Sabtu, 7 Juni, 2025

Prof Rokhmin: Selamatkan Raja Ampat dari Kerusakan oleh Pertambangan Nikel

MONITOR, Jakarta – Anggota Komisi IV DPR RI fraksi PDI Perjuangan Prof Rokhmin Dahuri angkat bicara terkait dengan kegiatan pertambangan nikel di Raja Ampat. Menurutnya, kegiatan pertambangan tersebut berpotensi merusak ekosistem terumbu karang di Raja Ampat. Pakar kemaritiman itupun meminta agar pertambangan nikel tersebut disetop sekarang juga.

“Kepulauan Raja Ampat memiliki ekosistem terumbu karang dengan keanekaragaman hayati (biodiversity) tertinggi di dunia. Baik biodiversity pada level genetic, spesies maupun ekosistem,” kata Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University itu kepada media, Sabtu (7/6/2025). 

Sementara itu, terang eks Menteri Kelautan dan Perikanan tersebut secara bio-ekologis, biodiversity adalah fondasi dari kehidupan makhluk hidup. Oleh karenanya, Raja Ampat bukan hanya basis kehidupan Indonesia, tetapi juga dunia.

“Maka, selamakan Raja Ampat dari kerusakan oleh pertambangan nikel.
Stop pertambangan nikel sekarang juga,” tegas Prof Rokhmin.

- Advertisement -

Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia itu menegaskan bahwa pembangunan ekonomi memang penting namun lebih penting lagi untuk menjaga dan melestarikan lingkungan.

“Pembangunan ekonomi haruslah berbasis konservasi, mariculture berkelanjutan, perikanan tangkap berkelanjutan, dan pariwisata bahari yang ramah lingkungan,” tuturnya.

Sebagai informasi isu penambangan dan hilirisasi nikel di Raja Ampat, Papua, menjadi sorotan publik, terutama setelah sejumlah aktivis Greenpeace Indonesia melakukan aksi damai dalam acara Indonesia Critical Minerals Conference & Expo di Hotel Pullman, Jakarta, pada Selasa, 3 Juni 2025.

Padahal, berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, aktivitas pertambangan di pulau-pulau kecil tersebut dilarang.

Kawasan Raja Ampat sendiri memiliki kekayaan alam sebesar 75 persen untuk spesies terumbu karang di dunia, 1.400 jenis ikan-ikan karang, dan 700 invertebrata jenis moluska.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER