan sebagai Rumusan Arah Baru Pesantren

MONITOR, Bandung - Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan perlunya perumusan yang komprehensif sebelum Direktorat Jenderal…

10 jam yang lalu