Rabu, 23 Juli, 2025

Prof Rokhmin Minta Generasi Indonesia Emas Teladani Semangat Bung Karno

MONITOR, Jakarta – Universitas Bung Karno (UBK) menggelar kuliah umum bertema “Mewarisi Api: Gagasan Bung Karno untuk Generasi Emas 2045” Acara ini menjadi momentum penting dalam membumikan kembali ajaran Bung Karno untuk membentuk generasi unggul menyongsong 100 tahun Indonesia merdeka.

Anggota Komisi IV DPR RI, Prof. Rokhmin Dahuri hadiri dalam acara kuliah umum sekaligus ditunjuk menjadi pemantik semangat para mahasiswa dan civitas akademika UBK. Dalam acara ini hadir juga Ketua Umum Yayasan Pendidikan Soekarno, M. Marhaendra Putra S, SH, MH, Rektor UBK, Dr. Ir. Sri Mumpuni Ngesti Rahaju, jajaran dosen, serta mahasiswa UBK yang antusias menyimak gagasan besar untuk masa depan bangsa. Acara tersebut digelar di Aula Ir. Soekarno, Jakarta. pada Kamis, (17/7/2025).

Dalam kesempatan tersebut, Prof. Rokhmin menyerukan agar UBK mengambil posisi strategis sebagai Universitas Unggul Berkelas Dunia, merujuk pada warisan besar Bung Karno sebagai modal kebangsaan yang tak ternilai.

“UBK harus menjadi Perguruan Tinggi Unggul Berkelas Dunia untuk mendukung terwujudnya Indonesia Emas 2045, karena UBK mempunyai modal dari nama besar dan Ajaran Bung Karno-nya,” tegas Prof. Rokhmin Dahuri yang juga menjabat sebagai Rektor Universitas UMMI Bogor ini.

- Advertisement -

Anggota Komisi IV DPR menekankan pentingnya peningkatan mutu akademik, adaptasi terhadap kebutuhan industri, serta kolaborasi lintas sektor melalui pendekatan Pentahelix (pemerintah, perguruan tinggi, industri, masyarakat, dan media) untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045. “Sejatinya, kondisi Pendidikan Tinggi di Indonesia sedang tidak baik-baik saja,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, Pror. Rokhmin Dahuri menyoroti lemahnya posisi perguruan tinggi Indonesia di kancah global. Ia memberikan pandangan mengenai perguruan tinggi di Indonesia, menekankan pentingnya perguruan tinggi berperan aktif dalam pembangunan nasional.

Rektor Universitas UMMI Bogor itu menekankan perlunya reformasi menyeluruh, mulai dari kualitas dosen, riset berdampak, hingga kolaborasi pentahelix. “Kalau UBK mau relevan, maka harus berani melompat keluar dari zona nyaman dan membuktikan bahwa warisan Bung Karno bisa hidup dan membawa bangsa ini bangkit sebagai kekuatan dunia,” tuturnya.

Melalui momentum ini, UBK didorong untuk memanfaatkan kekuatan historis dan ideologis Bung Karno guna menjadi katalis perubahan dalam sistem pendidikan tinggi Indonesia.

Guru Besar IPB University menyampaikan strategi konkret untuk mewujudkan Universitas Bung Karno (UBK) sebagai perguruan tinggi unggul berkelas dunia. Ia  menekankan bahwa UBK memiliki modal ideologis dan historis yang luar biasa untuk menjadi world class university. Namun, ia juga menegaskan pentingnya transformasi menyeluruh dan terencana.

“Warisan Bung Karno seperti kemandirian, humanisme, dan Trisakti, adalah fondasi moral dan intelektual UBK untuk bersaing di tingkat global. Tapi itu harus ditopang dengan SDM unggul, kurikulum adaptif, dan inovasi berbasis riset,” jelas Prof Rokhmin.

Politisi PDI Perjuangan itu memaparkan sejarah singkat Universitas Bung Karno (UBK) yang dipimpin Dr. Ir. Sri Mumpuni Ngesti Rahaju M.Si (Rektor Universitas Bung Karno). UBK didirikan oleh Yayasan Pendidikan Soekarno pada 27 September 1981 oleh Ibu Rachmawati Soekarnoputri.l untuk melanjutkan cita-cita Bung Karno melalui pendidikan. Awalnya bernama Institut Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Bung Karno (1983), lalu diubah menjadi Universitas Bung Karno.

Yayasan ini didirikan sebagai wujud dari semangat “Nation and Character Building” yang diwariskan oleh Bung Karno. UBK bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan, dengan fokus pada pengembangan karakter dan semangat anak muda. 

“UBK lahir dari semangat membangun karakter dan ideologi bangsa, dan sejak awal mendapat sambutan luas dari masyarakat,” ujar Anggota Komisi IV DPR.

Sedangkan visi UBK adalah menjadi Universitas bereputasi unggul dalam kegiatan Tridharma yang berkualifikasi Nasional dan Global berjiwa Pancasila dan UUD 1945 dalam rangka pembangunan bangsa dan negara. Menutup pemaparannya Prof. Rokhmin Dahuri mengutip pesan Bunga Karno, “Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama. Tapi cahaya bulan sabit pun sudah cukup untuk menerangi jalan menuju ke depan.”

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER