MONITOR, Jakarta – Di tengah hijaunya sawah dan aroma dupa dari Pura Subak, Desa Keliki, yang terletak di Kecamatan Tegallalang, Gianyar, Bali, membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari desa kecil. Program Desa Energi Berdikari (DEB) oleh PT Pertamina (Persero) melalui subholding PT Pertamina Patra Niaga, Desa Keliki kini tidak hanya mandiri dalam energi, tetapi juga menjadi simbol harapan dan kemajuan bagi masyarakat desa di seluruh Indonesia.
PT Pertamina Patra Niaga telah menjalankan bentuk implementasi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) secara terintegrasi dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). TJSL Pertamina Patra Niaga dirancang untuk mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) serta menciptakan nilai tambah yang berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Dengan inisiasi program DEB oleh PT Pertamina Persero, PT Pertamina Patra Niaga turut mendukung transisi energi berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat desa.
Melalui DEB berbagai inisiatif energi bersih di desa-desa sasaran, mulai dari instalasi teknologi energi terbarukan hingga pelatihan dan edukasi masyarakat agar mampu mengelola sumber energi secara mandiri dan berkelanjutan.
PT Pertamina (Persero) melalui Subholding Commercial & Trading, PT Pertamina Patra Niaga menghadirkan solusi nyata dengan teknologi panel surya yang digunakan untuk mengoperasikan fasilitas penting di Desa Keliki, seperti tempat pengolahan sampah (TPS3R) dan pompa air irigasi di musim kemarau.
Menurut I Wayan Sumada, Ketua BUMDes Yowana Bakti sekaligus tokoh lokal, warga telah merasakan langsung manfaatnya. “Kami berhasil menghemat listrik hingga Rp 20 juta per tahun. Mesin pengolahan sampah dan pompa air kini juga bisa berjalan lebih efisien tanpa membebani biaya operasional. Tidak hanya itu, produksi padi organik juga meningkat 2 sampai 4 ton setiap panennya. Sehingga masyarakat bisa memanfatkan langsung hasil panen untuk dikonsumsi secara mandiri,” ujarnya.
Pengolahan sampah skala desa yang sebelumnya menjadi tantangan, kini berhasil juga diubah menjadi peluang ekonomi baru melalui produksi kompos organik untuk mendukung pertanian ramah lingkungan.
Wayan menambahkan bahwa sejak adanya program ini, kesadaran masyarakat terhadap lingkungan meningkat signifikan. “Dulu kami belum terlalu peduli soal pengelolaan sampah dan energi. Tapi sekarang kami merasa bangga bisa menjaga desa tetap lestari, termasuk untuk upacara adat kami di Pura Subak. Air bersih lebih mudah diakses dan listrik tidak menjadi beban,” lanjutnya.
Keunikan Desa Keliki ini turut memicu banyaknya kegiatan wisata atau kunjungan dari turis lokal maupun internasional. “Sekarang kami mendapatkan dampak ekonomi dari aktivitas wisata dari turis yang mengunjungi Desa Keliki. Kami berharap melalui daya tarik wisata ini dapat meningkatkan taraf hidup warga,” ungkap Wayan
Tak berhenti di situ, keberhasilan Desa Keliki dalam memadukan energi bersih dengan pelestarian tradisi menarik perhatian dunia. Pada 30 April 2025, media internasional dari Aljazair mengunjungi dan meliput langsung transformasi Desa Keliki. Mereka mengangkat kisah inspiratif ini sebagai bukti nyata bahwa energi terbarukan dapat menyatu dengan budaya lokal dan menciptakan dampak global.
“Desa Keliki sangat bersih dan terawat. Bisa menjadi rekomendasi destinasi yang menarik untuk dikunjungi,” ungkap Fethi Chafik Senior Jurnalis echoruk TV Algeria Aljazair.
Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari, menyambut hangat kunjungan tersebut. “Kami sangat mengapresiasi perhatian dari media internasional. Ini menunjukkan bahwa komitmen kami terhadap prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) serta dukungan terhadap Sustainable Development Goals (SDGs) mendapat pengakuan luas. Desa Keliki hanyalah satu dari sekian banyak desa yang menjadi bagian dari gerakan energi bersih Indonesia,” jelas Heppy.
Program Desa Energi Berdikari telah dijalankan secara nasional, menyentuh berbagai wilayah dari Sumatera hingga Papua. Sepanjang tahun 2024, program ini telah hadir di 24 desa, dan di tahun 2025 bertambah menjadi 27 desa, di antaranya dalam binaan FT Cikampek, FT Pare-pare, IT Palembang, AFT Ngurah Rai, dan termasuk IT Manggis.
“Setiap desa membawa cerita unik, tetapi tetap satu visi yaitu kemandirian energi yang berkelanjutan. Pertamina Patra Niaga berkomitmen terus memperluas jangkauan program ini ke desa-desa lainnya. Dengan kolaborasi aktif masyarakat, teknologi bersih, dan semangat gotong royong, masa depan energi Indonesia yang mandiri dan ramah lingkungan bukan sekadar harapan, tapi kenyataan yang terus tumbuh dari desa,” pungkas Heppy.