Minggu, 13 April, 2025

Prof Rokhmin beberkan Strategi Pembangunan Kabupaten Asahan dengan Pemanfaatan Agromaritim

Pembangunan Agromaritim yang berbasis Inovasi dan Keberpihakan pada Rakyat Membawa Kabupaten Asahan Maju

MONITOR, Asahan – Anggota Komisi IV DPR RI fraksi PDI Perjuangan Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS membeberkan sejumlah kekayaan alam yang dimiliki provinsi Sumatera Utara yang melimpah, termasuk sektor agromaritim, energi dan sumber daya mineral, serta pariwisata yang menjadi modal penting pembangunan daerahnya termasuk didalamnya wilayah Kabupaten Asahan.

Demikian disampaikan, Prof Rokhmin Dahuri saat hadir menjadi pembicara utama pada Focus Group Discussion (FGD) bertema “Strategi Pembangunan untuk Meningkatkan Daya Saing dan Pertumbuhan Ekonomi Inklusif Berkelanjutan Menuju Kabupaten Asahan yang Maju, Sejahtera, dan Mandiri”, di Kantor Bupati Asahan pada Sabtu, 12 April 2025.

“Sumut memiliki akses strategis ke Selat Malaka, yang merupakan jalur perdagangan utama dunia. Ini memberikan peluang besar untuk meningkatkan daya saing ekonomi daerah,” ujar Prof. Dahuri.

Prof. Rokhmin Dahuri menyatakan bahwa pembangunan agromaritim yang berbasis pada inovasi dan keberpihakan kepada masyarakat akan membawa Kabupaten Asahan menuju pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

- Advertisement -

“Dengan potensi besar yang dimiliki Kabupaten Asahan, saya yakin daerah ini bisa menjadi contoh pembangunan agromaritim yang maju dan sejahtera bagi Indonesia,” ujarnya.

Selain itu, jelasnya, Sumut didukung oleh infrastruktur dasar yang relatif lengkap, seperti pelabuhan, bandar udara, dan kawasan industri, termasuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, yang menjadi pusat pengembangan ekonomi regional.

Beliau juga menyoroti potensi sektor kelautan dan perikanan yang belum dimanfaatkan secara optimal. Sumut memiliki wilayah pengelolaan perikanan (WPP) dengan potensi sumber daya ikan mencapai 1.821.088 ton per tahun. Namun, hingga 2023, tingkat pemanfaatannya baru mencapai 20,4 persen. Potensi ini mencakup sumber daya ikan laut dan air tawar, termasuk yang berasal dari Danau Toba.

Prof. Rokhmin mendorong Pemprov Sumut untuk mempersiapkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dengan alokasi minimal 30 persen untuk kawasan hutan lindung dan 70 persen untuk kawasan pembangunan, seperti industri manufaktur, pertanian, perikanan, pariwisata, dan pemukiman.

Selain itu, Kolaborasi Pentahelix merupakan sebuah model kerja sama inovatif yang menghubungkan akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah, dan media untuk menciptakan ekosistem kerja sama berbasis kreativitas dan inovasi. Dengan kolaborasi ini, diharapkan Sumatera Utara dapat meningkatkan daya saing dan pertumbuhan ekonomi.

Ia juga menyarankan penerapan model kerja sama Pentahelix, yang melibatkan lima elemen kunci: Pemerintah, Akademisi, Bisnis, Komunitas, dan Media. “Kolaborasi ini akan menciptakan ekosistem yang mendukung inovasi dan pembangunan berkelanjutan,” tambahnya.

Dengan memanfaatkan potensi yang ada dan mendorong kolaborasi lintas sektor, Sumut dapat mencapai status sebagai provinsi yang maju, sejahtera, dan mandiri.

Kemudian, Prof. Rokhmin Dahuri mengajak seluruh elemen di Kabupaten Asahan untuk bersama-sama membangun dengan prinsip inklusivitas, keberlanjutan, dan keberpihakan pada rakyat kecil.

“Ini adalah kesempatan emas untuk membangun Asahan menjadi kabupaten yang maju, sejahtera, dan mandiri,” ucapnya.

Dalam pemaparannya, Guru Besar IPB University ini menjelaskan bahwa keberhasilan pembangunan suatu daerah sangat ditentukan oleh sinergi antara perencanaan yang tepat, kualitas sumber daya manusia, stabilitas politik, serta kepemimpinan yang visioner dan berintegritas.

Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) itu menjelaskan strategi pembangunan di Asahan perlu mengedepankan pendekatan inklusif, terutama dalam menciptakan lapangan kerja produktif dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat akar rumput.

Ia menegaskan, pengembangan sektor agromaritim, industri berbasis sumber daya lokal, serta peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan kerja harus menjadi prioritas. “Daerah dengan tingkat pengangguran tinggi akan sulit tumbuh secara berkelanjutan jika tidak ada transformasi ekonomi berbasis inovasi dan industri bernilai tambah,” jelasnya.

Meski menghadapi tantangan, Prof. Rokhmin Dahuri optimistis Asahan memiliki modal kuat untuk bangkit. Ia kembali menekankan pentingnya kepemimpinan yang visioner, kolaborasi antar pemangku kepentingan, serta penerapan strategi pembangunan holistik yang konsisten.

“Dengan perencanaan yang tepat dan komitmen bersama, saya yakin Asahan bisa keluar dari tekanan pengangguran dan kemiskinan, bahkan menjadi role model pembangunan daerah berbasis potensi lokal,” tegasnya.

Prof. Rokhmin Dahuri menawarkan pendekatan pembangunan berbasis blue economy, green economy, dan transformasi digital, disertai perbaikan tata kelola dan kepemimpinan yang visioner. Ia menekankan perlunya: Peta jalan pembangunan yang jelas dan berkelanjutan, SDM unggul dan berkualitas, Stabilitas politik dan hukum, Pemimpin yang kuat, cerdas, dan berintegritas

“Kabupaten Asahan memiliki semua modal dasar untuk maju. Tinggal bagaimana kita mengelolanya dengan strategi yang tepat dan kolaborasi yang kuat,” katanya.

Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2001-2004, memaparkan Blueprint Pembangunan Kabupaten Asahan sebagai bagian dari strategi daerah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing ekonomi.

Prof. Rokhmin Dahuri menjelaskan bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah bertujuan untuk mempercepat kesejahteraan masyarakat melalui: Peningkatan pelayanan publik, Pemberdayaan masyarakat (community empowerment), Peningkatan peran serta masyarakat, Peningkatan daya saing daerah. Hal ini dilakukan dengan berpegang pada prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, dan kekhasan daerah sesuai UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER