HUMANIORA

Sambut Mahasiswa Baru UNMI, Prof Rokhmin: Kalian adalah Generasi Emas Indonesia 2045

MONITOR, Jakarta – Universitas UMMI Bogor (UNMI) meneguhkan langkahnya menuju kampus berkelas dunia (World-Class University). Hal ini ditegaskan oleh Rektor UNMI, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS, dalam Kuliah Umum bertajuk “Peran Mahasiswa sebagai Agen Perubahan di Era Disrupsi dan Globalisasi” yang digelar di kampus UNMI, Senin (10/11/2025).  

Dalam pemaparannya, Anggota Komisi IV DPR RI menekankan pentingnya mahasiswa memiliki rasa bangga sebagai bagian dari Universitas UNMI. Ia menyambut hangat mahasiswa baru Universitas UNMI Bogor. Ia menekankan bahwa perjalanan akademik harus dimulai dengan niat ibadah, semangat, dan kesungguhan.  

“Selamat datang Mahasiswa Baru Universitas UMMI Bogor. Kalian adalah generasi emas Indonesia 2045. Mari bersama menjadikan UMMI sebagai kampus unggul, modern, mandiri, dan Islami,” ucapnya penuh semangat.

Ia berpesan agar setiap mahasiswa menumbuhkan semangat belajar sepanjang hayat (long life learning), serta bercita-cita menjadi pribadi sukses yang tidak hanya membanggakan diri sendiri, tetapi juga orang tua, masyarakat, bangsa, dan dunia.  

“Kalian adalah generasi emas Indonesia 2045. Belajarlah dengan niat ibadah, semangat, dan kesungguhan. Jadilah mahasiswa unggul yang modern, mandiri, dan Islami. Mari bersama membangun Indonesia yang maju, adil-makmur, berdaulat, serta dunia yang lebih sejahtera, damai, dan berkelanjutan,” tegas Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University. 

Prof. Rokhmin menegaskan bahwa riset bukan sekadar kewajiban akademik, melainkan identitas kampus. UNMI Bogor kini berada di jalur Research-Based University dengan berbagai langkah nyata:  
-Rumah Sakit UMMI dikembangkan sebagai laboratorium hidup untuk pendidikan kebidanan dan keperawatan, dengan potensi menjadi teaching hospital bekerja sama dengan IPB dan mitra strategis.  
-Laboratorium kesehatan dan teknik dimanfaatkan tidak hanya untuk praktikum, tetapi juga riset sederhana terkait kesehatan masyarakat, kualitas air, lingkungan, dan teknologi tepat guna.  
-Kurikulum berbasis industri dan masyarakat melalui magang, KKN, serta proyek tugas akhir yang diarahkan untuk menjawab isu pengentasan kemiskinan, penguatan UMKM, kesehatan, dan digitalisasi.  

Prof. Rokhmin juga merumuskan lima karakter utama mahasiswa unggul UNMI:  
1. Rajin belajar di kelas maupun secara mandiri.  
2. Konsisten dalam ibadah dan akhlak.  
3. Aktif dalam organisasi dan kegiatan kampus.  
4. Memiliki visi hidup dan rencana masa depan.  
5. Bermental kerja keras, ulet, dan pantang menyerah.  

Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) tersebut menegaskan bahwa kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi faktor penentu keberhasilan bangsa dalam menghadapi era disrupsi teknologi, triple ecological crises, dan globalisasi. 

Menurutnya, era disrupsi dan globalisasi ditandai oleh perubahan super cepat di berbagai bidang:  
– Teknologi: Digitalisasi, Big Data, Internet of Things (IoT), Blockchain, Artificial Intelligence (AI), Drone, dan Robotik.  
– Geopolitik: Ketegangan antarnegara yang semakin meruncing.  
– Ekonomi: Persaingan pasar global yang semakin ketat.  
– Sosial-Budaya: Pergeseran nilai dan gaya hidup masyarakat.  
– Ekologi: Krisis iklim global, hilangnya keanekaragaman hayati, dan pencemaran lingkungan.  

“Kompetisi bukan hanya antar individu, tetapi juga antar bangsa. Profesi lama banyak yang tidak relevan, sementara profesi baru bermunculan sesuai perubahan kebutuhan manusia. Orang yang unggul adalah mereka yang adaptif, kreatif, inovatif, dan kolaboratif,” tegas Prof. Rokhmin.  

Dalam pesannya, Prof. Rokhmin mengingatkan mahasiswa agar tidak sekadar menempuh pendidikan formal, tetapi juga aktif berpraktikum, berorganisasi, dan beribadah dengan sungguh-sungguh.  

“Siapa yang tidak belajar, berpraktikum, berkolaborasi, dan beribadah kepada Tuhan YME dengan ikhlas; akan tertinggal dan kemungkinan besar setelah lulus kurang sukses,” ujarnya.  

Prof. Rokhmin menekankan bahwa Indonesia membutuhkan SDM unggul yang mampu menjawab tantangan global sekaligus membawa bangsa menuju visi Indonesia Emas 2045. Generasi muda harus menjadi agen perubahan yang tidak hanya berorientasi pada kesuksesan pribadi, tetapi juga memberi manfaat bagi masyarakat, bangsa, dan dunia.  

Prof. Rokhmin Dahuri juga menekankan bahwa generasi muda, khususnya mahasiswa, menghadapi tantangan besar di era globalisasi:  
1. Teknologi berkembang lebih cepat daripada kurikulum dan kapasitas dosen/guru.  
2. Arus informasi sangat besar, namun banyak yang tidak valid (hoaks).  
3. Individualisme dan krisis akhlak semakin meningkat.  
4. Persaingan kerja sangat ketat, baik di dalam negeri maupun global.  
5. Dunia kerja dan industri membutuhkan tenaga kerja bukan hanya pintar, tetapi juga berkarakter dan berdaya juang tinggi.  

Dalam pesannya, ia menekankan bahwa pembentukan pribadi seutuhnya harus meliputi empat aspek utama:  
– IPTEK (IQ/Hard Skills): penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.  
– Etos Kerja Unggul dan Akhlak Mulia (EQ/Soft Skills): kemampuan beradaptasi, berkomunikasi, dan berintegritas.  
– IMTAQ (SQ/Spiritual Quotient): kekuatan spiritual dan moral sebagai fondasi kehidupan.  

“Generasi muda harus membekali diri dengan ilmu pengetahuan, etos kerja, akhlak mulia, dan iman takwa. Hanya dengan itu, mereka bisa menjadi agen perubahan yang membawa bangsa menuju masa depan yang lebih adil, makmur, dan berkelanjutan,” tegasnya.

Anggota Dewan Penasihat Ilmiah Internasional Pusat Pembangunan Pesisir dan Samudera, Universitas Bremen, Jerman ini menguraikan jurusan atau program studi yang paling dibutuhkan dunia kerja hingga tahun 2030. Dalam kuliah umumnya, ia menekankan bahwa perubahan global, disrupsi teknologi, dan krisis ekologi menuntut generasi muda untuk memilih bidang keilmuan yang relevan dengan kebutuhan industri dan masyarakat.  

Prof. Rokhmin menyebutkan sepuluh bidang studi yang akan menjadi tulang punggung dunia kerja di masa depan:  
1. Akuntansi  
2. Teknik Komputer & Ilmu Komputer  
3. Artificial Intelligence  
4. Ilmu Pangan & Gizi  
5. Human Resources (Psikologi, Manajemen, & Hukum)  
6. Teknik Mesin  
7. Matematika & Statistika  
8. Keperawatan  
9. Kesehatan Masyarakat  
10. Software Engineering  

“Generasi muda harus memilih jurusan yang tidak hanya menjanjikan masa depan cerah, tetapi juga memberi kontribusi nyata bagi masyarakat dan bangsa,” tegasnya.  

Visi UNMI adalah menjadi universitas yang mengutamakan penguasaan dan penerapan IPTEKS, beramal pada masyarakat untuk memajukan ekonomi, mengentaskan kemiskinan, meningkatkan digitalisasi dan teknologi, menaikkan derajat kesehatan, serta membangun peradaban berakhlak melalui Tridharma Perguruan Tinggi yang berkelas unggul.  

Misi Utama UNMI
1. Menghasilkan lulusan unggul, penelitian bermanfaat, dan pengabdian masyarakat berdampak positif.  
2. Mengentaskan kemiskinan melalui penguatan UMKM dan industri.  
3. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.  
4. Mendorong digitalisasi dan teknologi.  
5. Membangun peradaban berakhlak mulia.  

Prof. Rokhmin Dahuri menekankan bahwa lulusan perguruan tinggi harus memiliki kompetensi menyeluruh: Kompeten pada bidang studinya, Menguasai teknologi digital, Mampu berbahasa asing,  Emotional Quotient (soft skill) yang baik,  Spiritual Quotient (IMTAQ) yang kokoh,  Sehat jasmani dan rohani.  

Dengan bekal tersebut, lulusan UNMI diharapkan mampu: Menciptakan lapangan kerja sebagai entrepreneur, Bekerja di berbagai sektor: pendidikan, penelitian, ASN, industri swasta, BUMN, koperasi, lembaga internasional, dan LSM,  Berkontribusi bagi terwujudnya Indonesia Emas 2045 dan dunia yang lebih berkelanjutan.  

Program Studi dan Bidang Keilmuan
UNMI Bogor kini memiliki 9 program studi dengan 23 peminatan, meliputi:  
– Kesehatan: D3 Kebidanan, D3 Keperawatan.  
– Teknik & Saintek: Teknik Sipil, Teknik Mesin, Nutrisi & Teknologi Pangan, Teknik Informatika & Digital (IoT, AI, Big Data, Blockchain), Bioteknologi, Nanoteknologi.  
– Sosial, Hukum & Bisnis: Ilmu Hukum, Ilmu Komunikasi, Manajemen, Kewirausahaan.  

Universitas UMMI Bogor di bawah arahan Prof. Rokhmin Dahuri tidak hanya berkomitmen mencetak lulusan unggul yang siap menghadapi dunia kerja 2030, tetapi juga membangun generasi emas Indonesia yang berkontribusi bagi terwujudnya Indonesia Emas 2045 dan dunia yang lebih adil, damai, serta berkelanjutan.  

Menteri Kelautan dan Perikanan RI periode 2001–2004, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS, menegaskan bahwa Universitas UMMI Bogor (UNMI) bukan sekadar “kampus umum yang religius”, melainkan perguruan tinggi yang berlandaskan nilai-nilai Islam. Menurutnya, Iman, Taqwa, dan Akhlak menjadi ruh dari seluruh proses akademik di UNMI, sekaligus fondasi dalam membentuk generasi emas Indonesia 2045.    

“IMAN – ILMU – PERADABAN adalah tiga pilar yang menjadi arah perjalanan UNMI Bogor,” tegasnya.  

Salah satu keunggulan strategis UNMI adalah integrasi antara fakultas kesehatan (D3 Kebidanan dan D3 Keperawatan) dengan Rumah Sakit UMMI sebagai fasilitas layanan kesehatan. Konsep ini sejalan dengan integrated medical education atau teaching hospital, di mana rumah sakit berfungsi sebagai laboratorium nyata untuk pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.  

Dengan ekosistem terpadu kampus–rumah sakit, mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga langsung berpraktik di lapangan, menghadapi kasus nyata, dan berkontribusi pada peningkatan kesehatan masyarakat. 

Universitas UMMI Bogor menegaskan posisinya sebagai kampus Islami modern yang mengintegrasikan iman, ilmu, dan peradaban. Dengan ekosistem riset, praktik, dan kolaborasi yang kuat, UNMI siap mencetak generasi emas yang unggul secara intelektual, spiritual, dan sosial.

Dengan pendekatan ini, tegasnya, UNMI Bogor berkomitmen mencetak lulusan yang tidak hanya kompeten di bidang akademik, tetapi juga memiliki integritas moral, etos kerja unggul, dan kepedulian sosial.  

“UNMI Bogor hadir untuk melahirkan generasi yang beriman, berilmu, dan berperadaban. Lulusan yang tidak hanya sukses di dunia, tetapi juga bahagia di akhirat, serta berkontribusi nyata bagi Indonesia Emas 2045 dan dunia yang lebih adil, damai, dan berkelanjutan,” ujar Prof. Rokhmin.  

Ketua Dewan Pakar Asosiasi Pemerintah Daerah Pesisir dan Kepulauan se-Indonesia (ASPEKSINDO) menegaskan pentingnya membangun ekosistem kerja sama yang inovatif melalui model Pentahelix. Dalam pemaparannya, ia menjelaskan bahwa Pentahelix merupakan pendekatan kolaboratif yang menyatukan lima unsur utama pembangunan: akademisi, bisnis (industri), pemerintah, komunitas, dan media.  

Menurutnya, sinergi kelima unsur tersebut menjadi kunci dalam menghadapi tantangan era disrupsi teknologi, krisis ekologi, dan globalisasi. Dengan fondasi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), kreativitas, serta inovasi, Pentahelix diyakini mampu menciptakan solusi nyata bagi pembangunan daerah pesisir dan kepulauan, sekaligus memperkuat daya saing bangsa.  

Pemerintah daerah maupun pusat berperan sebagai regulator yang memastikan kebijakan berpihak pada masyarakat. Komunitas lokal, khususnya masyarakat pesisir dan kepulauan, menjadi subjek utama pembangunan. Media berperan menyebarkan informasi, membangun opini publik, dan mengedukasi masyarakat.

Prof. Rokhmin Dahuri menekankan bahwa Pentahelix bukan sekadar konsep, melainkan model kerja sama yang harus diimplementasikan secara nyata.

“Pentahelix adalah jalan menuju ekosistem pembangunan yang inklusif, berkelanjutan, dan berbasis inovasi. Sinergi lima unsur ini akan melahirkan solusi nyata bagi masyarakat pesisir dan kepulauan, sekaligus membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih adil, makmur, dan berdaya saing,” tegasnya.  

Model Pentahelix yang digagas Prof. Rokhmin Dahuri menjadi strategi penting dalam membangun ekosistem kerja sama yang berkelanjutan. Dengan sinergi akademisi, industri, pemerintah, komunitas, dan media, pembangunan pesisir dan kepulauan diharapkan mampu menjawab tantangan global sekaligus mencetak generasi emas Indonesia 2045.

Recent Posts

Gus Dur Dapat Gelar Pahlawan, DPR: Beliau Wariskan Gagasan juga Energi Moral Bangsa

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi VIII DPR RI Maman Imanulhaq menyambut penuh haru keputusan pemerintah…

2 jam yang lalu

Prof Deding Ishak apresiasi Presiden Prabowo beri Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto

MONITOR, Jakarta - Tokoh Nasional yang juga guru besar Universitas Islam Nusantara (Uninus), Prof Deding…

2 jam yang lalu

UIN Jakarta Beberkan Kesiapan Jadi PTNBH Ke DPR, Pendapatan Non-UKT jadi Andalan

MONITOR, Jakarta - Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta secara resmi melaporkan kesiapan mereka untuk beralih…

2 jam yang lalu

Hari Pahlawan 2025, DPR Ajak Generasi Muda Jadi Hero Zaman Now

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Lalu Hadrian Irfani mengajak seluruh masyarakat…

3 jam yang lalu

Pemangkasan Dana Reses Dewan Diapresiasi, Jadi Sinyal Positif Efisiensi Anggaran DPR

MONITOR, Jakarta - Pemangkasan dana reses Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dari Rp 702 juta…

3 jam yang lalu

Soeharto Diberi Gelar Pahlawan, DPR Singgung Pelanggaran HAM Orde Baru

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi XIII DPR RI Andreas Hugo Pareira menyoroti keputusan Pemerintah…

4 jam yang lalu