PETERNAKAN

Timor Leste Tuntaskan Analisis Risiko Impor 2025! Peluang Ekspor Unggas Indonesia Makin Meningkat

MONITOR, Jakarta – Proses Import Risk Analysis (IRA) yang dilakukan delegasi Ministry of Agriculture, Livestock, Fisheries and Forestry (MALFF) Republik Demokratik Timor Leste di Indonesia resmi berakhir, menandai langkah penting menuju pembukaan akses pasar unggas, produk unggas termasuk telur konsumsi Indonesia ke negara tetangga tersebut. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya memperluas kerja sama perdagangan sektor peternakan di kawasan ASEAN (17/10).

Rangkaian kegiatan IRA dilakukan di beberapa unit usaha milik PT. Raja Jeva Nisi dan PT. Sreeya Sewu di Provinsi Jawa Barat, PT. Wonokoyo di Jawa Timur, dan menutup rangkaian IRA ke CV. Sari Rahayu di Bangli, Bali. Evaluasi ini menjadi prasyarat sebelum izin impor resmi diberikan oleh Pemerintah Timor Leste.

Direktur Hilirisasi Hasil Peternakan, Makmun, menyampaikan bahwa selesainya rangkaian IRA ini merupakan momentum penting dalam memperkuat posisi produk peternakan Indonesia di pasar regional. “Kami menyambut baik proses yang telah dilakukan oleh delegasi Timor Leste. Pemerintah Indonesia terus berupaya memastikan bahwa seluruh unit usaha peternakan memenuhi standar kesehatan, keamanan pangan, dan mutu produk yang diakui secara internasional,” ujarnya.

Menurut Makmun, langkah ini juga sejalan dengan komitmen pemerintah untuk mendorong ekspor produk peternakan di kawasan ASEAN. “Kami berharap hasil evaluasi ini menjadi dasar kuat bagi pembukaan akses ekspor peoduk unggas Indonesia ke Timor Leste, sekaligus memperkuat kerja sama ekonomi bilateral antarnegara,” tambahnya.

Sementara itu, Mario Fransisco Amaral,Chief of Animal Quarantine Department, MALFF, menjelaskan bahwa evaluasi ini bertujuan memastikan kesesuaian dan penerapan biosecurity. “Kami melakukan pengecekan lapangan untuk memastikan pelaksanaan Standard Operating Procedure (SOP) sesuai dengan penerapan dilapangan,” pungkasnya.

Mario menuturkan bahwa delegasi Timor-Leste juga menilai adanya kerja sama yang baik antara pemerintah dan pihak swasta dalam menjaga standar kesehatan hewan, termasuk pelaksanaan surveilans terhadap penyakit hewan. Ia menambahkan, hasil akhir dari penilaian tersebut akan dibahas secara internal sebelum disampaikan dalam bentuk rekomendasi resmi kepada Kementerian” tegasnya.

Mario menegaskan bahwa mayoritas pihak di Indonesia telah memenuhi standar yang ditetapkan. “Secara umum hasilnya positif, dan kami berharap kerja sama ini dapat terus memperkuat hubungan perdagangan serta integrasi ekonomi antara Timor Leste dan Indonesia di kawasan ASEAN,” katanya menutup.

Kemajuan sektor perunggasan Indonesia yang kini tak hanya mencukupi kebutuhan dalam negeri tapi juga diminati oleh negara lain menjadi landasan menuju lumbung pangan dunia 2045.

Recent Posts

Reyhan Ahmad, Hafiz Indonesia Juara 2 MHQ Disabilitas Netra Internasional 2025 Cabang Hafalan 20 Juz

MONITOR, Tangerang - Hafiz asal Indonesia, Reyhan Ahmad Maulana, meraih Juara 2 cabang Hafalan 20…

3 jam yang lalu

Kemenag Harap MHQ Disabilitas Netra Internasional Jadi Ajang Rutin

MONITOR, Tangerang - Penyelenggaraan Musabaqah Hifdzil Qur’an (MHQ) Disabilitas Netra Internasional 2025 baru saja rampung.…

3 jam yang lalu

Kemenperin Pacu Kompetensi SDM Industri Berbasis Digital

MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian terus menegaskan komitmennya dalam mengakselerasi transformasi digital sektor manufaktur nasional…

3 jam yang lalu

DPR Desak Penetapan Status Bencana Nasional Sumatera: Apa Lagi yang Ditunggu?

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi V DPR RI Irine Yusiana Roba Putri menyoroti lambannya respons…

5 jam yang lalu

Fahri Hamzah Sampaikan Duka Cita Mendalam Atas Peristiwa Bencana Sumatera

MONITOR, Jakarta - Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (Wamen PKP) RI sekaligus Wakil Ketua…

16 jam yang lalu

Puncak HGN 2025: Doa Guru, Ekoteologi, Kedermawanan dan Kolaborasi Nasional

MONITOR, Jakarta - Peringatan Puncak Hari Guru Nasional (HGN) 2025 yang dikemas dalam “Doa Guru…

17 jam yang lalu