Senin, 14 Juli, 2025

Canticle of Praise: Rayakan Dua Dekade UPH Choir Merangkai Iman, Musik dan Kedisiplinan Mahasiswa

MONITOR, Jakarta – Terdengar lantang dari salah satu baris penonton—sebuah seruan yang langsung digaungkan kembali oleh Tutu Sukendro, Konduktor Universitas Pelita Harapan (UPH) Choir, di tengah riuh tepuk tangan yang memenuhi Auditorium Gedung D Ruang 501, UPH Kampus Lippo Village. Malam itu, 10 Juli 2025, menjadi momen penuh kehangatan dan sukacita saat UPH Choir merayakan dua dekade perjalanan melalui konser bertajuk “Canticle of Praise”. 

Lebih dari sekadar pertunjukan, konser ini adalah perayaan atas dedikasi, disiplin, dan semangat pelayanan yang telah membentuk perjalanan UPH Choir sejak 2005. Di hadapan 500 penonton, 45 Choristers—sebutan bagi anggota aktif UPH Choir—menyuguhkan harmoni dan lirik sebagai wujud syukur atas penyertaan Tuhan yang setia. 

“Konser ini bukan hanya untuk dinikmati sebagai tontonan, tetapi sebagai bentuk perenungan dan rasa syukur bagaimana Tuhan telah menyertai dan membentuk mahasiswa melalui talenta yang dimiliki, khususnya di bidang seni tarik suara. Di UPH, kami percaya bahwa pendidikan bukan hanya tentang akademik. Melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) seperti UPH Choir, kami ingin membentuk mahasiswa secara utuh dengan mengembangkan potensi, membangun karakter, kedisiplinan, dan sisi kepemimpinan mereka,” ucap Dr. Andry M. Panjaitan, S.T., M.T., CPHCM., Associate Vice President of Student Development, Alumni and Corporate Relations UPH dalam sambutannya.  

Rasa Syukur melalui Lantunan 21 Lagu 

- Advertisement -

Konser berdurasi dua setengah jam ini terbagi dalam dua babak. Babak pertama menampilkan karya O Magnum Mysterium (versi Nicholas White), Hear My Prayer, Come to the Music, Because of Love, dan I Can Do All Things Lord. Sebagai penutup, penonton juga diajak merenung melalui lagu I Want to Be a Christian. Lagu ini bukan sekadar persembahan musikal, tetapi menjadi ungkapan hati yang tulus untuk bersandar penuh kepada Tuhan dalam setiap aspek kehidupan. 

Babak kedua dibuka dengan O Magnum Mysterium versi Tomas Luis de Victoria dan Then Sings My Soul. Di pertengahan babak, Tutu menyampaikan bahwa tiga lagu berikutnya sengaja dipilih dengan tajuk serupa untuk mengungkapkan syukur atas berbagai pencapaian UPH Choir selama dua dekade, yaitu I Want to Thank You Lord, I Thank You, Lord, dan We Thank You, Lord. Lagu-lagu bertema pujian dan syukur lainnya seperti God and God Alone, Canticle of Praise, If You Love Me, Soli Deo Gloria, dan Praise Him mengisi sisa pertunjukan. 

Sebuah momen kejutan hadir menjelang akhir konser, ketika para Choristers menyanyikan Happy Birthday dalam aransemen paduan suara. Lagu ini disambut antusias oleh penonton sebagai simbol perayaan. Konser kemudian ditutup dengan megah lewat tiga lagu terakhir: Hallelujah Chorus, The Battle of Jericho, dan If God Be for Us

Berakar pada Proses, Disiplin, dan Komitmen 

UPH Choir berdiri pada 4 April 2005, ketika Tutu Sukendro diminta membentuk kelompok paduan suara mahasiswa sebagai bagian dari Unit Kegiatan Mahasiswa. Dimulai dari nol, ia mengajak mahasiswa yang berminat menyanyi dan membina mereka hingga UPH Choir rutin tampil dalam berbagai acara kampus maupun eksternal. 

Selama dua dekade, UPH Choir terus menunjukkan semangat, solidaritas, dan prestasi. Mereka telah tampil di lebih dari 150 panggung, dalam dan luar negeri, serta mengikuti berbagai kompetisi bergengsi—di antaranya Juara 1 National Folklore Festival ke-7 di Universitas Indonesia (2013), perwakilan Indonesia di Andrea O. Veneracion Choral Festival, Manila (2015), dan tiga medali emas di Bali International Choral Festival (2017). 

Bagi Tutu, konser Canticle of Praise adalah perayaan hasil dari latihan yang panjang dan konsisten sejak November 2024. Ia mengatakan, “Di era serba cepat seperti sekarang, banyak anak muda ingin hasil yang instan. Namun lewat komunitas ini, mereka diajarkan untuk berproses, disiplin, dan bersandar pada Tuhan. UPH Choir adalah ruang belajar yang membentuk karakter dan menghasilkan karya dengan standar profesional.” 

Tempat Bertumbuh, Tempat Belajar 

Kehadiran UKM UPH Choir memberikan para mahasiswa ruang bebas untuk bertumbuh. Hal inilah yang dirasakan Bernadeth Saskia Laudya Chintya, mahasiswi Program Studi (Prodi) Matematika UPH angkatan 2022, yang mengisi suara sopran di UPH Choir.  

Ia bercerita, selama hampir dua tahun bergabung, dirinya tak hanya mengasah kemampuan bernyanyi, tetapi juga mengalami transformasi pribadi. 

“Saya banyak bertumbuh melalui UPH Choir. Latihan rutin dua kali seminggu ternyata membuat saya belajar banyak hal. Mulai dari konsistensi, tanggung jawab, tekun, komitmen, dan tentunya yang paling utama adalah kedisiplinan. Tidak hanya soal bernyanyi, kami juga dibentuk untuk terus memahami pentingnya kerja sama tim,” papar Chintya. 

Hal serupa disampaikan oleh Benael Henokh Sabastian, mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika angkatan 2024 yang mengisi bagian tenor.  

“Banyak pelajaran yang saya dapat, dari hal besar menguasai teknik vokal hingga hal kecil seperti kebiasaan membawa alat tulis saat latihan dan datang tepat waktu. Saya yakin hal ini juga pasti berguna untuk kehidupan kerja kelak. Saya juga merasa konser ini memberi pengalaman baru yang mengajarkan banyak hal seperti leadership dan cara komunikasi yang efektif,” ucap Benael.  

Melalui UPH Choir, harapannya mahasiswa tidak hanya sebatas mengejar prestasi, tetapi mampu menjadi komunitas yang membangun, membentuk karakter, menginspirasi, dan tentunya berdampak positif bagi setiap orang yang mendengar karya mereka.  

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER