Kamis, 21 Agustus, 2025

UIN SSC Gelar Orientasi Pelopor Moderasi Beragama Angkatan II

MONITOR, Kuningan – Rumah Moderasi Beragama Universitas Islam Negeri (UIN) Siber Syekhnurjati Cirebon kembali menggelar Orientasi Pelopor Penguatan Moderasi Beragama Angkatan II, Rabu–Sabtu (20–23/8/2025). Kegiatan ini diikuti oleh 50 peserta yang terdiri atas pendidik dan tenaga kependidikan di lingkungan UIN SSC.

Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen UIN SSC dalam memperkuat pemahaman, sikap, dan praktik moderasi beragama di kalangan sivitas akademika. Selama empat hari, para peserta mendapat pembekalan konseptual sekaligus strategi praktis untuk menjadi pelopor penguatan moderasi beragama di satuan kerja masing-masing.

Dalam sambutannya, Rektor UIN SSC, Prof. Dr. H. Aan Jaelani, M.Ag., menegaskan bahwa penguatan moderasi beragama merupakan agenda strategis dan fundamental dalam pengembangan perguruan tinggi Islam. Menurutnya, moderasi beragama bukan hanya penting karena adanya interaksi intensif antara dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa, tetapi juga karena perguruan tinggi memiliki tanggung jawab moral dan akademik untuk melahirkan generasi yang mampu merawat kebinekaan, mengedepankan toleransi, serta menolak segala bentuk ekstremisme. Dengan demikian, moderasi beragama menjadi kerangka nilai yang tidak terpisahkan dari upaya peningkatan mutu pelayanan akademik maupun penguatan karakter mahasiswa sebagai calon intelektual muslim yang berintegritas dan berkeadaban.

“Pelayanan kepada mahasiswa harus ditopang oleh semangat moderasi beragama yang telah diwariskan para ulama sejak ratusan tahun lalu. Spirit tersebut kini menjadi fondasi penting bagi UIN SSC untuk membangun harmoni di tengah keberagaman sekaligus meneguhkan peran kampus dalam melahirkan generasi yang toleran, inklusif, dan berkeadilan,” ujarnya.

- Advertisement -

Lebih lanjut, Rektor menambahkan, tantangan UIN SSC sebagai satu-satunya kampus Islam berbasis siber di Indonesia adalah menghadirkan narasi alternatif yang mampu melakukan counter narasi terhadap gejala ekstremisme yang masih mungkin muncul di ruang digital.

“Artinya, setelah kegiatan ini, para peserta tidak hanya memahami moderasi beragama secara konseptual, tetapi juga diharapkan mampu memperkaya ruang digital dengan konten-konten bernuansa moderasi, baik berupa refleksi filosofis maupun gerakan nyata di masyarakat,” imbuhnya.

Sementara itu, Direktur Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama RI, Prof. Phil. Sahiron, M.A., yang turut hadir sebagai narasumber utama, menjelaskan bahwa agenda moderasi beragama merupakan bagian dari rumah besar Kurikulum Cinta yang saat ini digagas Kementerian Agama. “Cinta kepada Tuhan berarti cinta kepada sesama. Karena alam semesta hakikatnya adalah manifestasi eksistensi Tuhan Yang Maha Esa. Oleh sebab itu, mainstreaming moderasi beragama harus terus dikampanyekan dan disebarluaskan, tidak hanya di ruang kelas, tetapi juga di ruang publik dan media digital,” terangnya. Sebagaimana diketahui, Menteri Agama RI, Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A., sebelumnya telah merilis Kurikulum Cinta sebagai salah satu program prioritas Kementerian Agama. Kurikulum ini dimaksudkan sebagai instrumen untuk menanamkan nilai kasih sayang sebagai basis pendidikan agama, yang mencakup cinta kepada Tuhan, sesama manusia, alam semesta, dan tanah air. Sejalan dengan semangat tersebut, kegiatan orientasi ini diharapkan melahirkan kader-kader pelopor yang mampu memperkuat jaringan moderasi beragama di berbagai lini serta mendukung visi Kementerian Agama dalam membangun kehidupan keagamaan yang rukun, inklusif, dan berkeadilan di Indonesia.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER