PARLEMEN

Komisi IV DPR Minta Pemerintah Tak Represif ke Pedagang Saat Hadapi Kenaikan Harga Beras

MONITOR, Jakarta – Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Alex Indra Lukman mengingatkan pemerintah agar tidak menggunakan pendekatan keras atau ‘bertangan besi’ dalam mengatur harga pasar beras. Ia berharap pemerintah melalui Bapanas dan Bulog melakukan pendekatan yang tepat.

“Jika harga pasar naik, pemerintah punya instrumen sangat lengkap untuk menstabilkannya kembali. Bapanas dan Bulog harusnya tangkas bergerak disaat harga melonjak. Kini pemerintah malah ambil jalan pintas, bertindak represif pada pedagang,” kata Alex, Rabu (29/10/2025).

Pernyataan tersebut disampaikan Alex sebagai tanggapan terhadap keluhan Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) yang menilai pemerintah terlalu ekstrem dengan mencabut izin pedagang yang menjual beras di atas harga eceran tertinggi (HET).

Menurut Alex, pemerintah seharusnya tidak perlu panik menghadapi kenaikan harga beras, sebab berbagai instrumen stabilisasi sudah tersedia.

Yang perlu dilakukan, menurut Alex, adalah memastikan bahwa kelompok rentan menjadi penerima manfaat utama dari program subsidi yang digulirkan, baik dalam bentuk bantuan pangan maupun beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan).

“Dengan stok beras di gudang Bulog mencapai 3,8 juta ton, pemerintah bisa membantu kelompok sasaran tanpa harus khawatir. Terlebih, musim panen juga sudah makin dekat, di awal tahun 2026,” terang Alex.

Ketua Panja Penyerapan Gabah dan Jagung Komisi IV DPR RI itu menilai langkah yang lebih tepat untuk meredam kenaikan harga beras adalah dengan memperbaiki pola distribusi. Termasuk, kata Alex, dengan memperbaiki sistem logistik nasional.

“Pemerintah harus menyederhanakan rantai distribusi, sehingga pedagang tidak terbebani biaya pengriman yang terlalu besar,” ujar Legislator asal Dapil Sumatera Barat I tersebut.

Selain itu, Alex mendorong pemerintah untuk terus menyempurnakan sistem logistik, terutama dalam kaitannya dengan peran Bulog yang diwajibkan membeli gabah tanpa mempertimbangkan kualitas.

“Membeli gabah petani dengan mengabaikan kualitas, tentu penuh tantangan. Makanya, kerja tim Bulog harus melebihi rata-rata dalam penanganan gabah yang dibeli dari petani,” jelas Alex.

Dengan langkah yang komprehensif, menurut Alex, stabilisasi harga beras dapat dicapai tanpa harus menekan pedagang kecil yang juga sedang berjuang memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

“Pemerintah mesti memperkuat distribusi dan keadilan logistik, agar rakyat di seluruh daerah bisa membeli beras dengan harga yang wajar,” pungkasnya.

Recent Posts

AICIS+ 2025 Resmi Dibuka, 12 Cendekia Dunia Bahas Islam, Teknologi, dan Masa Depan Peradaban

MONITOR, Depok – Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) bersama Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis)…

7 menit yang lalu

Menperin Tekankan Peran Irjen dalam Sistem Pengawasan Industri Nasional

MONITOR, Jakarta - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan, keberhasilan pelaksanaan strategi baru industrialisasi nasional…

27 menit yang lalu

Kemenag Jelaskan Kenapa Ada Program Pendanaan Riset Indonesia Bangkit

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama dalam tiga tahun terakhir menggulirkan Ministry of Religious Affairs The…

2 jam yang lalu

Judol Banyak Jerat Anak Sekolah, DPR Tekankan Pendidikan Karakter Hadapi Arus Digital

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi X DPR RI My Esti Wijayanti menyoroti fenomena semakin…

4 jam yang lalu

Kemenag Sebut Gereja Mitra Strategis Pemerintah

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan, Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)…

5 jam yang lalu

RS Brawijaya Travoy Hub Taman Mini Diresmikan, Jasa Marga Perkuat Ekosistem Layanan untuk Mobilitas, Ruang Publik, dan Kesehatan

MONITOR, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk menghadirkan RS Brawijaya Taman Mini di kawasan…

6 jam yang lalu