MONITOR, Bandar Lampung – Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor, H. Addin Jauharudin, menegaskan komitmen organisasinya dalam mendukung program pemerintah di sektor ketahanan pangan nasional. Hal ini ia sampaikan saat menghadiri inaugurasi Pimpinan Wilayah GP Ansor Lampung di Ballroom UIN Raden Intan Lampung, Minggu (8/6).
“Lampung menjadi bagian dari supporting program pemerintah terkait dengan lumbung pangan nasional. Oleh karena itu, GP Ansor sudah mencanangkan perlunya penguatan ekonomi kader, salah satunya di sektor pangan,” ujar Addin.
Sebagai organisasi kepemudaan di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU) yang memiliki jaringan lebih dari 8 juta anggota, GP Ansor memiliki daya jangkau dan sumber daya manusia yang cukup besar untuk terlibat langsung dalam program-program pembangunan, termasuk di bidang pangan.
Menurut Addin, Lampung memiliki posisi strategis sebagai salah satu lumbung pangan nasional. Karenanya, kader GP Ansor didorong untuk berperan aktif dalam sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan melalui empat bidang usaha utama: sebagai penyuluh, pelaku, pengelola logistik, dan pengelola limbah.
“Lampung sebagai pusat pertumbuhan pangan, sahabat-sahabat harus mulai memaksimalkan sumber daya alam mana yang paling relevan sesuai dengan kondisi daerah. Kita konsolidasikan kekuatan kita, sehingga ekonomi Ansor tumbuh,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Addin menyoroti kekuatan Lampung sebagai sentrum pergerakan Nahdlatul Ulama di Pulau Sumatera. Posisi ini, menurutnya, memberi kemudahan dalam melakukan konsolidasi organisasi dan kaderisasi untuk memperkuat pembangunan wilayah dan kontribusi nasional, termasuk dalam sektor pangan.
“Harapan kita besar, bagaimana Lampung ke depan lebih terorganisir dan terarah membangun militansi kekuatan dan kebesaran NU. Maka nanti Lampung ke depan, kita coba menginisiasi menjadi sentrum penguatan pendidikan, diklat-diklat, untuk pembangunan wilayah Sumatera Selatan dan Sumatera pada umumnya,” jelasnya.
Tak hanya di sektor pangan, Addin juga memberikan tiga arahan strategis untuk kader Ansor di Lampung. Pertama, memanfaatkan suasana kondusif hingga 2029 untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia di sektor kesehatan. Kedua, membangun lembaga pendidikan modern bertaraf internasional. Ketiga, memperluas persebaran komoditas ekonomi.

“Kita ketahui saat ini adalah kondisi kondusif, tidak ada agenda politik. Semua agenda organisasi kita tata selama 3–4 tahun ke depan. Jika sudah ditata dengan baik, maka 2029 yang memang mengambil jalur politik sudah kita siapkan sejak sekarang. Saya yakin tidak ada yang mustahil,” pungkas Addin.
Distribusi Perdana 10.000 Ton Minyak Residu Sawit
Masih dalam rangkaian kegiatan yang sama, GP Ansor juga mencatat tonggak sejarah baru melalui langkah strategis Badan Usaha Milik Ansor (BUMA) yang resmi melepas distribusi perdana 10.000 ton minyak residu sawit untuk wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel). Distribusi ini dilakukan oleh anak perusahaan BUMA, PT Energi Residu Indonesia (Erindo), di UIN Raden Intan Lampung, Minggu (8/6).
Langkah ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara PT Erindo dan perusahaan asal Tiongkok, Chongqing One Oath Co.Ltd., sebagai bagian dari strategi memperluas kemitraan internasional dalam pengelolaan dan distribusi energi berbasis minyak residu sawit.
“Langkah BUMA melalui PT Erindo ini menunjukkan bahwa GP Ansor juga aktif membangun kekuatan ekonomi strategis. Pelepasan minyak residu sawit ini adalah simbol dari kerja nyata, bukan retorika. Kita ingin Ansor hadir dan memimpin dalam sektor-sektor masa depan bangsa,” ujar Ketua Umum GP Ansor, Addin Jauharudin.
BUMA sendiri merupakan holding usaha strategis milik GP Ansor yang bertugas mengelola berbagai lini usaha yang potensial dan relevan dengan masa depan energi, pangan, dan logistik nasional.
Sementara itu, PT Erindo adalah anak perusahaan BUMA yang bergerak di sektor energi terbarukan berbasis minyak residu sawit—dan menjadi satu-satunya anak perusahaan BUMA yang berbasis di luar Jakarta, tepatnya di Provinsi Lampung.
CEO BUMA, Firmana Tri Andika, menyatakan bahwa langkah ini menunjukkan komitmen GP Ansor dalam memperkuat ekonomi daerah dengan mendekatkan aktivitas bisnis ke pusat-pusat produksi komoditas strategis.
“Erindo adalah bukti bahwa BUMA terus bertumbuh, adaptif, dan progresif. Kami percaya Lampung memiliki potensi besar untuk menjadi simpul logistik energi berbasis sawit. Ini bukan sekadar bisnis, tapi bagian dari pergerakan besar membangun kemandirian energi dan ekonomi anak muda,” ucap Firmana.
Direktur Utama PT Erindo, Sutarwi, menambahkan bahwa perusahaan saat ini telah beroperasi dengan kapasitas distribusi sebesar 10.000 metrik ton (MT) per bulan. Ke depan, kapasitas ini akan ditingkatkan secara signifikan.
“Kami akan meningkatkan volumenya menjadi 30.000 MT per bulan dalam dua bulan ke depan. Sejalan dengan rencana ekspansi dan peningkatan kapasitas rantai pasok,” jelasnya.
Dengan inisiatif ini, GP Ansor melalui BUMA terus memperkuat posisi strategisnya dalam sektor energi alternatif berbasis komoditas lokal, sekaligus membuka ruang kemitraan global yang berkeadilan dan berkelanjutan.