Minggu, 12 Oktober, 2025

Ada Satgas Ekoteologi, STQH Kendari Bebas Serakan Sampah

MONITOR, Kendari – Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) membentuk Satuan Tugas (Satgas) Ekoteologi dalam Seleksi Tilawatil Qur’an dan Musabaqah Al-Hadits (STQH) Nasional XXVIII Tahun 2025 di Kota Kendari. Mereka dibentuk melalui Surat Keputusan Kepala Kanwil Kemenag Sultra.

Satgas Ekoteologi beranggotakan 16 orang. Mereka bertugas di enam lokasi lomba selama pelaksanaan STQH berlangsung, yaitu: Tugu Persatuan Sultra, Aula Kampus IAIN Kendari, Aula Inspektorat Sultra, Aula Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Sultra, Aula Dinas Pendidikan Provinsi, serta Aula Kanwil Kemenag Sultra dan Aula Asrama Haji Kendari. Setiap anggota Satgas bertugas memastikan pelaksanaan STQH berjalan efektif, efisien, dan ramah lingkungan.

Pengukuhan Satgas ditandai dengan penyerahan seragam oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar kepada perwakilan Satgas. Penyerahan tersebut dilakukan di sela acara Temu Tokoh Lintas Agama se-Sultra di Asrama Haji Kota Kendari, Sabtu (11/10/2025). Langkah ini menjadi bentuk implementasi nilai-nilai ekoteologi yang diusung dalam tema STQH, “Syiar Al-Qur’an dan Hadis, Merawat Kerukunan, Melestarikan Lingkungan.”

Kepala Kanwil Kemenag Sultra, Muhamad Saleh, menjelaskan bahwa salah satu tugas utama Satgas Ekoteologi adalah menjaga kebersihan dan mensterilkan seluruh area kegiatan. “Sejak hari ini mereka sudah mulai bekerja. Mereka akan aktif memungut sampah di setiap venue, serta sigap memastikan lokasi lomba tetap bersih, nyaman, dan bebas dari limbah plastik,” terangnya.

- Advertisement -

Saleh menambahkan, pembentukan Satgas Ekoteologi merupakan bagian dari implementasi Asta Protas Kemenag. Menurutnya, inisiatif ini menjadi langkah awal bagi pemerintah Sultra dalam menanamkan kesadaran ekologis di masyarakat.

“Saat ini kita mulai di tingkat Kanwil melalui STQH. Setelah kegiatan ini, kami akan dorong pembentukan Satgas Ekoteologi di tingkat kabupaten/kota hingga menjangkau unit-unit di bawahnya,” ungkapnya.

Ke depan, Kanwil Kemenag Sultra berencana menggandeng berbagai pihak untuk memperkuat gerakan ekoteologi di wilayahnya. “Setelah STQH, kami juga akan melibatkan komunitas lingkungan, lembaga pendidikan, dan pemerintah daerah agar kolaborasi pelestarian lingkungan semakin konkret,” tandas Saleh.

Plt. Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag, Ahmad Zayadi, mengapresiasi inisiatif Kanwil Kemenag Sultra yang menjadikan STQH sebagai momentum penerapan nilai-nilai ekoteologi. Menurutnya, langkah tersebut sejalan dengan semangat Kemenag dalam mengarusutamakan kesadaran ekologis dalam kegiatan keagamaan.

“STQH bukan hanya ajang syiar dan prestasi, tetapi juga wadah untuk menguatkan kesadaran spiritual terhadap tanggung jawab manusia menjaga ciptaan Allah. Satgas Ekoteologi ini adalah wujud nyata bahwa dakwah ekologis bisa dimulai dari ruang-ruang keagamaan,” ujar Zayadi.

Ia berharap inisiatif ini dapat menjadi model nasional bagi kegiatan keagamaan lainnya, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. “Kita ingin gerakan ini berkelanjutan, bukan seremonial. Nilai-nilai ekoteologi harus menjadi bagian dari cara berpikir, beribadah, dan bekerja bagi ASN Kemenag serta masyarakat luas,” tambahnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER