Minggu, 2 November, 2025

Menuju Kota Pesisir Masa Depan, Prof Rokhmin dorong Gresik terapkan Agro-Maritim berkelanjutan

MONITOR, Gresik – Anggota DPR RI 2024–2029, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri MS, menyampaikan pandangan strategisnya terkait Kabupaten Gresik, Jawa Timur yang dinilai memiliki memiliki potensi besar untuk menjadi model pembangunan agro-maritim berkelanjutan di Indonesia.

“Dengan tata kelola yang baik dan kolaborasi yang solid, Gresik bisa menjadi contoh kabupaten pesisir modern yang memadukan industrialisasi dengan keberlanjutan sumber daya laut,” ujarnya dalam Rapat Koordinasi bertajuk “Pengembangan Potensi Daerah pada Sektor Maritim di tengah Isu Efisiensi Keuangan Daerah” yang digelar Pemerintah Kabupaten Gresik pada Kamis, 30 Oktober 2025, .

Prof. Rokhmin Dahuri, yang juga menjabat sebagai Rektor Universitas UMMI Bogor itu menekankan pentingnya pendekatan penta-helix—sinergi antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, komunitas, dan media—sebagai fondasi ekosistem inovatif berbasis kreativitas dan IPTEK. Menurut Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University ini, kolaborasi lintas sektor adalah kunci untuk memperkuat daya saing daerah di tengah tantangan global.

“Penta Helix merupakan sebuah model kerjasama inovatif yang menghubungkan
Akademisi, Bisnis (Industri), Komunitas
Pemerintah, dan Media Masa untuk menciptakan ekosistem kerjasama
berdasarkan pada Kreatifitas, Inovasi IPTEK,” ujarnya.

- Advertisement -

Gresik bangkit, Dunia Mulai Melirik

Prof. Rokhmin Dahuri menegaskan, Gresik bukan hanya kabupaten pesisir. Ia adalah titik temu antara laut, industri, dan masa depan. Dengan posisi geografis yang strategis, kekayaan sumber daya alam, dan infrastruktur yang terus berkembang, Gresik kini berdiri sebagai magnet investasi nasional.

Kabupaten Gresik terus memperkuat posisinya sebagai kawasan strategis untuk investasi nasional. Dengan delapan keunggulan utama, mulai dari posisi geografis yang menguntungkan hingga jaminan keamanan berbisnis, Gresik menawarkan ekosistem investasi yang kompetitif dan berkelanjutan.

Delapan fondasi keunggulan telah disiapkan:
1. Posisi geografis yang strategis
2. Ketersediaan lahan & potensi pengembangan Kawasan
3. Potensi SDA (Agro-Maritim, bahan galian, bahan baku semen, dan
migas) dan potensi ekonomi yang cukup besar
4. Infrastruktur yang memadai
5. Ketersediaan daya dukung produksi
6. Potensi tenaga kerja dan konsumen (pasar)
7. Kemudahan proses perizinan
8. Jaminan keamanan berinvestasi dan berbisnis

Salah satu ikon pengembangan kawasan adalah JIIPE (Java Integrated Industrial and Port Estate), pelabuhan internasional yang mengintegrasikan Port Estate, Industrial Estate, dan Residential Estate. “JIIPE merupakan Kawasan Industri Terintegrasi pertama di Indonesia dan terbesar di Jawa Timur,” ujar Ketua Dewan Pakar ASPEKSINDO (Asosiasi Pemerintah Daerah Pesisir dan Kepulauan se Indonesia) ini.

Tak hanya sektor industri, Gresik juga unggul di sektor budidaya perikanan. Berdasarkan data Dinas Perikanan Gresik, sektor budidaya menunjukkan keunggulan signifikan pada komoditas bandeng. Tahun 2023, produksi bandeng Gresik menyumbang 55,87% dari total produksi bandeng Jawa Timur dan 11,71% dari skala nasional. Tahun 2024, kontribusinya tetap tinggi yakni 55,37% untuk Jawa Timur dan 11,4% pada tingkat nasional.

“Dengan sinergi antara sektor industri dan agro-maritim, Gresik siap menjadi model pembangunan ekonomi daerah yang inklusif dan berkelanjutan,” tegasnya.

Berikut versi headline dan naskah berita yang merangkum gagasan strategis Prof. Rokhmin Dahuri secara inspiratif dan modular, siap untuk digunakan dalam publikasi, kampanye daerah, atau materi presentasi:

Strategi 3 Langkah dan 4 Pilar Pembangunan 

Prof. Rokhmin Dahuri MS menegaskan bahwa Gresik memiliki potensi besar untuk menjadi daerah maju, sejahtera, dan mandiri—l, dengan syarat menerapkan strategi pelayanan publik yang berorientasi pada pelanggan dan pembangunan yang berkelanjutan.

Lalu, ia memaparkan tiga langkah strategis untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing daerah:

1. Menjadi tuan rumah yang baik (Be a Good Host): Strategi akuisisi pelanggan: menarik rakyat, wisatawan, investor, dan talenta unggul.

2. Memperlakukan pelanggan secara baik (Treat Your Guests Properly):  Strategi kepuasan pelanggan: pelayanan publik yang ramah, efisien, dan solutif.

3. Membangun “rumah” yang nyaman (Build a Home Sweet Home):  Strategi retensi pelanggan: menciptakan ekosistem hidup dan bisnis yang aman, nyaman, dan berkelanjutan.

Lebih jauh, sebagai Duta Besar Kehormatan Kepulauan Jeju dan Kota Metropolitan Busan, Korea Selatan, Rokhmin menekankan empat pilar utama agar suatu wilayah dapat maju dan berdaulat:

Pertama, Peta Jalan Pembangunan Yang Holistik, Benar, Dan Dilaksanakan 
Berkesinambungan.

1. Transformasi Struktural Ekonomi: dari berbasis SDA mentah ke INOVASI & 
industri manufaktur, 2. Pengembangan competitive advantages based on comparative advantages, 3. Kedaulatan pangan, energi, farmasi, air, dan mineral, 4. Digital Economy (Industry 4.0), Blue Economy, Green Economy, dan Ekonomi Pancasila.

Kedua, SDM Unggul: Kompeten, Kreatif, Inovatif, Etos Kerja Tinggi, Akhlak Mulia, 
Dan Imtaq Kokoh: 1. Pendidikan Berkualitas berkelas dunia, 2. Pelayanan Kesehatan prima, 3. Pelatihan & Penyuluhan(Upskilling & Reskilling),v4. Riset untuk hasilkan info ilmiah & inovasi, 5. Agama.

Ketiga, Stabilitas Politik Dan Damai (Hard State): 1. Rules of law berdasarkan kebenaran dan keadilan, 2. Azas Meritokrasi, 3. Kolaborasi antar Komponen Wilayah, 4. Iklim Investasi dan Ease of Doing Business yang kondusif, 5. Good Governance

Keempat, Pemimpin Yang Kompeten, Smart, Good, Dan Strong: 1.Sehat jasmani & Rohani, 2.Berpendidikan memadai, 3.Memiliki kemampuan leadership & managerial yang tinggi, 4.Berakhlak mulia: jujur, amanah, fathonah, tabligh, sabar, bersyukur, dan kanaah, 5.IMTAQ kokoh menurut agama masing-masing.

Keempat syarat ini ditekankan Menteri Kelautan dan Perikanan 2001-2004 itu sebagai satu kesatuan yang saling mendukung untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan yang berkelanjutan di suatu daerah.

Menurut Ketua DPP PDI-Perjuangan Bidang Kelautan Perikanan 2025–2030 itu, Indonesia memiliki modal dasar pembangunan yang sangat besar:

Bonus Demografi: Jumlah penduduk 285,7  juta orang (terbesar keempat di dunia) dengan jumlah kelas menengah yang cukup besar, dan dapat bonus demografi dari 2020 – 2040,  potensi human capital (daya saing) dan pasar domestik yang
luar biasa besar.

Kaya Sumber Daya Alam: Kaya Sumber Daya Alam (SDA) baik di darat maupun
di laut.

Posisi Geoekonomi Dan Geopolitik Sangat Strategis: 45% dari total perdagangan barang global bernilai 15 trilyun dolar AS/tahun dikapalkan melalui ALKI (UNCTAD, 2012). “Selat Malaka (ALKI-1) merupakan jalurtransportasi laut terpadat di dunia, 200 kapal/ha,” terang Ketua Umum MAI (Masyarakat Akuakultur Indonesia).

Rawan Bencana Alam: 70% gunung berapi dunia, tsunami, dan hidrometri→ mestinya sebagai tantangan yang membentuk etos kerja unggul (inovatif, kreatif, dan entrepreneur) dan akhlak mulia.

“Dengan potensi (modal dasar) pembangunan yang sangat besar
dan lengkap diatas, sejatinya potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar 10% per tahun,” tegasnya.

Pada tataran mikro: negara (daerah) yang memiliki banyak Perusahaan (BUMN dan Swasta) dan Koperasi yang mampu menghasilkan barang dan jasa (goods and services) yang berdaya saing tinggi (top quality, harga relatif murah, dan produksi teratur serta berkelanjutan) untuk memenuhi kebutuhan nasional maupun ekspor secara berkelanjutan.

Strategi MikroMakro Menuju Indonesia Maju

Dalam upaya membangun daya saing nasional yang berkelanjutan, Prof. Rokhmin Dahuri menekankan pentingnya sinergi antara strategi mikro dan makro. Menurutnya, keberhasilan pembangunan tidak hanya ditentukan oleh kebijakan pemerintah pusat dan daerah, tetapi juga oleh kekuatan aktor-aktor ekonomi di tingkat akar rumput.

Tataran Mikro: Ekonomi Produktif dan Kompetitif

Di tingkat mikro, negara atau daerah harus memiliki ekosistem ekonomi yang ditopang oleh: Perusahaan BUMN, swasta, dan koperasi yang mampu memproduksi barang dan jasa berkualitas tinggi, Harga yang kompetitif dan terjangkau, Produksi yang teratur dan berkelanjutan, Kemampuan memenuhi kebutuhan domestik dan ekspor secara konsisten.

Ekonomi mikro yang kuat menjadi fondasi bagi ketahanan dan kemandirian ekonomi nasional.

Tataran Makro: Pemerintah sebagai Enabler

Sementara itu, di tingkat makro, pemerintah berperan sebagai fasilitator utama dengan menyediakan: Infrastruktur yang mumpuni, Sarana produksi yang memadai dan terjangkau, Sumber daya manusia unggul: kompeten, kreatif, dan berintegritas, Iklim investasi yang atraktif dan kondusif, Kebijakan politik-ekonomi yang stabil dan berpihak pada pembangunan jangka panjang.

“Kombinasi kebijakan yang tepat akan menciptakan ekosistem usaha yang sehat dan berdaya saing global,” katanya.

Keunggulan Komparatif Indonesia: Agro-Maritim

Prof. Rokhmin menegaskan bahwa pembangunan daya saing nasional harus bertumpu pada keunggulan komparatif yang dimiliki Indonesia: sektor agro-maritim. Dengan kekayaan laut, pertanian tropis, dan biodiversitas hayati yang luar biasa, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemimpin dunia dalam: Perikanan tangkap dan budidaya, Pertanian tropis berkelanjutan,  Industri pengolahan berbasis sumber daya alam, Ekonomi biru dan hijau yang ramah lingkungan

“Pembangunan berbasis agro-maritim bukan hanya lebih murah dan cepat, tetapi juga lebih inklusif dan berkelanjutan,” tegas Anggota Dewan Penasihat Ilmiah Internasional Pusat Pengembangan Pesisir dan Kelautan, Universitas Bremen, Jerman.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER