Kamis, 26 Juni, 2025

Kementan Dukung Penanganan ODOL yang Adaptif Demi Kelancaran Distribusi Pangan

MONITOR, Jakarta – Upaya pemerintah dalam meningkatkan keselamatan lalu lintas melalui penanganan kendaraan angkutan barang Over Dimension dan Over Loading (ODOL) terus mendapat dukungan berbagai pihak. Kementerian Pertanian (Kementan) secara aktif terlibat dalam diskusi kebijakan yang digelar oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bersama Asosiasi Pengemudi Angkutan Barang di Kantor Pusat Kemenhub, Selasa (24/6/2025).

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan, Agung Suganda, menegaskan pentingnya keseimbangan antara keselamatan lalu lintas dan kelancaran logistik pangan.

“Kami mendukung prinsip keselamatan jalan, dan sekaligus mendorong adanya penyesuaian yang bijak bagi sektor-sektor strategis seperti pangan. Peternak dan konsumen sama-sama berhak mendapatkan kepastian dan perlindungan,” ujar Agung. Ia meyakini bahwa pemberian perlakuan khusus terhadap angkutan komoditas pangan dapat menjadi solusi yang saling menguntungkan bagi semua pihak.

Kementan mendorong agar penerapan aturan ODOL dilakukan secara bertahap dan mempertimbangkan kondisi lapangan, guna menjaga kelancaran distribusi pangan. Agung menyampaikan bahwa selama ini distribusi telur telah berjalan efisien dengan tetap memperhatikan aspek keamanan dan mutu produk.

- Advertisement -

“Penerapan ODOL idealnya dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Kita perlu solusi yang adaptif agar subsektor peternakan, khususnya distribusi telur konsumsi, tetap berjalan lancar dan tidak terdampak,” katanya.

Menurut Agung, truk pengangkut telur umumnya membawa beban antara 5 hingga 16 ton, seperti truk colt diesel yang mengangkut 5.040 kg dan truk fuso dengan muatan 16.000 kg. Pengurangan volume angkut, justru berpotensi menaikkan biaya logistik.

“Jika truk harus mengangkut lebih sedikit, artinya perlu lebih banyak ritase dan biaya. Ini bisa menaikkan harga telur di pasar, padahal masyarakat sedang butuh stabilitas harga pangan,” jelasnya dengan rinci.

Lebih lanjut, Agung menjelaskan bahwa peternak selama ini berinovasi dengan menambahkan pelindung berbentuk segitiga pada truk guna menjaga kualitas telur dari risiko kerusakan akibat air hujan. Inovasi ini menunjukkan kepedulian terhadap mutu produk, meskipun dalam implementasinya perlu disesuaikan agar tetap sejalan dengan ketentuan dimensi kendaraan dalam aturan ODOL.

Di sisi lain, Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Kemenhub, Aan Suhanan, menyatakan bahwa penanganan ODOL tetap berjalan sesuai rencana dengan target Zero ODOL Nasional pada 1 Januari 2027.

“Banyak masukan dari para pengemudi yang kita dengar dan akomodir. Sebagian besar sudah masuk dalam rencana aksi kita,” kata Aan.

Ia mengapresiasi dukungan pengemudi dan menekankan pentingnya sinergi semua pihak. “Kita sepakat melanjutkan penanganan ODOL menuju Zero ODOL 2027. Para pengemudi juga mendukung terciptanya angkutan logistik yang bebas over dimensi dan over load,” pungkasnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER