Rabu, 6 Agustus, 2025

FGD C-Day IPB 2025, Prof Rokhmin: Blue Economy Solusi Konkret

MONITOR, Jakarta – Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University menjadi titik tolak semangat bahari Indonesia pada Rabu, 6 Agustus 2025. Bertempat di Auditorium Sumardi Sastrakusumah, acara C-Day 2025 bertajuk “Sea the Future: Blue Economy dan Peran Generasi Bahari Menuju Indonesia Emas 2045” diselenggarakan melalui format Focus Group Discussion (FGD) yang dinamis dan produktif.

Dalam forum tersebut, Anggota Komisi IV DPR RI, Prof. Rokhmin Dahuri, tampil sebagai pembicara utama, menyampaikan pemaparan komprehensif mengenai peluang besar sektor ekonomi biru. Ia menekankan bahwa 77% wilayah Indonesia berupa laut dan memiliki nilai ekonomi hingga USD 1,4 triliun per tahun.

“Namun sayangnya, baru 30 persen dari potensi ini yang tergarap. Ini peluang emas yang sedang kita abaikan,” tegas Rokhmin yang juga Ketua Dewan Pakar Aspeksindo dan Guru Besar IPB University kepada peserta FGD yang diikuti oleh akademisi, mahasiswa, pelaku industri, dan pengambil kebijakan dalam satu forum interaktif.

Anggota Komisi IV DPR pun mengajak seluruh peserta untuk berani mengubah paradigma, bahwa Blue Economy bukan sekadar sektor alternatif, melainkan ujung tombak ekonomi nasional ke depan.

- Advertisement -

“Jika dikelola dengan teknologi dan inovasi berbasis IPTEK, sektor kelautan bisa menjadi tulang punggung ekonomi bangsa. Kita bisa ciptakan 45 juta lapangan kerja baru,” tandasnya.

Diskusi juga menyoroti tantangan besar yang mengancam visi Indonesia Emas 2045, di antaranya rendahnya produktivitas tenaga kerja, kualitas SDM yang tertinggal, hingga ketimpangan ekonomi yang terus melebar. Prof Rokhmin memaparkan bahwa sekitar 38% rakyat Indonesia masih hidup di bawah garis kemiskinan versi Bank Dunia. Sementara itu, sektor kelautan justru menyimpan peluang besar yang tersebar luas di luar Jawa.

“Blue Economy ini solusi konkret. Sektor ini merata di seluruh daerah pesisir, mampu menyerap tenaga kerja, dan tidak butuh modal besar. Yang kita perlukan adalah kebijakan afirmatif dan SDM unggul,” katanya.

Dalam forum tersebut, Rektor UMMI Bogor ini juga menguraikan 11 sektor strategis Blue Economy seperti perikanan tangkap, budidaya, pariwisata bahari, energi laut, industri bioteknologi, hingga pengolahan hasil perikanan yang memiliki nilai tambah tinggi.

FGD kemudian berkembang menjadi ruang gagasan terbuka yang menyepakati sejumlah rencana aksi ke depan. Beberapa usulan konkret mencakup penguatan kurikulum bahari di pendidikan tinggi, perluasan program wirausaha kelautan untuk mahasiswa, dan pembentukan inkubator bisnis maritim berbasis kampus.

Perlu diketahui, C-Day 2025 menegaskan bahwa generasi bahari bukan hanya jargon, tapi misi kebangsaan yang harus diwujudkan. FGD ini menjadi sinyal kuat bahwa kampus tidak hanya mencetak sarjana, tapi juga pelopor perubahan. Laut Indonesia yang luas, bila dikelola dengan visi berkelanjutan, bisa menjadi mercusuar peradaban dan kesejahteraan nasional.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER