MONITOR, Jakarta – Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kemenag tengah menyusun Grand Desain Penguatan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Swasta. Hal ini dibahas bersama dalam Rapat Koordinasi Program Penguatan PTKI Swasta di Jakarta, Rabu (7/5/2025).
Hadir, Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenag Helmi Nasaruddin Umar. Dia mengapresiasi upaya serius Diktis dalam merancang program untuk penguatan PTKI Swasta yang selama ini dinantikan masyarakat.
“Ini demi anak bangsa. Bayangkan betapa besar jumlah PTKI Swasta ini, ada 857. Ini bisa menampung mahasiswa yang tidak masuk PTKI Negeri yang jumlahnya hanya 59,” tutur Helmi Nasaruddin.
“Kita harus berterima kasih kepada unsur masyarakat yang mau membangun kampus-kampus dari dana pribadinya dan turut andil dalam mencerdaskan anak bangsa,” sambungnya.
Helmi mengaku dirinya telah berdiskusi dengan Menteri Agama, Nasaruddin Umar terkait inisiasi perancangan Grand Desain Penguatan PTKI Swasta. Menurutnya, langkah pertama yang dapat diambil adalah pemetaan sejumlah masalah di PTKI Swasta, terutama terkait peningkatan status Kelembagaan Koordinatorat Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (KOPERTAIS) menjadi Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Keagamaan (LLPTK).
“Secara Kelembagaan KOPERTAIS perlu ditingkatkan statusnya seperti LLDIKTI di Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi untuk dapat meningkatkan kapasitasnya dalam rangka menjalankan fungsi pengawasan, pengendalian dan pembinaan,” seburnya.
Selanjutnya, lanjut Helmi, PTKI Swasta juga harus terus bertransformasi, dengan tuntutan zaman. PTKI Swasta harus mampu berdaya saing untuk menjaga nilai-nilai keislaman, peningkatan kualitas akademik, perbaikan tata kelola, dan meningkatkan akreditasi unggul.
“Publikasi harus ditingkatkan. Pimpinan perguruan tinggi harus mengingatkan dosennya untuk terus mengurus sertifikasi dosen,” ungkapnya.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Suyitno menuturkan, pemetaan masalah PTKI Swasta harus segera dilakukan. Fakta di lapangan, dari 857 PTKI Swasta binaan Kementerian Agama, dengan berbagai keterbatasan yang dihadapi, ada juga sejumlah PTKI Swasta dengan kualitas yang baik. Ini buktibPTKI Swasta bisa saling bersinergi dan saling menguatkan satu sama lain.
“Ini harus segera dilakukan langkah-langkah penguatan PTKI Swasta base on data. Pertama, ini eranya big data. Orang tahu profiling kita dari data. Kalau teman-teman yang pasif tidak aktif di PD-Dikti atau di EMIS, saya jamin PTKI anda cepat atau lambat akan dilupakan orang. Karena orang melihat kita sekarang bukan face to face tetapi melihatnya dengan berbasis data,” tutur Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang ini.
Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Sahiron menegaskan komitmen Kemenag dalam penguatan PTKI Swasta. Menurutnya, ini sebagai bentuk kehadiran pemerintah dalam menjangkau seluruh kalangan, tak terkecuali civitas akademika PTKI Swasta.
“Berbicara penguatan PTKI Swasta, berbagai macam aspek harus kita perhatikan, bagaimana dosennya, bagaimana kurikulumnya, bagaimana sarprasnya, bagaimana mahasiswanya, bagaimana publikasinya. Macam-macam ini harus kita tingkatkan sedikit demi sedikit sesuai dengan PTKIS masing-masing,” tutur Sahiron.
Di antara berbagai poin peningkatan, Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini menyoroti masalah akreditasi Unggul PTKIS yang masih minim. Untuk itu, pihaknya mendorong dosen-dosen PTKI Swasta untuk meningkatkan gairahnya dalam peningkatan karir.
“Ini isu yang pertama bagaimana meningkatkan kualitasnya, dan termasuk juga peningkatan karirnya. Karena akreditasi ternyata kan nanti ditanya lektor kepalanya berapa, profesornya berapa, harus segera ditingkatkan jumlahnya untuk mendukung itu semua,” tandasnya.