Kamis, 24 Juli, 2025

Bekali KKM UMC dengan 8 Strategi, Prof Rokhmin: Jangan Cuma Mengajar Anak-anak

Sebanyak 1.250 mahasiswa dari 20 prodi diterjunkan ke 52 desa

MONITOR, Cirebon – Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) bukan sekadar rutinitas akademik, melainkan momentum aktualisasi diri melalui aksi nyata yang berdampak langsung. Mahasiswa harus mampu membaca kebutuhan masyarakat, beradaptasi dengan kondisi lokal, serta merancang program kerja yang tepat sasaran dan berkelanjutan.

Demikian hal tersebut disampaikan Guru Besar IPB yang juga Anggota DPR RI, Prof Rokhmin Dahuri saat memberikan pembekalan KKM Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) tahun akademik 2024/2025 dengan tema “Aksi Nyata Perguruan Tinggi Berdampak Melalui Mahasiswa Sebagai Penggerak Ekonomi Kerakyatan” di Convention Hall Kampus UMC, Cirebon, Sabtu (19/7/2025).

“Ilmu harus bisa diterjemahkan menjadi solusi konkret. KKM bukan hanya proses, tapi harus menghasilkan output yang terasa manfaatnya oleh warga,” ujaranya.

Pada kesempatan itu, Eks Menteri Kelautan dan Perikanan itu menantang mahasiswa untuk meninggalkan jejak kebermanfaatan yang tetap hidup di masyarakat, bahkan setelah program selesai. Mahasiswa tidak cukup sekadar hadir—mereka harus berkontribusi dan memberi perubahan.

- Advertisement -

Prof. Rokhmin menekankan bahwa KKM bukan lagi ajang formalitas, melainkan ladang pengabdian riil. Mahasiswa ditantang untuk memetakan potensi desa, mendampingi UMKM, menguatkan sektor pertanian, perikanan, dan pariwisata, serta mengakselerasi literasi digital dan keuangan.

“Cirebon masih di peringkat ke-12 tingkat kemiskinan dari 27 kabupaten/kota di Jabar, dengan PDRB per kapita termasuk yang terendah. Ini bukan sekadar statistik—ini tantangan nyata yang harus kita jawab,” ujar tokoh nelayan nasional itu.

Dengan semangat itu, UMC mengajak generasi muda untuk menjadikan KKM sebagai ladang pengabdian dan pembuktian bahwa pendidikan tinggi bukan hanya tentang teori, melainkan juga tentang dampak nyata untuk bangsa.

Tak hanya mengajar anak-anak atau mengecat pos ronda, peserta KKM diarahkan untuk menghidupkan ilmu yang mereka punya, menciptakan proyek ekonomi nyata—dari budidaya hortikultura berkelanjutan, olahan hasil laut, hingga pelatihan digitalisasi dan literasi keuangan.

“Jangan cuma mengecat pos ronda atau mengajar anak-anak. Bawa ilmu, bangun jaringan, ciptakan solusi. Kalian agen perubahan!” tegas Guru Besar IPB University tersebut.

Acara ditutup dengan pemaparan roadmap Indonesia Emas 2045. Mahasiswa diminta bersiap menghadapi masa depan berbasis hilirisasi industri, ekonomi digital, dan teknologi mutakhir seperti AI, big data, dan blockchain. “KKM adalah start line kalian. Tahun 2045, kalian yang pimpin negeri ini. Mulai bersiap hari ini, bukan nanti,” jelas Prof. Rokhmin Dahuri yang juga sesepuh UMC.

Dosen kehormatan Mokpo National University Korea Selatan itu membagikan delapan strategi efektif agar mahasiswa sukses melaksanakan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) dan benar-benar memberi manfaat nyata bagi masyarakat desa.

“KKM adalah wujud nyata pengabdian dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. Jangan hanya formalitas, tapi hadir membawa solusi,” ujar tersebut.

Delapan strategi yang disarankan Prof. Rokhmin yang juga Member of International Scientific Advisory Board of Center for Coastal and Ocean Development, University of Bremen, Germany antara lain adalah: Pertama, Silaturrahim dan Perkenalan: Jalin komunikasi awal dengan camat, kepala desa, tokoh masyarakat, ulama, pemuda-pemudi, serta aparat desa.

Kedua, Temu Wicara Masyarakat: Identifikasi potensi desa dan jaring aspirasi warga soal solusi dan perbaikan kesejahteraan.

Ketiga, Penyuluhan dan Pelatihan: Tingkatkan usaha masyarakat di berbagai sektor, serta nilai-nilai etos kerja, akhlak, dan IMTAQ.

Keempat, Kegiatan Sosial dan Hiburan: Selenggarakan baksos, lomba, olahraga, dan hiburan untuk mempererat ikatan sosial.

Kelima, Shalat Jamaah & Kultum: Bagi mahasiswa Muslim, aktifkan masjid sebagai pusat dakwah dan pembinaan spiritual.

Keenam, Lokakarya & Perpisahan: Paparkan hasil temuan dan usulan pembangunan desa, sambil meminta umpan balik dari warga.

Ketujuh, Laporan Akademik: Serahkan laporan komprehensif kepada dosen pembimbing sebagai bukti kontribusi nyata.

Kedelapan, Etika dan Kepribadian: Tampilkan sikap santun, ramah, dan menyejukkan selama tinggal di tengah masyarakat. “Mahasiswa harus jadi agen perubahan yang membawa dampak nyata. Jangan hanya datang, tapi tinggalkan jejak manfaat yang dikenang,” tegas Ketua Umum MAI (Masyarakat Akuakultur Indonesia) itu.

Sebagai informasi, Sebanyak 1.250 mahasiswa dari 20 prodi diterjunkan ke 52 desa di wilayah Ciayumajakuning hingga Kabupaten Brebes. Fokusnya jelas: memperkuat ekonomi lokal dan mendorong UMKM desa naik kelas.

Ketua LPPM UMC, Tania Avianda Gusman, Ph.D, menegaskan bahwa mahasiswa tak hanya menjalankan kewajiban akademik, tetapi juga membawa perubahan nyata. “Kami ingin mahasiswa menjadi agen perubahan ekonomi masyarakat. Bukan hanya datang, tapi benar-benar membantu UMKM dari inovasi produk hingga legalitas seperti NIB dan PIRT,” katanya.

Program ini selaras dengan Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) 2017–2045 dan Renstra UMC 2017–2025, serta menyasar penguatan ekonomi berbasis potensi desa. UMC menargetkan setiap kelompok mahasiswa dapat mendampingi minimal lima UMKM agar naik kelas, termasuk dalam hal kemasan ramah lingkungan dan pemasaran digital.

Selain itu, mahasiswa juga menjalankan proyek ekonomi riil seperti budidaya hortikultura berkelanjutan, pengolahan hasil laut, dan pengembangan pariwisata lokal. Semua kegiatan dirancang menggunakan pendekatan problem-based dan goal-based planning, untuk menjawab langsung tantangan riil masyarakat.

“KKM bukan hanya soal hadir di desa, tapi soal memberi dampak. Ini latihan membangun masa depan—dengan ilmu, aksi nyata, dan kepekaan sosial,” pungkas Tania.

KKM Tematik UMC 2025 dijadwalkan berlangsung hingga September, diakhiri dengan seminar hasil, pameran UMKM, dan publikasi artikel ilmiah sebagai wujud nyata kontribusi mahasiswa terhadap pemberdayaan ekonomi lokal.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER