MONITOR, Jakarta – Anggota Tim Pengawas Haji DPR RI Novita Wijayanti meminta agar pelayanan transportasi jemaah haji Indonesia pada fase puncak haji dapat dipersiapkan secara maksimal, khususnya dalam penggunaan bus shalawat menuju Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
Novita yang juga menjabat sebagai Anggota Komisi V DPR RI itu menekankan pentingnya perbaikan layanan transportasi demi kenyamanan dan kelancaran ibadah para jemaah. Ia menyebutkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, masih ditemukan sejumlah persoalan yang perlu menjadi perhatian serius. “Alhamdulillah, kita merasa concern sekali, sehingga banyak yang sudah melakukan evaluasi,” ungkap Novita saat meninjau persiapan operasional transportasi haji di Terminal Ajiyad, Makkah, Minggu (1/6/2025).
Ia menyampaikan, berdasarkan laporan dan pengalaman sebelumnya, terdapat jemaah yang sempat tertinggal atau harus menunggu bus selama berjam-jam. Bahkan, ditemukan kasus bus yang seharusnya digunakan untuk jemaah tertentu, justru digunakan untuk mengangkut jemaah lain.
“Tahun ini, insya Allah akan ada perbaikan dan tidak terjadi lagi. Diharapkan para pengemudi juga diberikan briefing dan masukan untuk menunggu para jemaah, jangan sampai tertinggal dan waktunya terlalu lama menunggu,” tegas politisi Fraksi Partai Gerindra itu.
Pada musim haji tahun lalu, sejumlah jemaah Indonesia dilaporkan mengalami kendala serius saat fase puncak ibadah, terutama dalam pergerakan dari Arafah ke Muzdalifah dan Mina. Beberapa jemaah mengaku harus menunggu kendaraan hingga lebih dari tiga jam akibat kurangnya koordinasi antara petugas transportasi dan operator bus. Selain itu, arus pergerakan yang padat serta distribusi armada yang tidak merata menyebabkan penumpukan jemaah dan ketidaknyamanan dalam perjalanan.
Melihat pengalaman tersebut, Novita meminta seluruh pemangku kepentingan di sektor transportasi haji agar melakukan evaluasi menyeluruh serta memastikan petugas dan pengemudi memiliki pemahaman yang baik terhadap tanggung jawabnya.
Novita juga berpesan kepada seluruh petugas haji agar menjaga koordinasi yang baik, mengedepankan sikap humanis kepada jemaah, serta membangun komunikasi yang efektif dalam menjalankan tugas. “Pesannya pastinya jaga kesehatan, koordinasi, humanis kepada para jemaah, dan saling membantu karena kita berada di negara lain. Kita ingin ibadahnya berjalan baik, mabrur, dan saling mendukung satu sama lain,” tutupnya.
Menanggapi hal itu, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menyatakan telah menyiapkan skema pergerakan jemaah dengan dukungan dari berbagai pihak. Kepala Bidang Transportasi PPIH, Mujib Rony, menjelaskan bahwa layanan transportasi bus shalawat saat ini menggunakan tiga terminal utama di Makkah, salah satunya Terminal Ajyad. “Untuk pelayanan transportasi, khususnya Bus Shalawat, kita menggunakan tiga terminal dan saat ini kita berada di Terminal Ajyad. Terminal Ajyad ini untuk melayani jemaah yang berada di wilayah Misfala, sekitar 60 ribu jemaah kita berada di sini. Dan ada enam rute yang kita siapkan base-base untuk melayani jemaah kita menuju Masjidil Haram,” jelas Mujib.
Terkait persiapan puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), Mujib menyebut bahwa penyelenggaraan transportasinya berada di bawah koordinasi pihak Syarikah dan Naqba—yang berperan layaknya organda di Indonesia. “Transportasi agak terpisah, Armuzna ini secara umum sebenarnya yang menyelenggarakan adalah Syarikah yang sudah bermitra dengan kita. Dan tentu nanti secara umum koordinator pelayanan Armuzna adalah dari Naqba. Peran kami menyusun skema-skema pergerakan berikut melakukan koordinasi dengan para pihak yang akan terlibat dalam pelayanan Armuzna,” ujarnya.