Sabtu, 14 Juni, 2025

Gelar FGD, Kemenag dan LD PBNU Susun Panduan Masjid Ramah Lingkungan

MONITOR, Jakarta – Kementerian Agama (Kemenag) bersama Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) menyusun buku panduan penerapan Masjid Ramah Lingkungan. Penyusunan buku tersebut dilakukan dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Pembinaan Dakwah Ekologis Masjid di Bogor, Jumat (13/6/2025).

Penyusunan buku panduan penerapan Masjid Ramah Lingkungan itu melibatkan 60 peserta, terdiri dari perwakilan LD PBNU, pengurus masjid se-Jabodetabek, tokoh agama, akademisi, tim perumus buku pedoman, serta peneliti. Buku itu akan menjadi acuan bagi pengurus masjid dalam menerapkan prinsip-prinsip ekoteologi di masjid-masjid seluruh Indonesia.

Penerapan Ekoteologi

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Abu Rokhmad, mengungkapkan, buku panduan yang tengah disusun memuat tentang penerapan aspek ekoteologi di masjid. Menurutnya, penerapan ekoteologi di masjid bukan sekadar penanaman pohon, tetapi juga mencakup pengolahan sampah rumah tangga agar bernilai ekonomis.

- Advertisement -

Ia mencontohkan, masjid dapat mengolah sampah organik menjadi ekoenzim yang berdampak terhadap pelestarian lingkungan. “Seperti yang dilakukan oleh penyuluh agama beberapa pekan lalu. Mereka mengolah sampah organik rumah tangga menjadi ekoenzim,” ujarnya.

Sebagai agama rahmatan lil ‘alamin, imbuh Abu, Islam memiliki kepedulian tinggi terhadap kelestarian alam. Dalam ajaran Islam, terdapat kesadaran untuk memanfaatkan alam bagi kesejahteraan manusia, tetapi dengan tetap menjaga kelestariannya.

“Tinggal mencari titik keseimbangan. Memanfaatkan boleh, tetapi tetap harus dilestarikan,” tegasnya.

Dakwah Kesalehan Lingkungan

Sementara itu, Ketua LD PBNU, KH. Abdullah Syamsul Arifin menyebut, pembahasan ekologi masjid tidak dapat dilepaskan dari peran masjid dalam membina kesalehan umat. Dikatakannya, terdapat empat bentuk kesalehan, yaitu kesalehan spiritual, kesalehan individu, kesalehan sosial, dan kesalehan natural atau lingkungan.

Menurutnya, kesalehan natural perlu terus digelorakan agar relasi manusia dengan alam tetap harmonis. Masjid dipilih sebagai media dakwah lingkungan karena berdasarkan berbagai penelitian, khotbah di masjid dinilai sangat efektif dalam menyampaikan pesan moral kepada masyarakat.

“Dalam khotbah, hal-hal yang berkaitan dengan kemaslahatan umat, dunia, dan akhirat harus selalu disampaikan, termasuk isu lingkungan. Karena itu, diperlukan buku panduan yang bisa menjadi rujukan bagi para khatib, takmir, dan jemaah,” katanya.

Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah, Arsad Hidayat, menambahkan, krisis lingkungan hidup seperti perubahan iklim, kerusakan hutan, dan kekeringan berdampak langsung pada kehidupan manusia, mulai dari kesehatan, ekonomi, hingga spiritual.

Ia mengatakan, pelestarian lingkungan tidak lagi hanya menjadi tugas ilmuwan dan aktivis, tetapi juga tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat, termasuk komunitas keagamaan. Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia memiliki potensi besar untuk mendorong perubahan melalui pendekatan religius.

“Dalam Islam, manusia diamanahkan sebagai khalifah di bumi, menjaga keseimbangan alam, dan dilarang membuat kerusakan. Karena itu, kajian ini menjadi wujud sinergi Kemenag dan LD PBNU agar masjid tampil sebagai pelopor gerakan pelestarian lingkungan,” jelas Arsad.

Asta Protas Jadi Landasan

Kasubdit Kemasjidan, Akmal Salim Ruhana menambahkan, kegiatan ini merupakan upaya implementasi Asta Protas Menteri Agama terkait penguatan ekoteologi di lingkungan masjid. “Penyusunan buku panduan ini merupakan langkah konkret agar kebijakan tidak berhenti pada tataran konsep, tetapi dapat dijalankan di lapangan,” ungkapnya.

Akmal juga menilai, kolaborasi dengan para penggerak dakwah LD PBNU sangat strategis, sebab para dai dan penyuluh tersebut memahami kondisi masyarakat secara langsung. “Mereka paham alam pikir umat di lapangan. Karena itu, modul yang disusun diharapkan lebih membumi dan mudah diterapkan oleh para pengurus dan jemaah masjid,” pungkasnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER