Sabtu, 25 Oktober, 2025

Ikrar Sumpah Profesi, 37 Dokter dan 15 Apoteker UIN Jakarta Siap Mengabdi untuk Negeri

MONITOR, Tangerang Selatan – Sebanyak 37 dokter baru Fakultas Kedokteran (FK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta secara resmi mengucapkan sumpah profesi di Auditorium Prof. Dr. dr. MK. Tadjudin, Rabu 22 Oktober 2025.

Momentum Sumpah Dokter ke-54 ini berlangsung khidmat karena juga bertepatan dengan Hari Santri Nasional (HSN) 2025. Hadir dalam acara tersebut antara lain Rektor UIN Jakarta, Prof Asep Saepudin Jahar, Dekan FK Dr. dr. Achmad Zaki, Dirjen Kesehatan Lanjutan Kemenkes RI dr. Azhar Jaya, para Wakil Rektor, guru besar, serta pimpinan rumah sakit jejaring pendidikan seperti RSUP Fatmawati dan RSU Sitanala.

Dalam sambutannya, Prof Asep Saepudin Jahar menyampaikan rasa syukur atas lahirnya para dokter baru UIN Jakarta yang tidak hanya menguasai ilmu medis tetapi juga berkarakter santri.

Oleh karena itu, Prof Asep pun meminta agar amanat yang diemban sekarang tak hanya jadi sekadar profesi, tapi juga dijadikan sebagai jalan pengabdian.

- Advertisement -

“Menjadi dokter bukan sekadar profesi, tapi jalan pengabdian. Sebagai dokter muslim, kalian harus menjadi penyelamat kehidupan dan penjaga iman,” ungkapnya.

Prof Asep juga mengingatkan agar para dokter senantiasa menjaga ketulusan dalam melayani. “Ketika kemanusiaan kalian utamakan, rezeki akan datang dengan sendirinya. Rizki dan takdir Tuhan itu tidak akan tertukar,” ujarnya.

Sementara itu, Dekan FK Dr. dr. Achmad Zaki, menegaskan bahwa sumpah dokter bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan pengabdian.

“Sumpah dokter bukan sekadar seremonial akademik, tetapi ikrar moral dan spiritual. Dari hari ini, tanggung jawab kalian bukan lagi kepada dosen, melainkan langsung kepada masyarakat,” katanya.

Dirjen Kesehatan Lanjutan Kemenkes RI, dr. Azhar Jaya, turut memberikan pesan kepada para lulusan agar siap mengabdi di mana pun berada.

“Negara membutuhkan dokter yang mau turun ke daerah, bukan hanya di kota besar. Jadilah penolong masyarakat di tempat yang paling membutuhkan,” ujarnya.

Perwakilan dokter baru, dr. Silvie Willia Marsyida, menyampaikan rasa syukur dan harapan agar seluruh sejawatnya dapat menjadi dokter yang amanah dan bermanfaat bagi umat.

“Sumpah ini bukan sekadar kata-kata, melainkan ikrar tanggung jawab kami di hadapan Allah, masyarakat, dan profesi. Semoga ilmu yang kami peroleh menjadi amal jariah yang terus mengalir,” katanya.

Silvie yang juga penerima Beasiswa Santri Berprestasi Kementerian Agama (Kemenag) itu mengungkapkan bahwa santri menjaga agama dengan ilmu dan akhlak, dokter menjaga kehidupan dengan ilmu dan pelayanan. “Keduanya sama-sama untuk kemaslahatan umat,” ungkapnya.

Mewakili para orang tua, dr. Azhar Jaya berharap agar para dokter muda terus menjaga integritas, menjunjung kemanusiaan dan mengabdi dengan tulus. “Profesi dokter adalah ibadah dan pengabdian. Jangan jadikan profesi ini alat dagang, tapi ladang amal,” ujarnya.

Selain para dokter, di hari yang sama, Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta juga menggelar pelantikan dan pengambilan sumpah apoteker Angkatan ke-15 di Auditorium Harun Nasution.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UIN Jakarta, Prof Ali Munhanif, mengungkapkan selamat kepada para sarjana apoteker yang sudah melakukan sumpah apoteker.

“Saya ucapkan selamat kepada para sarjana apoteker yang sudah diambil  sumpahnya,” katanya.

Selain itu, Ali Munhanif juga mengingatkan bahwa dunia kerja saat ini tidak bisa hanya dihadapi dengan disiplin dan latar belakang pendidikan saja, melainkan juga membutuhkan keterampilan, kecerdasan dan bakat.

“Dunia kerja saat ini tidak bisa lagi kita pahami sebagai dunia kerja yang sulit dan orang bisa berkesan di dunia kerja seperti itu dengan disiplin, tapi semuanya itu membutuhkan aspek-aspek lain selain sekedar masalah latar belakang kerjanya, misalnya skill, intelligence dan kemampuan lainnya,“ ungkapnya.

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Jakarta Prof. Dr. apt. Zilhadia, menegaskan bahwa pendidikan profesi apotekar merupakan puncak perjuangan yang kemudian akan diikuti oleh perjuangan baru di dunia kerja.

“Kebahagiaan itu terasa mengharum biru karena untuk sampai ke sini tidaklah mudah. Untuk sampai ke sini mereka berurai air mata. Orang tuanya juga ikut mendoakan untuk sampai ke hari ini mereka melalui sebuah perjalanan panjang,” ujarnya.

Zilhadia juga menegaskan bahwa pendidikan profesi apoteker merupakan puncak perjuangan yang kemudian akan diikuti oleh perjuangan baru di dunia kerja.

“Pendidikan profesi apoteker adalah puncak dari sebuah perjuangan sampai saat ini. Berikutnya sudah menunggu perjuangan-perjuangan yang lain,” katanya.

Kepala Program Studi Apoteker UIN Jakarta, Puteri Amelia, menjelaskan bahwa pengambilan sumpah ini menandai puncak perjuangan panjang para mahasiswa setelah melewati masa pembelajaran, praktik, dan ujian.

“Hari ini bukan hanya sebuah seremoni, tetapi sebuah tonggak sejarah dalam perjalanan hidup para apoteker baru,” ungkapnya.

Puteri kemudian juga mengajak para wisudawan untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat.

“Jadilah apoteker yang memudahkan urusan banyak orang, yang membawa ketenangan dan kedalaman kekayaan, dan yang menyebarkan nilai-nilai rahmatan Allah,” ujarnya.

Salah satu apoteker yang dilantik, Dzikrilhakim Muhammad, mengatakan rasa syukurnya atas kesempatan dan bimbingan yang telah diberikan. Dzikrilhakim pun menyampaikan penghargaan yang tulus kepada seluruh pihak yang telah mendukung perjalanan pendidikan mereka.

“Kami menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Rektor UIN Jakarta, beserta jajarannya, yang telah memberikan kami kesempatan untuk menimba ilmu dan belajar di kampus yang kami cintai ini, tidak lupa pula ucapan terima kasih kepada para dosen dan staf pengajar, terima kasih telah menjadi pengajar dan contoh yang baik untuk kami, membimbing kami tanpa lelah, mengajarkan dan menyiapkan kami menjadi apoteker,” katanya.

Dzikrilhakim juga mengajak rekan-rekan sejawat untuk terus menjaga semangat dan kebersamaan.

“Terima kasih yang paling dulu saya ucapkan ke teman-teman apoteker Angkatan ke-15, karena sudah bersama dan berangkul satu sama lain, hingga kita bisa menikmati momen sakral kita pada hari ini. Dan semoga jalan-jalan yang kita lalui tetap berjaga sampai kapanpun,” ungkapnya.

Selain itu, Dzikrilhakim juga mengingatkan sebagai apoteker untuk menjadi insan yang mendatangkan kerinduan dan kebajikan.

“Jadikanlah ciri aslinya, menjadikan kita sebagai apoteker yang tidak hanya menyembuhkan raga, tetapi juga menentramkan jiwa, menjadi insan yang telah dan berada, yang kedatangannya selalu dirindukan dan membawa kebaikan,” ujarnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER