Jumat, 7 November, 2025

ITB Ahmad Dahlan-UIN Salatiga Perkuat Kerja Sama Riset dan Kemanusiaan

MONITOR, Jakarta – Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB AD) Jakarta menjalin kerja sama dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU). Selain MoU dengan UIN Salatiga, ITB AD Jakarta juga melakukan MoU dengan Kedutaan Rwanda. Penandatangan tersebut bersamaan dengan rangkaian kegiatan 2025 Annual International Interdisciplinary Conference and Research Expo (AIICARE), 3–5 November 2025.

Hadir dalam pembukaan AIICARE yakni Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kelembagaan UIN Salatiga, Prof. Dr. Miftahuddin; Ketua LP2M UIN Salatiga, Hammam, Ph.D.; Rektor ITB AD Dr. Yayat Sujatna, M.Si.; Kepala PSIPP ITB AD Yulianti Muthmainnah, M.Sos.; Wakil Duta Besar Rwanda, Theophile Rurangwa; serta dibuka secara resmi oleh Walikota Salatiga, Robby Hernawan.

Kerja sama ini berfokus pada penguatan kolaborasi bidang penelitian, pengabdian kepada masyarakat, serta pengembangan kajian dan peran perempuan dalam masyarakat. Kolaborasi ini juga menjadi bagian dari pelaksanaan Catur Dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah, khususnya pembinaan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) yang berperspektif perempuan di lingkungan akademik.

Dalam sambutannya, Rektor ITB Ahmad Dahlan, Yayat Sujatna, menegaskan bahwa kemitraan ini bukan sekadar penandatanganan dokumen, melainkan langkah strategis untuk memperluas jejaring keilmuan dan kontribusi sosial. “Kerja sama ini merupakan komitmen untuk membangun peradaban ilmu dan memperluas jaringan amal. Kolaborasi adalah jalan menuju kemajuan, dan kami percaya pertemuan semangat antara tajdid dan inklusifitas akan menghasilkan manfaat yang luas bagi dunia akademik dan masyarakat,” ujarnya.

- Advertisement -

Ia berharap kerja sama ini berkembang menjadi bentuk program nyata seperti pertukaran dosen, mahasiswa, pengembangan kurikulum, penelitian kolaboratif, hingga praktik pengabdian masyarakat berbasis riset. “Kami berharap kerja sama ini menjadi laboratorium hidup bagi pengembangan keilmuan dan kemanusiaan, serta mempersiapkan generasi muda Islam yang berintegritas dan siap menjadi pemimpin masa depan,” tambahnya.

Kepala PSIPP ITB AD Yulianti Muthmainnah menambahkan, melalui kolaborasi ini, pihaknya akan berkomitmen untuk memperkuat jejaring riset dan advokasi isu-isu perempuan, masyarakat, dan pembangunan dalam perspektif Islam berkemajuan. “Kerja sama ini diharapkan berkelanjutan dan menghasilkan program strategis yang berdampak langsung bagi masyarakat luas,” pungkasnya.

Selain MoU antara tiga lembaga, dilakukan pula penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) antara Pusat Studi Islam Perempuan dan Pembangunan (PSIPP) ITB AD Jakarta dengan Fakultas Syari’ah UIN Salatiga. Bertindak sebagai para pihak yakni Kepala PSIPP dan Dekan Fakultas Syari’ah, Prof IIyya Muhsin.

Fokus MoA diantaranya AIK untuk isu zakat untuk korban kekerasan terhadap perempuan dan anak; teologi al-Ma’un berperspektif perempuan; maupun wakaf uang untuk pemberdaaan ekonomi perempuan tulang punggung keluarga. Ketiga isu ini nantinya akan menjadi poin penting dalam kerja sama kedua kampus.

Selain melakukan MoU dan MoA dengan UIN Salatiga dan Kedutaan Rwanda, atas dukungan Unilever, Tim PSIPP juga melakukan rangkaian kegiatan lainnya, seperti wawancara tokoh di Cirebon, Sragen, Semarang, dan Salatiga.

PSIPP ITB AD Jakarta berkomitmen bahwa hasil riset dan kajian yang dilakukannya tidak hanya untuk penguatan literasi dan kerja-kerja akademik, tetapi juga berdampak pada masyarakat luas. Harapannya, isu zakat untuk korban dapat diadopsi menjadi lebijakan lokal di Salatiga. Sebagaimana telah lahirnya Surat Edaran Walikota Tangerang Selatan tahun 2022 tentang Zakat untuk Korban.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER