MONITOR, Jakarta – Anggota Komisi I DPR RI, Oleh Sholeh, menegaskan bahwa media penyiaran memiliki peran penting sebagai alat komunikasi yang tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga pendidikan dan hiburan. Menurutnya, media penyiaran yang baik harus mampu mendukung proses belajar para pelajar dengan menyajikan konten yang edukatif dan positif.
“Media penyiaran sahabat pelajar adalah media yang menyajikan berita dan informasi yang edukatif serta ramah anak, memberikan program-program yang meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pelajar, serta menghindari konten negatif seperti kekerasan, kata-kata kasar, atau hal yang tidak sesuai dengan norma pendidikan,” ujar Oleh Sholeh saat memberi kata sambutan pembukaan acara Dialog Partisipasi Masyarakat dengan tema “KPI dan Media Penyiaran Sahabat Pelajar” yang diselenggarakan Komisi Penyiaran Indonesia di Gedung PBNU, Jakarta (21/8/2025).
Ia menambahkan, di era digital saat ini, tanggung jawab media penyiaran semakin besar dalam menciptakan ruang siaran yang sehat dan mendukung tumbuh kembang generasi muda. Oleh karena itu, kolaborasi antara lembaga penyiaran, pemerintah, dan masyarakat diperlukan untuk mewujudkan tayangan yang benar-benar bermanfaat bagi pelajar.
Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Ubaidillah, menegaskan pentingnya masyarakat untuk tetap menjaga daya kritis di tengah derasnya arus informasi saat ini. Menurutnya, kedekatan dengan informasi tidak boleh membuat masyarakat kehilangan sikap bijaksana dalam menanggapi berbagai konten yang disampaikan melalui televisi, radio, maupun platform media baru.
“Tidak semua informasi itu layak dikonsumsi. Kita harus tetap menjaga jarak agar lebih bijaksana dalam merespon,” ujar Ubaidillah
Ia menambahkan, menghadapi tantangan sekaligus peluang di era informasi, perlu ada upaya bersama dalam menciptakan informasi yang lebih berkualitas, membangun, konstruktif, dan edukatif. Dalam hal ini, peran masyarakat termasuk organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan, menjadi sangat penting. “Peran masyarakat diperlukan, tentu dengan cara-cara yang kreatif, kolaboratif, dan inovatif,” jelasnya.
Ubaidillah juga menekankan kegiatan peningkatan literasi media harus dilakukan secara berkelanjutan. Hal ini untuk memastikan partisipasi masyarakat dalam menjaga kebenaran informasi tetap hidup di ruang-ruang media. “Kegiatan ini perlu berkesinambungan agar partisipasi masyarakat dalam menjaga informasi yang benar, faktual, dan aktual tetap eksis,” tegasnya.

KPI Pusat berharap masyarakat dapat semakin bijak dan kritis dalam mengonsumsi serta menyebarkan informasi, sehingga ruang media di Indonesia dapat terus sehat dan bermanfaat bagi publik.
Pada kesempatan yang sama, Komisioner KPI Pusat Bidang Pengawasan Isi Siaran, Aliyah, yang juga penanggung jawab kegiatan Dialog Partisipasi Masyarakat menyatakan forum ini dimaksudkan sebagai upaya kolaborasi antara KPI, lembaga penyiaran, dan masyarakat. Dalam hal ini, masyarakat diwakili oleh Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) dan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU).
Ia menjelaskan, dialog ini memiliki tujuan penting memperkuat peran media penyiaran di tengah tantangan perubahan lanskap media. Ia menilai, saat ini masyarakat cenderung lebih banyak mengakses media digital dibandingkan televisi.
“Tantangan KPI tidak hanya pada perubahan media mainstream, tetapi juga dengan merebaknya media digital. Bahkan, saya yakin masyarakat sekarang lebih banyak mengakses media baru dibanding menonton TV,” tuturnya.
Melalui dialog ini, KPI mengajak peserta yang hadir untuk memberikan masukan, pandangan, serta strategi agar televisi dan radio tetap relevan dan tidak tertinggal dari media baru, termasuk layanan Over the Top (OTT). “Kami ingin mendengar langsung dari masyarakat, terutama generasi muda, tentang kiat-kiat apa saja agar televisi dan radio dapat terus bertahan dan memberikan manfaat, meskipun media baru semakin dominan,” jelas Aliyah.
KPI berharap, melalui forum partisipatif ini, lahir berbagai gagasan kreatif dan kolaboratif demi terciptanya media penyiaran yang ramah pelajar, edukatif, sekaligus mampu bersaing dengan platform digital yang kini semakin mendominasi ruang konsumsi informasi masyarakat.
Turut hadir juga sebagai narasumber dalam kegiatan Dialog Partisipasi Masyarakat ini Tulus Santoso Koordinator Bidang Pengawasan Isi Siaran KPI, Whasfi Velasufah Ketua Umum PP. IPPNU, fGhulam Dzofir Manshur Ketua PP. IPNU dan Jemmy Darusman sebagai Wapimpred dan Jurnalis Garuda TV.