MONITOR, Surabaya – Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Timur akan menggelar Konkoorcab untuk memilih kepengurusan periode 2025-2027. Agenda tersebut rencananya akan digelar pada 27 Juli 2025 mendatang. Sejumlah nama kandidat bakal calon ketua sudah muncul salah satu diantaranya adalah kader PC PMII Probolinggo Abdur Rozak.
Abdur Rozak mengatakan Pencalonannya bukan sekadar ambisi personal, tetapi cermin dari harapan generasi muda yang ingin menjadikan PMII sebagai lokomotif gerakan yang lebih inklusif, progresif, dan berpihak pada kepentingan rakyat kecil. Dengan rekam jejak yang matang dan visi yang jernih, Rozak membawa semangat perubahan dari Madura untuk Jawa Timur.
Dikutip dari laman jatim.beritabaru.co Abdur Rozak lahir di Dusun Lao’anna, Desa Saobi, Kecamatan Kangayan, Kabupaten Sumenep pada 15 Maret 1999, Razak tumbuh dan besar di tengah perkampungan nelayan dan santri yang menggenggam kuat tradisi serta nilai keislaman.
Dibesarkan dalam lingkungan pesantren, Rozak tak sekadar akrab dengan kitab kuning dan rutinitas keagamaan. Ia juga tumbuh sebagai pribadi yang haus ilmu pengetahuan dan terbuka terhadap perubahan zaman. Pendidikan dasarnya ia tempuh di lembaga Zainul Hasan Saobi—sebuah lembaga pendidikan Islam yang menjadi tonggak utama dalam membentuk karakter dan nalar kritisnya.
Setelah menamatkan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah hingga Aliyah di pesantren yang sama, Rozak melanjutkan studi ke Universitas Nurul Jadid, mengambil jurusan Teknik Informatika. Sebuah pilihan yang di satu sisi mempertegas ketertarikannya pada ilmu teknologi, dan di sisi lain menunjukkan keinginannya untuk menjembatani dunia tradisi dan modernitas.
Selama masa kuliah, Rozak tidak larut dalam tumpukan buku semata. Ia aktif dalam berbagai organisasi kemahasiswaan dan gerakan intelektual. PMII menjadi rumah ideologisnya. Ia memulai dari tingkat rayon, terus naik ke komisariat, hingga akhirnya dipercaya menjadi Pengurus Cabang PMII Probolinggo. Di sela aktivitas itu, ia juga terlibat sebagai redaktur majalah kampus ALFIKR, aktif mengaji filsafat di Kelompok Kajian Pojok Surau (KKPS), dan menjadi bagian dari kepengurusan nasional Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI).
Ketekunannya dalam merawat nalar kritis terlihat dalam tulisan-tulisannya. Dua di antaranya yang mencuri perhatian berjudul “Garda Depan Minim Peran” dan “Alarm di Pesisir Probolinggo”. Lewat tulisan itu, ia menyuarakan kegelisahan sosial yang lahir dari pengamatan langsung di lapangan—tentang bagaimana kelompok-kelompok marjinal kerap terpinggirkan, bahkan oleh sistem yang seharusnya melindungi mereka.
Abdur Razak bukan sekadar teknokrat muda yang mahir bermain dengan data dan sistem digital. Ia adalah representasi generasi baru pesantren—mereka yang tidak gagap pada dunia luar, namun tetap teguh memegang akar. Di tengah percakapan tentang bonus demografi dan peran anak muda, sosok seperti Rozak hadir sebagai penanda zaman: bahwa dari pelosok pun, lahir pemuda yang mampu membaca masa depan.
MONITOR, Jakarta - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mendorong jumlah pembimbing ibadah haji…
MONITOR, Jakarta - Seluruh jemaah haji Indonesia 1446 H/ 2025 M telah tiba di Tanah…
MONITOR, Jakarta - Bertempat di Ballroom Hotel Grand Mercure Harmoni, Gambir, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, selama…
MONITOR, Timika - Suasana kebersamaan tampak kental saat Satuan Tugas (Satgas) TNI Manunggal Membangun Desa…
MONITOR, Lumajang – Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Lumajang kembali menunjukkan komitmennya terhadap kesejahteraan…
MONITOR, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. mencatat sebanyak 157.763 kendaraan kembali ke wilayah…