PEMERINTAHAN

Kemenperin Catat Kinerja Positif Sub Sektor IPNM pada Satu Tahun Prabowo-Gibran

MONITOR, Jakarta – Kementerian Perindustrian melaporkan capaian kinerja positif Industri Pengolahan Non Migas (IPNM) sepanjang satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan bahwa arah pembangunan nasional pada periode ini menegaskan komitmen kuat pemerintah dalam mewujudkan kemandirian ekonomi bangsa.

Sejalan dengan arah tersebut, sektor IPNM menunjukkan pertumbuhan solid di berbagai subsektor, dengan kontribusi signifikan terhadap produk domestik bruto (PDB), ekspor, investasi, dan penyerapan tenaga kerja nasional.

“Kementerian Perindustrian berperan sebagai penggerak utama dalam mendorong pemerataan ekonomi melalui penguatan sektor industri. Capaian yang kami sampaikan hari ini merupakan wujud nyata kontribusi sektor industri dalam membangun Indonesia yang maju, mandiri, dan sejahtera,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam Konferensi Pers Capaian Kemenperin Satu Tahun Pemerintahan Prabowo–Gibran, di Jakarta, Senin (20/10).

Kinerja manufaktur dalam masa kepemimpinan Presiden Prabowo menunjukkan hasil yang menggembirakan. Pada triwulan II 2025, pertumbuhan manufaktur mencapai 5,62 persen dengan kontribusi 16,92 persen terhadap PDB nasional, serta memberikan sumbangan 1,12 persen terhadap pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,12 persen. Hal ini menegaskan bahwa industri manufaktur tetap menjadi lokomotif utama pertumbuhan ekonomi nasional.

Pencapaian ini merupakan bukti keberpihakan Presiden Prabowo terhadap industri dalam negeri, serta hasil diplomasi ekonomi internasional yang kuat. Kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Kanada memberikan dampak positif terhadap permintaan ekspor produk industri nasional.

Industri manufaktur dalam negeri siap memasok kebutuhan dalam lima Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) dan kebijakan Asta Cita yang telah ditetapkan Bapak Presiden Prabowo. Pelaksanaan lima program PHTC telah meningkatkan permintaan atas produk manufaktur, meningkatkan utilisasi industri dan penyerapan tenaga kerja industri.

Kinerja Sektor Industri Agro

Sepanjang Triwulan IV 2024 hingga Triwulan II 2025, sektor industri agro berkontribusi 8,98 persen terhadap PDB nasional, menyerap 9,83 juta tenaga kerja, dengan ekspor USD60,22 miliar, investasi Rp155,25 triliun, dan utilisasi 57,56 persen.

Subsektor makanan dan minuman menjadi penggerak utama dengan pertumbuhan 6,18 persen, kontribusi 7,07 persen terhadap PDB, ekspor USD45,43 miliar, dan penyerapan 6,64 juta tenaga kerja. Industri kertas dan barang dari kertas mencatat utilisasi 71,16 persen dengan investasi Rp60,92 triliun.

Investasi besar juga hadir melalui peresmian pabrik baru seperti PT Pepsico Indonesia di Cikarang senilai Rp3,3 triliun, dan PT Pacrim Lestari Food (Cargill) di Lampung senilai Rp3,2 triliun. Sepanjang tahun 2025, total nilai ekspor industri agro mencapai lebih dari Rp58 triliun.

Kinerja Sektor Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE)

Sektor ILMATE tumbuh 4,86 persen dengan kontribusi 4,27 persen terhadap PDB nasional, menyerap 1,87 juta tenaga kerja, mencatat ekspor USD83,82 juta, investasi Rp266,95 triliun, dan utilisasi 65,10 persen.

Industri logam dasar menjadi motor utama dengan pertumbuhan 12,27 persen, investasi Rp186,75 triliun, dan utilisasi 73,53 persen. Sejumlah proyek strategis memperkuat sektor ini, antara lain Pabrik Pipa Seamless di Cilegon, pabrik kendaraan niaga PT Daimler Commercial Vehicles Manufacturing Indonesia (DCMVI) di Cikarang, dan pabrik panel surya PT Trina Mas Agra Indonesia di Kendal.

Kinerja Sektor Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT)

Sektor IKFT tumbuh 4,75 persen dengan kontribusi 3,87 persen terhadap PDB nasional, menyerap 6,71 juta tenaga kerja, investasi Rp136,26 triliun, dan ekspor USD47,95 miliar. Subsektor tekstil dan pakaian jadi tumbuh 5,39 persen, sementara subsektor kulit, barang kulit, dan alas kaki tumbuh tertinggi 8,13 persen dengan utilisasi 79,23 persen. Industri kimia, farmasi, dan obat tradisional juga tumbuh 5,85 persen dengan kontribusi 1,81 persen terhadap PDB, ekspor USD20,32 miliar, dan investasi Rp58,21 triliun.

Capaian ekspor juga signifikan, di antaranya PT Royal Regent Indonesia mengekspor mainan anak ke Amerika Serikat senilai Rp11 miliar; PT Selalu Cinta Indonesia mengekspor alas kaki senilai USD2 juta; dan PT Yih Quan Footwear di Batang mengekspor alas kaki senilai USD160 ribu.

Kinerja Sektor Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA)

Kementerian Perindustrian melalui berbagai program strategis menunjukkan capaian positif dalam pengembangan sektor Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA). Pada rangkaian acara Gebyar IKMA 2024, dilakukan pameran produk 175 IKM unggulan, kegiatan temu bisnis mempertemukan 66 calon mitra dengan 146 IKM yang potensi kemitraannya mencapai 85,8%, serta program INDI 4.0 for SMEs yang diikuti oleh 118 IKM terpilih untuk penguatan transformasi digital.

Dalam rangka promosi dan pemasaran, produk olahan pangan IKM berhasil menembus pasar ekspor, sementara produk batik turut mendapat perhatian melalui penyelenggaraan Gelar Batik Nusantara. Partisipasi dalam Pameran Ambiente 2025 juga membuka potensi transaksi global hingga USD 1,96 juta.

Penguatan rantai pasok juga dilakukan melalui kerja sama antara Tier-1 dan 57 IKM komponen otomotif dengan potensi nilai Rp4,5 triliun. Kanal digital pelayanan kepada IKM untuk sentra, kekayaan intelektual, dan desain kemasan semakin dimanfaatkan oleh para pelaku IKM.

Di sisi lain, 57 Sentra IKM telah dikembangkan pada 2024, dengan 42 diantaranya sudah beroperasi dan mencatat peningkatan omzet serta kapasitas produksi rata-rata 60%. Pada 2025, pengembangan difokuskan pada integrasi Sentra IKM dalam kawasan industri di Morowali, Gresik, dan Bintan.

Menperin menegaskan bahwa capaian positif sektor industri mencerminkan ketangguhan dan adaptivitas industri nasional di tengah tantangan ekonomi global.

“Kita patut bersyukur atas capaian luar biasa sektor industri dalam satu tahun pemerintahan Prabowo–Gibran. Dengan sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan seluruh pemangku kepentingan, industri nasional terbukti tangguh dan adaptif,” ujar Menperin.

Beliau menambahkan bahwa Kementerian Perindustrian berkomitmen untuk menjalankan arahan Presiden Prabowo dalam mempercepat industrialisasi, memperkuat struktur ekonomi nasional, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Recent Posts

Timor Leste Tuntaskan Analisis Risiko Impor 2025! Peluang Ekspor Unggas Indonesia Makin Meningkat

MONITOR, Jakarta - Proses Import Risk Analysis (IRA) yang dilakukan delegasi Ministry of Agriculture, Livestock,…

51 menit yang lalu

Pemerintah Tambah Anggaran untuk BLT, DPR: Perkuat UMKM dan Ekonomi Kerakyatan

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI, Charles Meikyansah menyambut baik langkah pemerintah mengalokasikan…

1 jam yang lalu

Jasa Marga Raih Predikat Tertinggi di APQO 2025, Bukti Nyata Sinergi Inovasi Korporasi dengan Asta Cita Presiden Prabowo

MONITOR, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk kembali mengukir prestasi internasional yang sekaligus menjadi…

3 jam yang lalu

Satahun Pemerintahan, Wamen Fajar Tegaskan Komitmen Presiden Wujudkan Pemerataan Pendidikan

MONITOR, Banten - Dalam momentum satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo, Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan…

3 jam yang lalu

ISPA Marak, DPR Dorong Penguatan Sistem Pencegahan Agar Tak Seperti Pandemi Covid-19

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Yahya Zaini menyoroti peningkatan kasus Infeksi…

3 jam yang lalu

Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Langkah Kemenag Wujudkan Asta Cita

MONITOR, Jakarta - Setahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka menjadi momentum penting bagi Kementerian…

4 jam yang lalu