MONITOR, Jakarta – Anggota Komisi III DPR RI Abdullah menyoroti kasus meninggalnya mahasiswa Fakultas Hukum (FH) Universitas Gajah Mada (UGM), Argo Ericho Afandhi yang ditabrak sesama mahasiswa UGM dengan mobil BMW, akhir pekan lalu. Ia mengingatkan agar penanganan hukum kasus tersebut harus berdasarkan keadilan, bukan status sosial.
Terlebih, kasus ini mendapat perhatian publik di media sosial lantaran diduga penanganan kasusnya tidak transparan. Pasalnya, pengemudi mobil BMW yang merupakan mahasiswa UGM jurusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Chistiano Pengareppenta Pengidahen Tarigan, disebut punya pengaruh penting. Status sosial dari ayah Christiano ini pun dihubungkan dengan penangan kasus tersebut.
“Penanganan kasus Argo mesti berpihak pada keadilan, bukan status sosial,” tegas Abdullah, Selasa (27/5/2025).
Seperti diketahui, peristiwa nahas ini terjadi di Jalan Palagan Tentara Pelajar, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta pada Sabtu (24/5) dini hari. Argo yang mengendarai motor Vario ditabrak oleh mobil BMW yang dikemudikan Christiano.
Mobil BMW yang dikendarai Christiano diketahui oleng setelah menabrak korban dan juga menghantam sebuah Honda CRV yang sedang terparkir di sisi timur jalan.
Hasil analisa atau dugaan sementara versi polisi, Christiano diduga kurang konsentrasi ketika mengemudikan mobilnya sehingga menabrak Argo dan motornya yang saat itu sedang putar arah di depannya.
Abdullah pun menyoroti banyaknya netizen yang meragukan kredibilitas penanganan kasus meninggalnya Argo. Hal ini lantaran polisi tidak melakukan penahanan terhadap Christiano sehingga dianggap janggal.
Selain itu, netizen juga mempertanyakan pernyataan polisi yang mengatakan Christiano tidak dalam keadaan mabuk atau negatif narkoba dan alkohol saat terjadi kecelakaan.
Warga media sosial pun semakin geram dengan kabar adanya pemberian uang dari pihak Christiano kepada keluarga Argo sekitar Rp1 miliar untuk pengobatan dan yang lainnya, namun uang itu disebut juga sebagai uang ‘sogokan’ agar kasus kecelakaan ini diselesaikan secara kekeluargaan.
Untuk menghentikan asumsi yang terus berkembang di publik, Abdullah yang merupakan anggota Komisi Penegakan Hukum DPR itu mendesak pihak kepolisian yang menangani kasus ini untuk memberikan klarifikasi.
“Dan polisi harus menjawab semua pertanyaan publik yang dianggap janggal,” ungkap Legislator dari Dapil Jawa Tengah VI tersebut.
Pria yang akrab disapa Mas Abduh itu juga meminta pihak kepolisian yang menangani kasus ini untuk menggandeng pihak lain, seperti Kompolnas dan Ombudsman. Menurutnya, hal ini diperlukan untuk menjawab keraguan publik terhadap penanganan kasus meninggalnya Argo.
“Ini demi memastikan bahwa penanganan kasus Argo yang ditabrak Christiano tidak diintervensi, dan prosedurnya sesuai dengan peraturan yang berlaku serta tidak ada perlakuan diskriminasi yang mengistimewakan pihak tertentu dalam penegakan hukum,” jelas Abduh.