NASIONAL

Kemenag Ajak Penyuluh Agama Bantu Warga lewat Aksi Nyata

MONITOR, Jakarta – Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) menggelar Zikir dan Doa Kebangsaan sebagai wujud kepedulian terhadap situasi bangsa yang tengah menghadapi tantangan sosial dan ekonomi. Acara yang digelar melalui daring pada Minggu (31/8/25) malam ini tidak hanya menjadi ajang spiritual, tetapi juga momentum memperkuat solidaritas sosial, kepedulian antarwarga, serta komitmen penyuluh agama dalam menjaga kerukunan nasional.

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Abu Rokhmad mengatakan, doa yang dipanjatkan harus diiringi aksi nyata di tengah masyarakat. Menurutnya, penyuluh agama perlu hadir dalam barisan terdepan untuk membantu warga kecil, terutama kelompok rentan yang merasakan langsung dampak berat dari situasi ekonomi saat ini.

“Mari perbanyak selawat di bulan maulid ini, agar zikir, doa, dan munajat tidak hanya dilakukan pada momen tertentu saja. Serta disertai empati dan aksi human action,” ujarnya.

Abu Rokhmad juga meminta para penyuluh agama turun langsung ke komunitas binaan, masjid, maupun kelompok sosial untuk mencari solusi kecil namun berdampak nyata di tengah kenaikan harga bahan pokok seperti beras dan cabai. “Tidak perlu banyak, yang penting kita lakukan bersama. Inilah saatnya empati dan simpati diwujudkan dalam bentuk aksi sosial,” imbuhnya.

Ia turut menekankan pentingnya menghargai kerja keras kelompok masyarakat yang menggantungkan hidup di jalan, seperti pengemudi ojek daring dan pekerja informal lainnya. Ia mengajak agar setiap kesempatan berinteraksi dengan mereka menjadi momen berbagi kebaikan.

“Kalau kita sedang pesan makanan atau minuman, tambahkan sedikit untuk mereka. Itu bentuk penghargaan kita terhadap kerja keras yang tidak mudah,” katanya.

Lebih lanjut, Abu Rokhmad juga mengingatkan penyuluh agama agar tampil sebagai teladan kesederhanaan dan penjaga kerukunan. Ia meminta agar penyuluh tidak hidup berlebihan, tetapi tetap menunjukkan sikap optimis bahwa bangsa ini akan mampu melalui ujian dengan baik. “Semoga dengan kesabaran dan kepedulian, kita akan naik kelas, mendapatkan ibrah yang luar biasa, dan membangun peradaban yang lebih kuat,” tegasnya.

Direktur Penerangan Agama Islam, Ahmad Zayadi menyebut, kegiatan ini relevan dengan tugas penyuluh agama sebagai motor penggerak dakwah kebangsaan. Ia menilai zikir dan doa kebangsaan harus menjadi energi moral yang mendorong penyuluh tampil lebih adaptif dalam menjawab persoalan umat. “Zikir bukan hanya ritual, tapi harus menjadi kekuatan untuk membumikan nilai kasih sayang, solidaritas, dan kepedulian sosial,” ucapnya.

Zayadi juga menegaskan pentingnya peran penyuluh sebagai agen moderasi beragama. Dalam konteks kehidupan berbangsa, katanya, moderasi bukan sekadar jargon, melainkan prinsip hidup bersama yang harus ditransformasikan di akar rumput.

“Penyuluh agama harus hadir di ruang-ruang publik, menjembatani perbedaan, dan memperkuat kohesi sosial. Dari tangan para penyuluh, kita bisa menjaga persaudaraan sesama anak bangsa,” ujarnya.

Ia menambahkan, keberadaan penyuluh agama yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia menjadi potensi strategis untuk memperkokoh bangsa. Menurutnya, ketika penyuluh memadukan dakwah spiritual dan sosial, maka pesan agama akan lebih membumi. “Di sinilah IPARI memainkan peran penting, mengorganisasi penyuluh agar lebih terarah, sistematis, dan berdampak luas,” terang Zayadi.

Lebih jauh, ia mendorong agar momentum zikir dan doa kebangsaan ini menjadi gerakan kolektif yang berkesinambungan. “Bukan hanya seremonial, tetapi melahirkan aksi nyata yang menyentuh masyarakat bawah. Inilah dakwah yang hidup, dakwah yang membela, sekaligus dakwah yang menyejukkan,” tandasnya.

Ketua Umum PP IPARI, Daloh Apdaloh, mengungkapkan, kegiatan ini merupakan bentuk kontribusi nyata IPARI dalam mengawal misi kebangsaan. Menurutnya, zikir dan doa bersama adalah cara penyuluh menyalurkan energi spiritual sekaligus menunjukkan komitmen kebersamaan. “Kami ingin meneguhkan peran IPARI sebagai mitra strategis Kemenag dalam membumikan moderasi beragama dan membangun solidaritas sosial,” katanya.

Daloh menjelaskan, IPARI berkomitmen memperkuat kapasitas penyuluh agama agar lebih peka terhadap problem sosial masyarakat. “Solidaritas bukan hanya wacana, tetapi harus kita turunkan dalam program konkret yang bisa dirasakan langsung oleh umat,” ujarnya.

Ia menutup dengan ajakan agar seluruh penyuluh agama menjadikan doa kebangsaan sebagai momentum mempererat ukhuwah dan merawat harmoni nasional. “Mari bersama-sama kita jaga bangsa ini dengan doa, kerja nyata, dan kepedulian sosial yang berkelanjutan,” pungkasnya.

Recent Posts

Kemenag Gelar TKA Serentak di 9.636 Lembaga Pendidikan Islam

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar Tes Kemampuan Akademik (TKA) bagi siswa madrasah…

1 jam yang lalu

HIQMA UIN Jakarta Wisuda Perdana Tahfidz Al-Quran, Menag Minta dapat Prioritas Beasiswa

MONITOR, Jakarta - HIQMA Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar Wisuda Tahfiz Al-Qur’an.…

9 jam yang lalu

Menuju Kota Pesisir Masa Depan, Prof Rokhmin dorong Gresik terapkan Agro-Maritim berkelanjutan

MONITOR, Gresik - Anggota DPR RI 2024–2029, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri MS, menyampaikan pandangan…

12 jam yang lalu

Mentan Amran Sebut Pertanian Solusi Selesaikan Kemiskinan Ekstrem di Jember

MONITOR, Jatim - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa sektor pertanian merupakan solusi…

12 jam yang lalu

Puncak Dies Natalis ke-59 Universitas Pancasila

MONITOR, Jakarta - Universitas Pancasila (UP) menggelar Acara Puncak Dies Natalis ke-59 dengan semangat kebersamaan…

12 jam yang lalu

MRC 2025 Diikuti 616 Tim, Kemenag Pastikan Madrasah Siap Bersaing

MONITOR, Bogor - Menteri Agama (Menag) RI Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa untuk menciptakan inovasi teknologi…

15 jam yang lalu