MONITOR, Tunisia – Ratusan relawan kemanusiaan tergabung dalam Global Sumud Flotilla (GSF) mengikuti pelatihan sebelum berlayar menuju Gaza pada Selasa (2/9/2025). Pelatihan yang digelar di Gedung Serikat Buruh Tunisia ini juga diikuti oleh relawan Indonesia yang tergabung dalam Indonesia Global Peace Convoy.
Pelatihan berlangsung selama dua hari ke depan ini bertujuan untuk menguatkan tekad dan semangat para relawan dalam menjalankan misi yang cukup berisiko ini. Pelatihan ini juga diperlukan untuk memberikan pemahaman kepada relawan terkait hal-hal teknis di atas kapal, hingga bagaimana prosedur evakuasi jika terjadi hal-hal yang tak diinginkan.

Pihak GSF sangat menekankan pentingnya mengikuti pelatihan ini. Bahkan GSF tak segan-segan akan mendiskualifikasi relawan yang tidak mengikuti pelatihan dengan penuh selama dua hari.
“Misi ini adalah misi yang berbahaya. Kita butuh pengertian dan pemahaman semua relawan agar dapat bergerak dalam satu komando,” ujar Suzan, salah satu perwakilan GSF.
Aula pertemuan di Gedung Serikat Buruh pagi itu penuh sesak. Sekitar 300-an relawan dari 44 negara memenuhi ruangan gedung yang cukup lebar tersebut. Pihak GSF tidak menyangka akan kedatangan relawan sebanyak ini, sebab berdasarkan data yang ada, pertemuan dan pelatihan ini diikuti 160-an relawan.
Selain soal-soal teknis, GSF juga mengundang beberapa warga Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza untuk memberikan testimoni tentang kondisi terakhir di sana. Salah seorang warga Palestina yang kini jadi pengungsi, Sahab, menuturkan bagaimana pedih dan sengsaranya warga Gaza saat ini.
“Pembantaian ini menghancurkan segalanya di Gaza, rumah warga, rumah sakit, universitas dan sekolah, bahkan masjid dan gereja. Semua hancur karena rudal dan bom Israel,” tutur Sahab.
Ia menambahkan, dalam pembantaian ini, lebih dari 2,3 juta warga Palestina menderita kelaparan dan kesakitan. Genosida ini tak hanya menghancurkan bangunan, tapi juga menghilangkan populasi, di mana lebih dari 1.600 nama keluarga Palestina hilang dari catatan sipil. Lebih dari 75 ribu warga Palestina tewas, lebih dari 130 orang terluka, 500 orang ditangkap dan disiksa.
“Inilah yang terjadi di Gaza. Saya katakan pada Anda, mari bebaskan Palestina, hentikan blokade Gaza, hentikan genosida,” teriak Sahab yang diikuti gemuruh tepuk tangan hadirin.

Demi kemanusiaan
Kondisi Gaza yang makin parah mengundang keprihatinan di seluruh dunia. GSF yang menjadi wadah gabungan relawan di berbagai negara berinisiatif untuk menjalankan misi kemanusiaan, menembus Gaza melalui jalur laut. Dalam misi kali ini terdapat 65 kapal yang akan bergerak menuju Gaza. Sebanyak 21 kapal berangkat dari Tunisia, 24 kapal dari Barcelona, 18 kapa dari Itali, dan 2 kapal dari Yunani.
Delegasi relawan dari Amerika Serikat, Rebecca, mengaku antusias mengikuti pelayaran ini. Kehadirannya di Tunis tak hanya untuk sekadar membawa bantuan makanan dan obat-obatan, tapi juga menjunjung tinggi kemanusiaan.
“Kami tahu, tiap hari warga Gaza menderita karena genosida. Ini yang harus dipahami oleh dunia. Bahwa genosida terhadap warga Gaza ini harus dihentikan,” tegas Rebecca.
Warga Gaza, lanjut Rebecca, seolah berada dalam ketidakpastian akibat susahnya bantuan masuk ke Gaza. “Ini yang harus kita dobrak. Kita harus hentikan pengepungan dan blokade terhadap Gaza, juga segera membebaskan Palestina,” tandasnya.
Relawan dari Jerman Bernama Alina, menitipkan pesan serupa kepada dunia. Bahwa tragedi Gaza ini tak hanya soal angka korban perang, tapi soal kemanusiaan.
Alina yang berprofesi sebagai dokter di Hannover ini meminta dunia agar segera menghentikan kekejaman Israel di Jalur Gaza. “Kami dari delegasi Jerman berjumlah 25 orang. Selain membawa obat-obatan dan makanan, kami juga membawa bantuan pakaian,” ungkapnya.
Alina mengaku siap menghadapi segala kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi saat berlayar nanti.
Sementara itu, relawan IGPC yang dikomandoi Muhammad Husein juga telah bersiap-bersiap berlayar menuju Gaza. Terdapat 30 relawan Indonesia yang mengikuti misi kemanusiaan ini. “Relawan dari 44 negara termasuk Indonesia telah bertemu di Tunis. Kita telah siap berlayar menuju Gaza dalam sebuah pelayaran bersejarah bersama Global Sumud Flotilla. Mari kita dobrak blokade atas Gaza,” tegas Husein.