MONITOR, Jakarta – Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Prof Amin Suyitno menggagas gerakan wakaf bagi stakeholder pendidikan Islam, mulai dari siswa-siswi muslim, guru Pendidikan Agama Islam, siswa-siswi madrasah, guru madrasah, mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, negeri maupun swasta, serta stakeholders pendidikan Islam di Indonesia.
Gagasan ini dinyatakan oleh Prof Suyitno saat membuka Forum Group Discussion Gerakan Wakaf untuk Dana Abadi Pendidikan Islam, di Serpong. Rabu (6/8/2025). Hadir, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Arskal Salim, Direktur Pendidikan Agama Islam (PAI), M. Munir, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), Sahiron, Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah, Thobib Al-Asyhar, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Basnang Said, Rektor UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri, Ridwan, perwakilan Badan Wakaf Indonesia (BWI), Shalahuddin Ahmad dan para Kasubbag TU di lingkungan Direktorat Pendidikan Islam.
Prof Suyitno menekankan pentingnya gerakan wakaf ini tidak hanya dari sisi potensinya saja, tetapi juga mengingat ada program studi zakat dan wakaf di Perguruan Tinggi Islam.
“Zakat dan Wakaf itu salah satu prodi di PTKI. Artinya pihak pimpinan di PTKI ini memiliki kepentingan terhadap kajian-kajian akademik, empiris dan teoritik terkait dengan pengembangan potensi zakat-wakaf dan penggunaannya. Jadi, bisa dikatakan lumbungnya ahli zakat-wakaf ada di PTKI,” jelas Prof Suyitno.
Program Wakaf Pendidikan Islam ini menggandeng Badan Wakaf Indonesia (BWI) sebagai rumah besarnya. Dalam FGD ini, disampaikan pula agar BWI sebagai pengelola wakaf menyediakan plaform atau aplikasi yang friendly serta mudah dan juga memberikan literasi kepada calon-calon pewakaf tentang manfaat wakaf.
Direktur PAI, M. Munir memaparkan rencana gerakan wakaf yang sudah digagas lebih awal melalui program Wakaf Goes to School. M. Munir melihat potensi wakaf yang besar mengingat ada 45 jt siswa-siswi sekolah umum di Indonesia dan juga 250-an ribu guru PAI se-Indonesia sebagai wakif. Setelah dilakukan exercise, dimungkinkan potensi wakaf siswa-siswi muslim dan guru PAI dalam setahun bisa mencapai 500-an milyar.
“Konsep wakaf yang digagas oleh Direktorat PAI ini akan kita jadikan role model untuk seluruh pendidikan Islam, termasuk madrasah, pondok pesantren dan juga perguruan tinggi Islam,” ujar Prof Suyitno saat memberikan arahan pada acara FGD tersebut.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Prof Suyitno merencanakan untuk me-launching program ini secara bersama-sama pada pertengahan Agustus, bertepatan dengan momentum menjelang Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri.
Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam, Arskal Salim juga memberikan masukan agar program ini dilengkapi dengan payung hukum berupa Peraturan Menteri Agama (PMA) serta turunannya dan juga didasari dengan baseline (titik acuan) melalui riset-riset atau survey terkait dengan pengembangan wakaf ke depan.