MONITOR, Jakarta – Menteri Agama Nasarudin Umar menegaskan bahwa Kementerian Agama berkomitmen mengimplementasikan Asta Cita Presiden melalui delapan program prioritas (Asta Protas), yang menjadi pedoman utama arah kebijakan di sektor keagamaan.
“Untuk turut mewujudkan Asta Cita dari Presiden, Kemenag memiliki beberapa program prioritas, yang diwujudkan dalam Asta Protas Kemenag, yang berfokus pada pelayanan keagamaan dan juga pedidikan,” tegas Menag di Menara Bank Mega.
Pernyataan ini disampaikan Menag dalam acara “Demi Indonesia, Wujudkan Asta Cita” yang diinisiasi oleh Detikcom, yang menggarisbawahi peran pemerintah dalam mewujudkan Asta Cita yang menjadi program unggulan Presiden Prabowo Subianto pada hari Selasa,(26/8/2025).
Duduk bersama mengisi forum ini, beberapa jajaran Menteri dari Kabinet Merah Putih, yaitu Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Menteri Kesehatan, Menteri Ketenagakerjaan, Menteri Koperasi, dan Menteri ATR BPN.
Dalam paparannya, Menag menjelaskan bahwa Asta Protas Kemenag mencakup penguatan layanan keagamaan, pemberdayaan pesantren dan ekonomi umat, sukses penyelenggaraan haji, serta peningkatan tata kelola kelembagaan. Salah satu inovasi penting adalah pengembangan “Kurikulum Cinta” yang berorientasi pada moderasi beragama dan penghormatan terhadap keberagaman.
“Selama ini pendidikan agama sering kali menekankan perbedaan, padahal di negara majemuk seperti Indonesia, kita harus mengedepankan persamaan dan nilai toleransi. Kurikulum ini akan menjadi langkah strategis untuk membangun harmoni,” ujarnya.
Menag juga menekankan pentingnya mengembangkan teologi ekologi sebagai bentuk kesadaran spiritual yang menyeimbangkan relasi manusia dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam. Hal ini, menurutnya, merupakan respons atas tantangan global sekaligus bagian dari misi Kemenag dalam menjaga keberlanjutan kehidupan.
“Transformasi ini bukan sekadar administrasi, tetapi membangun ethos baru yang lebih inklusif, humanis, dan berperspektif lingkungan,” tegasnya.
Selain kurikulum cinta dan ekoteologi, program unggulan Kemenag juga mencakup penguatan kerukunan umat beragama melalui dialog lintas iman dan penguatan literasi keagamaan.
“Kita ingin mewujudkan masyarakat yang tidak hanya religius, tetapi juga rukun, ramah terhadap perbedaan, dan adaptif terhadap perubahan zaman,” pungkas Menag.