HUMANIORA

Workshop Pemulasaraan Jenazah Ini Tekankan Tanggung Jawab Umat Sesuai Syariat

MONITOR, Jakarta – Tidak sedikit masyarakat yang merasa takut, geli, atau bahkan jijik dalam pemulasaraan jenazah, padahal proses ini merupakan kewajiban syariat dan bentuk penghormatan terakhir kepada seorang Muslim. Islam menegaskan bahwa memandikan dan mengafani jenazah bukan sekadar ritual teknis, melainkan ibadah yang bernilai pahala besar bagi siapa pun yang melaksanakannya dengan ikhlas.

Demikian disampaikan oleh Ustadzah Hj. Ummi Salamah sebagai narasumber pada Workshop Pemulasaraan Jenazah yang diselenggarakan atas kerja sama Yayasan Garda Inovasi Nusantara Initiative, Kementerian Agama, dan PC Fatayat NU Jakarta Selatan, yang diikuti diikuti sekitar 50 peserta.

Praktisi pemulasaraan jenazah, Ustadzah Hj. Ummi Salamah, menegaskan bahwa memandikan dan mengafani jenazah adalah kewajiban setiap Muslim yang tidak boleh dipandang sebelah mata. 
Ia menekankan pentingnya kesiapan keluarga, terutama anak, untuk menghadapi momen saat orang tua meninggal dunia. 

“Pemulasaraan jenazah bukan sesuatu yang menjijikkan, melainkan ladang pahala besar bagi siapa pun yang melaksanakannya,” ujarnya dalam Workshop yang digelar di Gedung PCNU Jakarta Selatan, Jl. Antasari No. 57, Cilandak, Sabtu (27/9/2025).

Dalam paparannya, Ummi Salamah menjelaskan bahwa anggapan sebagian orang yang merasa jijik atau takut ketika memandikan jenazah harus diluruskan.
“Penghormatan terakhir ini justru menjadi kesempatan bagi kita untuk menunaikan ajaran agama sesuai ajaran syariat,” terangnya.

Ia juga membagikan pengalaman praktik lapangan, termasuk teknik memandikan jenazah, bahkan dengan kondisi khusus seperti penderita HIV/AIDS, agar peserta memiliki keterampilan dan kepekaan lebih mendalam.

“Dalam praktiknya, jenazah dengan kondisi tertentu membutuhkan perlakuan khusus, baik dalam penggunaan perlengkapan, sabun, maupun material pendukung lainnya, agar proses pemulasaraan tetap aman dan sesuai syariat,” jelasnya.

Pada momen pelatihan ini, Ketua PC Fatayat NU Jakarta Selatan Hj. Siti Rohana juga menyampaikan harapan agar para anak perempuan, khususnya kader Fatayat NU, memahami dengan baik teknik pemulasaraan jenazah sehingga kelak mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata.

“Kader-kader muda perempuan harus siap mengemban amanah ini, karena keterampilan tersebut akan menjadi bekal berharga ketika menghadapi situasi kehilangan orang terdekat,” pesan Rohana kepada kader-kader Fatayat NU.

Recent Posts

Kunjungi Aceh Tamiang, Menteri Maman Luncurkan Klinik UMKM Bangkit

MONITOR, Aceh Tamiang - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman meluncurkan Klinik…

21 menit yang lalu

Indeks Guru PAI 62,34, Kemenag Perketat Syarat Baca Al-Qur’an

MONITOR, Jakarta - Direktorat Pendidikan Agama Islam (PAI) Kemenag menggelar survei indeks pendidikan agama di…

2 jam yang lalu

Kemenag: Literasi Al-Qur’an Jadi Syarat Sertifikasi dan Karir Guru PAI

MONITOR, Jakarta - Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kementerian Agama (Kemenag) Amin Suyitno menyampaikan…

2 jam yang lalu

Wapang TNI Pimpin Sertijab Tiga Jabatan Strategis di Mabes TNI

MONITOR, Jakarta - Wakil Panglima TNI Jenderal TNI Tandyo Budi R mewakili Panglima TNI Jenderal…

10 jam yang lalu

Kemenag Luncurkan Peta Jalan Pendidikan Islam 2023–2045 Menuju Indonesia Emas

MONITOR, Jakarta - Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Amien Suyitno, menyampaikan laporan kinerja dan…

12 jam yang lalu

KM Putri Sakinah Karam, DPR Soroti Lemahnya Pengawasan Wisata

MONITOR, Jakarta - Insiden kecelakaan laut yang menimpa kapal semi pinisi KM Putri Sakinah kembali…

12 jam yang lalu