Sabtu, 2 Agustus, 2025

Kemenperin Dorong Industri Refraktori Nasional untuk Perkuat Hilirisasi Pertambangan

MONITOR, Jakarta – Kementerian Perindustrian terus berkomitmen mendorong pengembangan industri refraktori nasional yang mandiri dan berdaya saing global. Sejalan dengan komitmen pemerintah dalam meningkatkan nilai tambah, industri refraktori berperan penting dalam proses hilirisasi terutama pada industri smelter berupa hilirisasi mineral logam dan nonlogam, termasuk hilirisasi nikel.

“Sektor industri kimia, farmasi, dan tekstil (IKFT) telah menunjukkan perannya sebagai salah satu penopang utama perekonomian nasional, yang tercermin melalui laju pertumbuhan yang cukup stabil, dan kontribusi signifikan pada pertumbuhan ekonomi, perdagangan, serta investasi di dalam negeri,” ungkap Direktur Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Nonlogam, Putu Nadi Astuti dalam pernyataannya di Jakarta (31/07).

Lebih lanjut, Putu menjelaskan meskipun kontribusi yang diberikan oleh IKFT dalam pertumbuhan ekonomi cukup besar, namun industri refraktori kerap menghadapi tantangan serius. Rata-rata utilisasi industri refraktori nasional sejak tahun 2020 hingga 2024 hanya mencapai 33,78% dari total kapasitas terpasang. Sementara pangsa pasar domestik hanya sebesar 12,54% dari seluruh kebutuhan produk refraktori di dalam negeri. Kondisi ini disebabkan oleh pemenuhan kebutuhan dalam negeri yang masih didominasi oleh produk impor. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, impor produk refraktori untuk semen tahan api dan bata tahan api pada periode 2020-2024 mencapai 891.434 ton dengan nilai USD 588,90 juta, yang 88% di antaranya berasal dari Tiongkok.

Demi mengatasi tantangan ini, Kemenperin berupaya menciptakan sinergi dan kolaborasi berkelanjutan antara produsen refraktori nasional dengan industri smelter. “Kami berharap, upaya ini mampu meningkatkan utilitas industri refraktori nasional dan efisiensi industri smelter, serta menciptakan kemandirian industri dan menguatkan rantai pasok nasional yang selaras dengan arah kebijakan pembangunan industri nasional,” ucap Putu.

- Advertisement -

Selain itu, Kemenperin melalui Direktorat Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Nonlogam (ISKPBGN) turut menyelenggarakan Business Matching Industri Refraktori Nasional sebagai wujud konkrit mengatasi tantangan yang dihadapi oleh industri refraktori dalam negeri. Adapun penyelenggaraan Business Matching telah dilaksanakan pada hari Rabu, 9 Juli 2025 di Jakarta.

Business Matching ini menjadi wadah pertemuan antara produsen industri refraktori nasional dengan industri smelter sebagai industri pengguna atau konsumen. Melalui pertemuan ini, pelaku industri refraktori dapat menyesuaikan spesifikasi refraktori yang diproduksi dengan spesifikasi yang diharapkan dari industri smelter serta permasalahan-permasalahannya.

Sejalan dengan semangat ini, Ketua Umum Asosiasi Refraktori dan Isolasi Indonesia (ASRINDO), Riko Heryanto menyambut baik upaya Direktorat ISKPGBN dan mendukung penuh program hilirisasi nasional. ASRINDO menargetkan peningkatan utilisasi kapasitas produksi refraktori nasional dari sekitar 30% menjadi 70–80%.

“Jika tercapai, ekspansi industri refraktori bisa dilakukan dan menopang target pertumbuhan ekonomi nasional,” pungkas Riko.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER